Ini jawaban 5 anak SD hadapi soal yang heboh di Facebook
Merdeka.com - Kemarin di media sosial Facebook mendadak heboh dengan postingan soal pelajaran matematika anak SD. Sang kakak yang mengajarkan adiknya menjawab tidak terima, dari 10 soal hanya mendapat nilai 20.
Melalui akun Facebooknya, Muhammad Erfas Maulana menceritakan duduk persoalan PR tersebut. Sang adik yang duduk di kelas II tidak mengerti sehingga meminta bantuannya. Dia merasa guru adiknya telah keliru dan berkeyakinan bahwa dirinya sudah benar mengajari PR adiknya.
"Suatu malam adek saya kelas 2 SD mendapat PR dari gurunya, soal 4+4+4+4+4+4 = x =
-
Bagaimana cara anak kidal menyelesaikan soal matematika? Misalnya, siswa kidal lebih baik dalam mengaitkan fungsi matematika dengan sekumpulan data.
-
Apa yang harus dilakukan ketika anak belajar matematika? Tetap Tenang Ketika Anda membantu anak belajar matematika, pastikan Anda tetap tenang. Anak bisa merasakan apakah Anda merasa cemas atau tidak nyaman dengan mata pelajaran tersebut. Hindari menurunkan ketakutan atau kebingungan terhadap matematika pada buah hati. Jadilah panutan matematika yang santai dan berikan mereka contoh positif.
-
Apa masalah PR matematika bagi murid dan orang tua? Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain pekerjaan rumah yang terlalu sulit – bahkan dengan bantuan orang tua – serta pekerjaan yang menunda waktu tidur, melewati waktu bersama keluarga, dan menyebabkan perasaan tidak mampu dan frustrasi.
-
Bagaimana cara anak SD di cerita ini menjawab pertanyaan guru? Agung : Bu Guru bertanya siapa yang kentut dan Agung jawab, saya Bu Guruuu…
-
Siapa yang punya anak cerdas? Menjadi orangtua tentunya menginginkan anak yang cerdas dan memiliki potensi besar.
-
Apa ciri anak cerdas? Anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggi biasanya akan banyak mengajukan pertanyaan. Mereka tidak hanya merasa puas dengan jawaban yang sederhana, tetapi juga berusaha untuk menggali informasi lebih dalam.
karena adek saya belom paham maksud dari soal tersebut, akhirnya adek saya bertanya kepada saya," tulis Erfas dalam akunnya, 18 September lalu.
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro itu dengan mudah mengajarkan adiknya. Dia pun percaya diri sang adik akan mendapat nilai maksimal karena semua soal dikerjakan dengan teliti.
"Mulai lah saya mengajarkan adek saya cara perkalian yang menurut saya lebih mudah dipahami oleh anak kelas 2 SD, 4+4+4+4+4+4 = 4 x 6 = 24, dengan alasan empatnya ada enam kali. Saat itu saya tidak berpikir posisi angka 4 dan 6, toh hasilnya sama saja, toh soalnya "=....x....="."
Betapa terkejutnya Erfas ketika malam berikutnya, sang adik bilang jika PRnya kemarin hanya dapat nilai 20. "Sontak saya kaget karena saya yakin jawaban adek saya benar semua," tuturnya.
"Saya lihat kembali pekerjaannya. Ternyata yang membuat dia disalahkan adalah karena posisi angka 4 dan 6 terbalik. jawaban yang benar cuma 8x8 dan 4x4, mau dibolak-balik pun sama aja. Saya yakin kalo salah satu angka di soal 8x8 dan 4x4 diganti, adek saya bakal dapat nilai 0. hehehe," jelasnya.
Soal ini pun lantas mendadak diperdebatkan beberapa guru dan pakar matematika. Namun hasilnya, menurut mereka soal itu masalahnya hanya perbedaan dua sudut pandang, yakni konsep dan konteks. Secara garis besar dapat dipahami pengertian konsep berkaitan terkait sesuatu yang abstrak. Namun secara ilmu matematika, konteks menjadi hal yang jauh lebih penting.
Dosen matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Rizky Rosjanuardi menjelaskan pokok permasalahan dengan dua sudut pandang, antara konsep dan konteks. Secara garis besar dapat dipahami pengertian konsep berkaitan terkait sesuatu yang abstrak. Namun secara ilmu matematika, konteks menjadi hal yang jauh lebih penting.
Dia mencontohkan 4 X 6 dengan soal cerita. Secara konsep diartikan bahwa ada empat orang membawa enam kantong kresek, hal tersebut berbeda dengan konteks yang diartikan bahwa ada enam orang membawa empat kantong plastik.
"Bahwa secara konsep, 6 kali 4 bisa berbeda, tetapi matematika tidak selamanya dikatakan konsep 6 kali 4 bisa berbeda. Itu mengapa terjadi, karena matematika dipaksakan konseptual," kata Rizky saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (22/9).
Menurutnya, permasalahan perbedaan tempat antara 4 dan 6 di soal siswa kelas 2 SD bukan hal yang urgen. Menjadi serius ketika guru memberikan pemahaman kontekstual terhadap konsep matematika anak SD. "Karena siswa berpikir konseptual," lanjutnya.
Nah, kali ini merdeka.com mencoba meminta beberapa anak SD lainnya untuk mengerjakan soal yang sama dengan adik Erfas tersebut. Bagaimana hasilnya?
Nizar
Nizar, siswa kelas IV SDN Tebet Barat 01 Pagi, Jakarta Selatan menjawab 10 soal yang sama dengan adik Erfas. Jika menurut teori guru matematika guru adik Erfas, Nizar hanya menjawab benar 6 soal saja.
Rangga
Rangga, siswa kelas II SDN Cempaka Jakarta Timur menjawab 10 soal sama dengan adik Erfas yang diketahui juga kelas II SD. Rangga menjawab benar 7 soal.
Nabil
Nabil, siswa kelas V SD Al-Azhar Jakapermai Bekasi, juga menjawab soal yang sama dengan adik Erfas. Jika menurut teori guru matematika guru adik Erfas, Nabil menjawab keseluruhan soal dengan benar.
Khafi
Khafi, siswa kelas II SDN Pondok Kelapa 06 Pagi, Jakarta Timur, menjawab soal sama dengan adik Erfas yang diketahui juga kelas II SD. Khafi menjawab benar 7 soal.
Reza
Reza, siswa kelas IV SDN Tebet Barat 01 Pagi, Jakarta Timur, menjawab soal yang sama dengan adik Erfas. Hasilnya Reza hanya menjawab benar 7 soal.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bikin takjub warganet, anak berusia 10 tahun ini hafal 16 juzz Al-Qur'an.
Baca SelengkapnyaApa jadinya jika siswi kelas 9 tak mampu menjawab pertanyaan seputar penjumlahan dan perkalian?
Baca SelengkapnyaBudi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memberikan pertanyaan matematika kepada anak-anak di Papua
Baca SelengkapnyaSang guru tampak sangat gembira melihat antusiasme murid-muridnya.
Baca SelengkapnyaTeka-teki ini juga bisa dijadikan salah satu cara melatih pemikiran kritis anak Anda yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Baca SelengkapnyaUssy Sulistiawaty dan Andhika Pratama sedang sangat bangga kepada anak keempat mereka, Sheva. Si kecil yang baru duduk di bangku kelas 1 SD itu
Baca SelengkapnyaBocah SD ini mampu mengibarkan bendera merah putih saat upacara. Baru latihan Senin pagi, satu jam sebelum upacara dimulai.
Baca SelengkapnyaKeduanya siswa itu merupakan didikan Prof Yohanes Surya
Baca SelengkapnyaTak diduga ia membawa lauk makan yang membuat teman-teman hingga gurunya bereaksi. Merekan mengutarakan tanggapan yang nyelekit.
Baca SelengkapnyaAksinya ini pun mencuri perhatian para dosen dan mahasiswa karena anak seusianya sudah bisa menguasai materi kalkulus yang dinilai sulit.
Baca Selengkapnya