Penelitian Ungkap PR Matematika Justru Buat Murid dan Orangtua Jadi Frustasi
Riset ini menyimpulkan bahwa pemberian pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa dianggap kurang tepat.
Riset ini menyimpulkan bahwa pemberian pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa dianggap kurang tepat.
Menurut sebuah penelitian baru, memberikan pekerjaan rumah (PR) matematika kepada siswa kadang-kadang bisa lebih merugikan daripada menguntungkan – terutama ketika tugas-tugas dalam pekerjaan tersebut terlalu rumit untuk diselesaikan anak-anak bahkan dengan bantuan orang tua mereka.
Para peneliti, dari Universitas South Australia dan Universitas St Francis Xavier di Kanada, mewawancarai delapan keluarga Kanada, mengajukan pertanyaan tentang pengalaman mereka mengerjakan pekerjaan rumah matematika dan dampaknya terhadap keluarga.
Semua keluarga memiliki anak di kelas 3, biasanya berusia 8 atau 9 tahun, usia ketika tes matematika standar pertama kali diperkenalkan di wilayah tempat survei dilakukan. Secara keseluruhan, matematika dibicarakan sebagai mata pelajaran yang tidak disukai, dan memerlukan terlalu banyak kerja ekstra.
Lisa O'Keeffe, dosen senior pendidikan matematika di University of South Australia dikutip dari Science Alert, Selasa (16/4).
“Tetapi ketika tugas tersebut terlalu rumit untuk diselesaikan oleh seorang siswa bahkan dengan dukungan orang tua, hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa tugas tersebut ditetapkan sebagai tugas pekerjaan rumah,” jelas dia.
Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain pekerjaan rumah yang terlalu sulit – bahkan dengan bantuan orang tua – serta pekerjaan yang menunda waktu tidur, melewati waktu bersama keluarga, dan menyebabkan perasaan tidak mampu dan frustrasi.
Seperti halnya banyak mata pelajaran, pendekatan pengajaran dan pembelajaran matematika dapat berubah seiring berjalannya waktu.
Para orang tua yang, ketika masih anak-anak, telah diajari cara mengatasi masalah dengan cara yang berbeda dari anak-anak mereka adalah rasa frustrasi lain yang dicatat oleh para peneliti.
Meskipun studi ini menggunakan sampel kecil, para peneliti mengatakan temuannya sesuai dengan narasi umum dalam dunia pendidikan.
Mereka ingin melihat lebih banyak hal dilakukan untuk memastikan pekerjaan rumah matematika diatur dengan cara yang tepat, dan hal ini tidak membuat anak-anak berhenti mempelajari mata pelajaran tersebut pada usia dini.
Matematikan dikenal dalam berbagai peradaban seperti Romawi, Yunani, Mesir, China, dan Babilonia.
Baca SelengkapnyaSebuah tim peneliti dari Universitas Granada (UGR) telah menunjukkan hasil risetnya.
Baca SelengkapnyaBerolahraga selama 11 menit setiap harinya secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian dini serta membantu mencegah
Baca SelengkapnyaSeorang ibu di Tiongkok terkena serangan jantung dan stroke saat menemani putranya belajar. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaBelajar terus-menerus sepanjang hayat memiliki berbagai dampak positif yang tidak bisa dikesampingkan pada kesehatan otak.
Baca SelengkapnyaStudi terkini menunjukkan orang lebih menyukai menjadi pekerja lepas ketimbang sebagai pekerja formal.
Baca SelengkapnyaPunahnya penduduk lokal ini terjadi pada Zaman Batu, sekitar 8.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBeberapa orang menganggap bahwa memasak adalah cara yang baik untuk menenangkan diri, terutama saat merasakan stres.
Baca SelengkapnyaSaat proses membuat kopi, terdapat beragam penerapan ilmu pengetahuan alam di dalamnya.
Baca Selengkapnya