Jelang Pemilu 2024, PPGI Cetak 1,2 Miliar Surat Suara
PPGI merupakan asosiasi perusahaan percetakan yang akan mencetak surat suara pada pemilu 2024.
Pilpres akan digelar 14 Februari 2024
Jelang Pemilu 2024, PPGI Cetak 1,2 Miliar Surat Suara
Menyambut Pemilu 2024, Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) siap mencetak surat suara yang akan digunakan pada pemungutan suara 14 Februari 2024 mendatang. Total surat suara yang akan dicetak sebanyak 1,2 miliar dengan masa pengerjaan 50 hari.Ketua Umum PPGI, Ahmad Mughira Nurhani mengatakan tahapan pencetakan tengah dikebut. Mengingat masa kampanye sampai hari H Pemilu 2024 hanya berlangsung selama 75 hari. Namun saat ini pihaknya masih menunggu daftar calon tetap (DCT) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Tinggal caleg-calegnya saja yang mau koreksi, nambahin namanya dan gelarnya yang kurang."
Kata ketum PPGI usai Pameran Industri Grafika di Kompleks PRPP Semarang, Jawa Tengah, Jumat (24/11).
Mughira mengatakan pengumuman lelang pencetak surat suara sudah dilakukan. Saat ini hanya tinggal menunggu waktu pencetakan saja.
"Kalau sudah diumumkan tinggal langsung dicetak," ujar Mughira.
Ketum PPGI mengatakan, proses pencetakan surat suara paling banyak dikerjakan di wilayah Jawa. Mengingat di pulau ini yang paling banyak pemilihnya. Nantinya pada saat pencoblosan bakal ada 6 lembar surat suara yang digunakan oleh setiap pemilih.
"Sebagian besar pencetakan surat suara dikerjakan di wilayah Jawa Tengah. Jumlahnya saya tidak hapal. Yang pasti Jateng, Jatim, Jabar itu sangat besar," kata Mughira.
Usai surat suara pemilu dicetak akan langsung didistribusikan ke masing-masing kabupaten/kota. Pendistribusiannya akan dikerjakan perusahaan logistik yang telah menang tender KPU RI.
"Jadi distribusi dilakukan perusahaan logistik yang sudah ditunjuk oleh KPU," kata dia.
Sebagai informasi, PPGI merupakan asosiasi perusahaan percetakan yang akan mencetak surat suara pada pemilu 2024. Saat ini, PPGI punya 500 anggota perusahaan percetakan se-Indonesia. Jumlah anggota PPGI berkurang drastis karena terpengaruh arus digitalisasi yang pesat.