Ini Catatan Ahli untuk Penderita Penyakit Jantung Hingga Hipertensi Sebelum Nikmati Daging Kurban
Umumnya, tubuh bakal memberitahu jika sudah terlalu banyak mengonsumsi daging dari perasaan mual hingga muntah.
Umumnya, tubuh bakal memberitahu jika sudah terlalu banyak mengonsumsi daging dari perasaan mual hingga muntah.
-
Kenapa daging kurban bisa bahaya untuk kesehatan? Konsumsi daging kurban yang berlebihan tentunya akan berdampak pada kesehatan, seperti pusing dan mual atau bahkan berbagai macam penyakit degeneratif.
-
Siapa yang harus berhati-hati dalam makan daging kurban? 'Iduladha makan daging kambing tidak serta merta tekanan darah atau kolesterol naik, kecuali bila orang tersebut memang sebelumnya sudah kena penyakit tersebut. Jadi, yang harus berhati-hati adalah yang memang sudah punya penyakit,' ucap Ali.
-
Apa yang harus diperhatikan saat makan daging kurban? 'Daging yang berlemak jangan terlalu banyak dimakan karena kandungan lemak jenuh dan kolesterol yang umumnya lebih tinggi,' kata dia.
-
Kenapa kolesterol tinggi jadi ancaman di Idul Adha? Kolesterol menjadi salah satu hal yang menjadi ancaman di momen Hari Raya Idul Adha.
-
Bagaimana cara mengonsumsi daging kurban agar lebih sehat? Ali merekomendasikan saat mengonsumsi daging baik sapi atau kambing, kombinasikan dengan sayuran hijau sebagai pendamping yang baik. Sayuran hijau atau yang berdaun hijau biasanya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi sebagai antioksidan. Selain itu, memasak daging menggunakan rempah seperti cabai atau keluak bisa mengurangi dampak buruk lemak daging karena mengandung antioksidan.
-
Kenapa daging kambing bisa menyebabkan hipertensi? 'Adapun yang dapat meningkatkan risiko hipertensi adalah penambahan bumbu dalam daging yang dimasak yang tinggi natrium dengan takaran yang banyak,' ujarnya.
Ini Catatan Ahli untuk Penderita Penyakit Jantung Hingga Hipertensi Sebelum Nikmati Daging Kurban
Hari Raya Iduladha tentunya identik dengan dunia perdagingan. Suatu momen dimana pelbagai lapisan masyarakat bisa menikmati hewan kurban berupa kambing, domba, bahkan sapi.
Hanya saja, di momen yang hanya datang setahun sekali ini tidak jarang banyak orang suka kalap konsumsi daging hewan kurban. Alhasil mereka acap kali mengeluhkan efek samping yang dikarenakan makan-makanan hewani itu.
Ahli Gizi, Ati Nirwanawati mengungkapkan, sejati semua orang sah-sah saja mengonsumsi daging hewan kurban dengan catatan ada tarafnya dalam porsi makan. Bahkan termasuk orang yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, jantung, diabetes dan lain sebagainya.
"Kan kita makan 3 kali sehari, nah setiap makan itu saya sarankan untuk konsumsi makan seimbang. Makanan seimbang itu terdiri dari karbohidrat, protein hewani, nabati, sayur, buah. Otomatis setiap kita makan memerlukan protein hewani, kira-kira beratnya 50-75 gram sekali makan," ujat Ati saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/6).
Kandungan protein memang tidak selalu melulu pada daging hewan saja. Beberapa makanan yang memiliki protein seperti pada telur atau daging ayam juga jadi alternatif lain.
Ati menerangkan, manfaat mengonsumsi daging hewan untuk memenuhi kebutuhan protein yang sangat diperlukan. Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan sel dan memperkuat pertahanan tubuh
Hanya saja dalam momen Iduladha, acap kali orang-orang salah kaprah dimana memakan daging hewan kurban dianggap sebagai pantangan.
Padahal yang jadi masalah adalah mengonsumsi daging secara terus menerus. Sehingga mengabaikan makan-makanan yang berimbang.
"Kadang-kadang mereka suka salah kaprah, 'ini enggak boleh..enggak boleh'. Padahal saya sebagai ahli gizi menyarankan kalau setipa kali makan, Manusia harus makan-makan yang seimbang, porsinya yang perlu dipertimbangkan," imbuhnya.
"Jadi maksud penyeimbang itu harus sayur, nah jenis sayur macem-macem, ada timun, acar. Acar itu kan sudah lengkap, ada timun, nanas, cabe, bawang. Itu juga merupakan sayur konsumsi berbarengan dengan sate dan gulai itu sudah cukup," jelas Ati.
Mengonsumsi daging memang perlu, bahkan disarankan. Namun, Ati mengingatkan,bila sudah makan daging secara berlebih, tentu tubuh juga akan memberikan sinyal agar berhenti. Umumnya, tubuh bakal memberitahu dari perasaan mual hingga muntah.
"Tubuh itu otomatis kok, Allah membuat tubuh itu sangat bagus sekali. Kalau dia sudah melebihi kebutuhan kita biasanya pusing, mual, enek otomatis kadang-kadang muntah," tutupnya.