Kang Emil Diminta 'Gas Rem' dalam Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Jabar
Merdeka.com - Sebanyak 217 orang telah meninggal dunia di Jawa Barat akibat virus Corona. Jumlah pasien terkonfirmasi positif bahkan hampir menembus angka 7 ribu, tepatnya di angka 6.995. Data tersebut merupakan data per 6 Agustus 2020.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengimplementasikan apa yang menjadi arahan dari Presiden Joko Widodo tentang pentingnya memainkan 'gas dan rem' dalam penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi.
Mengingat bahwa 20 persen pendapatan negara berasal dari sektor industri yang ada di Jawa Barat, Doni menegaskan bahwa hal itu penting dilakukan. Di sisi lain, roda penggerak di sektor industri tersebut juga melibatkan peran serta masyarakat, yang mana sebagian besarnya warga Jawa Barat.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
-
Kenapa Jawa Tengah jadi daerah tujuan mudik terbanyak? Lima daerah destinasi mudik tertinggi pada Lebaran 2023 adalah: Jawa Tengah (32,75 juta orang), Jawa Timur (24,6 juta orang), Jawa Barat (20,72 juta orang), Jabodetabek (8,07 juta orang), dan Yogyakarta (5,9 juta orang).
-
Dimana pemukiman padat di Jakarta Barat? Pemukiman di daerah Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk ini misalnya.
-
Siapa yang diprediksi akan menggantikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak? Dengan proyeksi jumlah penduduk Indonesia tahun 2045 sebanyak 342 juta jiwa, maka posisi Indonesia bisa terancam digantikan oleh Nigeria dan Pakistan.
-
Bagaimana Ujung Kulon Janggan menjadi ramai? Awalnya, Ujung Kulon Janggan jarang dikenal dan sepi pengunjung. Namun, setelah dilakukan renovasi massal oleh warga setempat, wisata ini mulai ramai dikunjungi wisatawan.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
“Kalau daerahnya risikonya rendah, maka gasnya bisa ditekan. Tapi kalau seandainya tingkat ancamannya meningkat, remnya yang ditekan,” ujar Doni dalam Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Gedung Negara Pakuwan, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8).
Doni juga meminta agar peningkatan jumlah dan kapasitas tenaga medis dan laboratorium dapat ditambah. Hal itu mengingat adanya keterbatasan tenaga pada setiap hari libur, sehingga proses uji spesimen terhambat dan tidak optimal.
Di samping itu, Doni juga meminta agar pemerintah daerah lebih memperhatikan dan memberikan kebutuhan para tenaga medis dan laboratorium agar penanganan Covid-19 dapat lebih maksimal.
"Petugas lab-nya yang perlu kita tingkatkan kualitasnya termasuk dukungan operasional dan dukungan logistik untuk mereka agar bisa optimal,” kata Doni berdasarkan keterangan tertulis yang diterima merdeka.com
“Sehingga para petugas medis kita bisa bekerja lebih baik dan mereka harus terjamin juga keselamatan dan keamanannya. Karena melakukan pemeriksaan spesimen di laboratorium memiliki risiko yang sangat besar,” imbuh Doni.
Menanggapi hal ini, di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini membenarkan bahwa pengetesan Covid-19 menjadi kendala. Emil mengakui bahwa tantangan yang dihadapi Jawa Barat saat ini yaitu jumlah pengetesan per hari yang dirasa masih kurang. Hal ini dikarenakan jumlah populasi di Jawa Barat tinggi. Namun, Jawa Barat saat ini sudah melakukan tes sebanyak 160 ribu.
“Jawa Barat itu karena penduduknya paling besar Pak, yaitu 50 juta, maka secara teori memang potensi kerawanannya itu paling besar. Semakin tinggi populasinya, tingkat risikonya makin tinggi,” kata Kang Emil di Gedung Negara Pakuan, Bandung, Jawa Barat (6/8).
Selain pemeriksaan spesimen, Doni juga mengingatkan agar pemeriksaan kesehatan rutin digalakkan, terutama bagi instansi atau lembaga yang memiliki banyak pegawai atau anggota dalam satu tempat. Sehingga kedepannya penularan Covid-19 dapat dicegah dan tidak menular ke masyarakat.
“Kalau ini tidak dilakukan langkah-langkah proaktif, maka masyarakat sekitarnya menjadi berisiko,” kata Doni yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Berdasarkan data dan analisa Tim Satgas Penanganan Covid-19, korban jiwa akibat Covid-19 adalah mereka yang termasuk dalam kelompok rentan dari segi usia dan penderita penyakit penyerta.
Dalam hal ini usia rentan adalah di atas 45 tahun dan penyakit penyerta atau komorbiditas meliputi jantung, diabetes, paru-paru, hipertensi, kanker dan sebagainya.
Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh komponen pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat agar dapat lebih memaksimalkan kinerja penanganan Covi-19, khususnya dalam memberikan pemahaman bagi masyarakat.
Menanggapi hal ini, Kang Emil melaporkan kepada Doni bahwa ia telah mengkampanyekan gerakan memakai masker. Selain mencegah penularan Covid-19, gerakan ini juga ia pilih agar ekonomi Jawa Barat bisa pulih kembali. Kang Emil menyatakan pilihan ini lebih pilihan tepat daripada melakukan lockdown.
“Maka, kami meyakini hari ini cuman satu saja, kampanye pakai masker, kalau ekonomi mau tetap berjalan, kalau kegiatan mau tetap berjalan, kalau sekolah mau pelan-pelan dibuka. Itulah kenapa kami sudah membagikan masker gratis,” jelasnya.
Gerakan kampanye Kang Emil ternyata belum membuat seluruh warga Jawa Barat 100 persen patuh untuk memakai masker. Emil menyampaikan survei yang membuktikan bahwa tingkat kepatuhan terhadap penggunaan masker hanya mencapai 50 persen. Oleh karena itu, ia mengeluarkan sanksi untuk siapa saja yang tidak memakai masker.
“Edukasi sudah, ditegur pakai tilang sudah, itulah kenapa akhirnya saya keluarkan peraturan gubernur untuk sanksi,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa sanksi yang diberikan tidak berbentuk pidana atau kurungan, melainkan hanya berupa hukuman sosial. Penerbitan peraturan gubernur ini juga didukung oleh Instruksi Presiden (Inpres) yang baru diterbitkan. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
RK juga akan melakukan audit soal jumlahnya rasio pemadam kebakaran apakah jumlah akan kekurangan personel atau infrastruktur yang kurang.
Baca SelengkapnyaMenurut Rahma, gempa megathrust memiliki ciri khusus yang siklusnya berulang.
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir meminta Pemko, Pemkab, Pemrov, TNI, Polri serta masyarakat jangan asal mengartikan bencana tersebut sembarangan
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pemerintah daerah untuk waspada terhadap ancaman 'neraka' iklim.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tegas membantah Dharma terkait Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi yang dianggap miskin usai Covid-19.
Baca Selengkapnya