Inisiator Lapor Covid-19: Penanganan Wabah Tak Bisa Diatasi di Level Individu
Merdeka.com - Inisiator Lapor Covid-19, Ahmad Arif menyatakan bahwa penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah masih belum optimal. Dia mengkhawatirkan kebijakan diambil pemerintah membuat tsunami Covid-19 yang menimpa India terjadi di Indonesia.
"Jika situasi ini dibiarkan kami khawatir bahwa tragedi kematian massal di India bukan tidak mungkin terjadi di Indonesia. Sejarah juga mencatat dalam pandemi flu Spanyol 1918, India dan Indonesia ini termasuk negara dengan korban yang sama-sama banyak. Dari 50 juta korban, India kehilangan 10-20 juta saat itu. Di Indonesia di Jawa dan Madura saja kehilangan 4,2 jutaan," kata Ahmad Arif dalam sebuah diskusi daring pada Minggu (20/6).
Ahmad Arif mengingatkan bahwa sejarah tersebut bisa saja terulang di Tanah Air. Apalagi jika kebijakan pemerintah, ditambah ketaatan masyarakat masih kurang serius untuk memerangi pandemi.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana polisi dapat berkontribusi dalam penanganan Covid-19? Operasi Aman Nusa II menjadi studi kasus utama yang memperlihatkan bagaimana kepolisian, dengan sumber daya dan kapasitasnya, dapat berkontribusi signifikan terhadap penanganan krisis kesehatan publik.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
"Seperti kita ketahui wabah itu tidak mungkin diatasi di level individu. Karena prokes setiap orang tentu saja penting, tetapi selama penularan terjadi seperti sekarang ini celah terpapar sangat tinggi sekali. Kita sudah disiplin, orang lain abai risiko juga bakal kena sendiri," tegasnya.
Untuk itu Ahmad Arif mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar serius dan mengedepankan keselamatan masyarakat dalam menangani pandemi ini.
"Jadi meminta dengan hormat kepada Presiden Jokowi dan para kepala daerah di seluruh Indonesia agar memimpin penanganan pandemi dengan memprioritaskan keselamatan dan kesehatan masyarakat dengan prinsip-prinsip equity at all cost," ujar dia.
Dia juga menginginkan pemerintah untuk mampu mengkoordinasikan daerah supaya bisa mengintensifkan 3T serta mendisiplinkan penerapan 3 M dan vaksinasi menyeluruh kepada masyarakat.
"Akhirnya saya hanya berharap suara dari para tokoh yang diundang di sini bisa didengar dan dijalankan. Karena Undang-Undang Dasar negara kita telah mengamanatkan perlindungan terhadap semua warga negara Indonesia tanpa pilih kasih," pungkasnya.
Indonesia Masih di Gelombang Pertama Pandemi
Indonesia sudah kurang lebih 1,5 tahun diterpa Pandemi Covid-19. Pakar Epidemiologi dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menyebut, selama kurun waktu tersebut hingga saat ini Indonesia masih berada dalam gelombang pertama pandemi. Hal itu didasarkan sejumlah sebab. Salah satunya menyangkut angka kematian yang masih di atas 5 persen.
"Sesungguhnya kita masih di gelombang pertama. Karena indikator positivity rate kita masih di atas 10 persen, mortality rate masih di atas 5 persen, dan jaga incidence rate (temuan kasus harian) yang masih di angka ribuan, bahkan puluhan ribu di atas 10 ribu. Jadi semua indikator menunjukkan kita masih di gelombang pertama," tegas Hermawan dalam sebuah diskusi daring pada Minggu (20/6).
Dengan paparan fakta sejumlah indikator tersebut, menurut Hermawan pandemi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata terkendali. Bahkan di gelombang pertama ini pandemi di Indonesia masih belum menemukan puncak kasus.
"Mudah-mudahan kita masih bisa menemukan puncak kasus. Karena sejujurnya sekarang kita belum pada puncak kasus juga, lereng tanjakan masih jauh ibarat bukit dan kurva normal lereng itu masih panjang dan garis pantai masih jauh," ujar dia.
Hermawan berharap agar kebijakan penanganan pandemi lebih dioptimalkan agar tak membuat pemerintah kewalahan ke depannya. Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah melakukan lockdown.
“Kalau memang mau memutus mata rantai Covid, negara mayoritas yang sudah melewati puncak kasus itu menggunakan optimum social restriction. Kalau bahasa pasarnya lockdown kira-kira begitu," pungkasnya.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com (mdk/gil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaDi tengah ketidakpastian ini, kebijakan di Indonesia harus lebih cepat.
Baca SelengkapnyaDana yang disalurkan Pandemic Fund digunakan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons menghadapi pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaCalon Gubernur Jakarta Dharma Pongrekun berapi-api saat menjelaskan badai pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaPolusi di Jakarta makin parah dan ini masih menjadi PR pemerintah.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo menanyakan soal dana triliunan rupiah yang diberikan untuk Pemprov DKI Jakarta guna menangani polusi di Jakarta
Baca SelengkapnyaSaat itu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaAHY mengatakan proyek IKN jangan selamanya dijadikan patokan untuk menampilkan sebuah warisan pemerintahan Jokowi
Baca Selengkapnya