Jerit Korban Gempa Malang: Semoga Dapat Bantuan, Kalau Tidak Berat Buat Kami
Merdeka.com - Sejumlah warga Tulungagung yang bangunan rumahnya rusak terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,1 berpusat di Malang, Jawa Timur berharap mendapat bantuan dari pemerintah.
"Semoga dapat (bantuan). Kalau tidak, ini berat buat kami (untuk membangun kembali)," kata Ahmad Rodai (35), warga Desa Bethak, Kecamatan Kalidawir yang rumahnya rusak parah di bagian dapur, dikutip dari Antara, Sabtu (10/4).
Rodai sendiri terlihat pasrah, demikian halnya dengan sang ibu, Suyati (70). Mereka biarkan barang-barang yang tertimbun reruntuhan tetap berserak.
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
-
Apa itu SalingJaga Ibu Berdaya? 'SalingJaga Ibu Berdaya adalah rangkaian workshop keuangan yang dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia, yakni: Surabaya, Jakarta, dan yang akan datang ada di Bandung, Yogyakarta, dan Semarang,' ujar Fania.
-
Bagaimana SalingJaga Ibu Berdaya membantu ibu? Terlepas dari itu, bersama content creator sekaligus momfluencer Dwi Handayani dan Dhannisa Cho, serta dipandu oleh psychotherapist dari Sanggar Jiwa Tumbuh, para ibu diajak untuk melakukan body psychotherapy, social dreaming, dan support circle sebagai proses menjaga kesehatan mental serta memproses berbagai emosi yang muncul dalam perjalanan menjadi seorang ibu.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
Evakuasi kecil sempat dilakukan, namun Rodai segera keluar dari reruntuhan karena takut konstruksi yang sudah porak-poranda kembali runtuh.
Dia juga takut gempa susulan terjadi lagi. "Saya sedang makan saat gempa mulai terjadi," tuturnya.
Rodai selamat karena insting membawanya untuk segera berlari keluar rumah. Ibunya yang ada di dapur dia bawa keluar pula, sebelum atap sebagian rumahnya yang memang sudah tua ambruk.
Tak jauh dari rumah Rodai, satu rumah lainnya milik pasangan Nurudin (75) dan Rusmiati (64) juga rusak parah di bagian ruang tamu dan kamar utama.
Mashudi (41), anak Nurudin yang juga aktivis GP Ansor yang merasakan gempa sontak lari keluar. Pertama yang dia lakukan adalah membawa ibunya keluar dari dapur, lalu ia mengevakuasi ayahnya yang sudah renta, menuju masjid desa.
Dan benar saja, begitu sampai luar rumah, atap bangunan rumahnya runtuh berdebum menimpa lantai.
Petugas dari desa dan sejumlah relawan sudah melakukan pendataan. Hasilnya akan dikoordinasikan dengan satuan kerja terkait.
"Kerugian kami mungkin lebih dari Rp50 juta. Semoga ada uluran tangan dari pemerintah," tutur Mashudi.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BPBD Tulungagung Suroto menyatakan, pihaknya belum bisa memastikan bentuk dan besaran bantuan yang direkomendasikan.
"Besok kami akan lakukan pemeriksaan kondisi lapangan. Saya kira bantuannya nanti menyesuaikan, tapi untuk yang sudah ringan rasanya cukup diatasi secara gotong-royong," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Uang yang terbakar didapat dari hasil arisan pedagang Pasar Klewer.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak yang berpelukan dengan ibunya saat gempa Barang.
Baca SelengkapnyaIbunda Ferry Maryadi meninggal di usia 79 tahun, ini potret pemakamannya
Baca Selengkapnya