Jenderal Maruli Diskusi dengan Jokowi soal Papua, Singgung Perang Gerilya Rebut Hati Rakyat
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua.
Menurutnya, TNI Indonesia termasuk hebat dalam perang gerilya.
Jenderal Maruli Diskusi dengan Jokowi soal Papua, Singgung Perang Gerilya Rebut Hati Rakyat
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sudah bicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai situasi di Papua. Merurutnya, persoalan di Papua bukan pekerjaan rumah bagi TNI saja.
"Beberapa hari lalu juga anggota saya ada yang gugur juga, jadi sebenarnya saya sedang banyak menegokan, kebetulan sempet bicara dengan bapak presiden bahwa pekerjaan untuk khususnya di Papua itu, itu bukan pekerjaan TNI AD saja atau TNI pada umumnya, itu semua stakeholder harus bisa bekerja bersama di sana,"
kata Maruli di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11).
Mantan Pangkostrad ini lalu berbicara tentang perang gerilya. Menurutnya, TNI Indonesia termasuk hebat dalam perang gerilya.
"Jadi sebetulnya di dunia ini yang sudah membuat pembelajaran tentang lawan gerilya itu Indonesia termasuk hebat, tapi hal-hal tersebut mungkin sedikit terlupakan dengan perkembangan zaman dan sebagainya," tambah Maruli.
"Intinya dari perang gerilya adalah merebut hati rakyat. Jadi ini yang memang harus kita tingkatkan terus khususnya di Papua," lanjutnya.
Jenazah anggota Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad itu sudah dievakuasi ke kampung halaman masing-masing di Jawa Barat dan Jawa Tengah, pada Senin (27/11) kemarin.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan, empat prajurit gugur itu bakal mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB).
Kronologi Penembakan
Panglima mengatakan, kronologi penyerangan KKB itu berawal ketika anggota Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad memburu anggota KKB yang membunuh masyarakat di daerah Paro. Baku tembak antara KKB dan prajurit TNI tak dibisa dihindari.
Empat prajurit TNI meregang nyawa dalam insiden tersebut. "Itu pengejaran kemarin yang OPM membunuh masyarakat yang ada di Paro itu," kata Agus.
Empat korban adalah Praka YL, Praka DB, Pratu MF, dan Prada D. Panglima menyebutkan empat prajurit yang gugur telah mendapatkan santunan sesuai hak dan dalam proses pemakaman.