Jabal Uhud, Saksi Bisu Perjuangan Kaum Muslim Melawan Tentara Quraisy
Mengenang perjuangan umat islam melawan tentara Quraisy di Jabal Uhud.
Mengenang perjuangan umat islam melawan tentara Quraisy di Jabal Uhud.
Jabal Uhud, Saksi Bisu Perjuangan Kaum Muslim Melawan Tentara Quraisy
Jabal Uhud, Saksi Bisu Perjuangan Kaum Muslim Melawan Tentara Quraisy
Air mata Yuyun Waria Cardi pecah sejak bus yang membawanya dari hotel di dekat Masjid Nabawi tiba di Kawasan Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi.
Jemaah Asal Embarkasi Kertajati (Bandung) ini tak henti menangis setibanya di jabal Ruhmat yang menjadi lokasi berdiri tentara pemanah Rosulullah.
"Begitu turun bus langsung menangis sampai ke sini sampai enggak bisa berhenti nangis. Sampai enggak bisa ngomong. Bahagia banget ya Allah, baru pertama kali menginjakkan kaki ke tanah suci,"
ujar kata Yuyun di Kawasan Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, ditulis Sabtu (18/5).
Tangisan tersebut ungkapan haru karena bisa datang ke lokasi yang selama ini hanya bisa mendengar kisahnya saja.
Jabal Uhud merupakan salah satu lokasi ziarah yang selalu didatangi jemaah haji maupun jemaah umrah asal Indonesia.
Di lokasi ini, para jemaah diajak untuk mengenang peristiwa sejarah peperangan antara bala tentara Rasulullah melawan kaum Quraisy.
Selain itu, ada juga makam sahabat Rasulullah yakni Abdullah bin Jubair, dan Ibnu Al Walid serta paman Rasulullah Hamzah Bin Abdul Muthalib.
Untuk bisa tiba di Tanah Suci, Yuyun mengaku telah menanti selama 11 tahun. Dia pun berdoa agar saudara-saudara di Indonesia bisa sampai ke tempat yang sama.
"Yang belum ke sini semoga cepat menyusul. Saudara-saudara kita yang di Indonesia bisa menyusul ke sini ke tanah suci Madinah dan Makkah untuk bisa haji dan umroh," ungkap Yuyun.
Berdasarkan pantauan Media Center Haji pada Jumat (17/5) terlihat kedatangan jemaah Indonesia dari beberapa kloter.
Mereka didampingi pembimbing ibadah haji dan ketua rombongan. Salah satunya rombongan jemaah dari Kabupaten Subang, Jawa Barat.
merdeka.com
Jemaah haji asal Kabupaten Subang, Jawa Barat Rohmat Buchori mengatakan, peristiwa perang Uhud menjadi salah satu saksi sejarah peradaban islam di dunia.
Jemaah yang juga keseharian berprofesi sebagai pendakwah itu mengatakan pasukan islam yang dipimpin Rosulullah SAW bersama pasukan tim pemanah di Jabal Ruhmat hampir menghancurkan pasukan tentara Kafir Quraisy dalam perang Uhud.
"Waktu itu kafir Quraisy lunggang langgang oleh pasukan pemanah Rasulullah. Walaupun kemudian terjadi pembangkangan terhadap Rasulullah," kata Rohmat.
"Padahal beliau menyampaikan kepada umat untuk tidak turun. Ketika mereka tergoda dengan mundurnya pasukan kafir Quraisy, dan akhirnya terjadi serangan balik dari kafir Quraisy. Waktu itu, kaum muslimin mengalami kekalahan,"
sambung Rohmat.
Bahkan, paman Rosulullah SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib mati syahid karena dipanah tentara Quraisy.
Tak hanya itu, dada Hamzah dibelah oleh perempuan yang sangat benci dengan Abdul Muthalib. Kemudian jantungnya dimakan oleh Hindun seorang perempuan yang sangat benci Rasulullah dan Hamzah.
"Pelajaran penting yang bisa diambil bahwa perjuangan Rasulullah SAW sangat luar biasa. Alhamdulillah, umat Islam bisa memenangkan syiar islam di Madinah," kata Rohmat.
Kepala Seksi Bimbad PHD Embarkasi Kertajati Ajhari mengatakan Jabal Uhud menjadi lokasi pertama yang dikunjungi rombongan.
Tujuan ziarah ke makan sahabat dan paman Rasululah tentu menguatkan para jemaah untuk mentauladani perjuangan Rasulullah dalam menyiarkan ajaran islam.
"Uhud adalah salah satu bukti sejarah yang menampilkan perjuangan Rasulullah SAW menyebarkan ajaran islam. Ketiga, memberikan motivasi kepada jemaah, bahwa islam adalah agama yang di ridhoi oleh Allah SWT sebagai tuntunan kehidupan,"
ujar Ajhari.
Tujuan ziarah ke makan sahabat dan paman Rasululah tentu menguatkan para jemaah untuk mentauladani perjuangan Rasulullah dalam menyiarkan ajaran islam.
Ziarah ini juga mengingatkan semua manusia harus mengetahui keberadaan Uhud.
Diharapkan lokasi bersejarah ini bisa menjadi pengingat agar jemaah tetap bersemangat untuk istiqomah dalam menjalankan ibadah dan berbagai kebaikan.
"Perlunya religi ke tempat-tempat seperti ini agar mereka lebih bersemangat, istiqomah, dalam memahami ajaran agamanya. Siapapun dia, harus mengenal sejarah agamanya,"
kata Ajhari.