Kenangan Kapolres Boyolali AKBP Yoga di Mata Keluarga: Almarhum Orang Dermawan
Suasana haru terlihat di rumah duka Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga di Kota Depok.
Suasana haru terlihat di rumah duka Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga di Kota Depok, Jawa Barat. Sejumlah karangan bunga berjejer di rumah duka di Perumahan Bukit Novo, Jalan Tole Iskandar, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
AKBP Yoga diketahui meninggal dunia di RS Telogo Rejo Semarang, Minggu (6/9) malam, setelah menjalani perawatan selama beberapa hari. Sejumlah karangan bunga yang terlihat di rumah duka berasal dari pejabat di institusi Polri, Forkopimda Boyolali, pihak swasta, politikus hingga calon Bupati dan Wakil Bupati Boyolali.
Kerabat dan keluarga bergantian mendoakan almarhum. Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam. Almarhum meninggalkan tiga orang anak dan satu istri. Almarhum dimakamkan di TPU Cilangkap, Kampung Banjaran Pucung, Kecamatan Tapos, Depok.
Wakapolda Jateng, Brigjen Agus Suryonugroho mengucapkan duka mendalam atas wafatnya AKBP Yoga. Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai pribadi yang sangat baik dan santun. AKBP Yoga juga dikenal dekat dengan masyarakat dan anggota.
"Polri pada umumnya khususnya Polda Jawa Tengah, Polres Boyolali dan masyarakat, dukanya amat dalam atas meninggalnya Kapolres Boyolali yang beliau ini orangnya sangat santun, pekerja, dekat dengan masyarakat, dekat dengan anggota, semoga arwahnya diterima, kami mohon doanya untuk beliau," kata Agus Suryonugroho usai pemakaman, Senin (7/9).
Agus mengatakan, sebelum kejadian, dia sempat berkomunikasi dengan AKBP Yoga. Saat itu AKBP Yoga melaporkan mengenai situasi wilayah. Dia pun meminta agar semua pihak dapat mendoakan almarhum agar mendapat tempat peristirahatan terbaik.
"Kami sebagai Wakapolda, 5 jam sebelum beliau terjadi peristiwa kami sempat menelepon, menanyakan situasi, beliau cukup hapal sekali untuk menjelaskan, untuk wilayah, tata kelola Kamtibmas luar biasa dan banyak masyarakat yang menyampaikan sama dan tidak bisa hadir dan sekali lagi kami mohon doa restu semoga arwahnya di terima Allah Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Di tempat yang sama, Muhammad Fachruddin orang tua almarhum mengatakan dia selalu berpesan pada almarhum untuk selalu berbuat baik. Dia menekankan untuk berbagi rezeki pada orang lain.
"Saya dalam diri anak saya selalu saya tekankan kalau kamu lihat orang susah bantu, kalau banyak duit dan ada rejeki lebih bukan dari korupsi ada orang diberikan. Duit enggak dibawa mati," katanya.
Dia menceritakan saat takziah semalam, ada teman almarhum yang bercerita bahwa Yoga adalah orang yang sangat baik. Temannya Yoga menghubungi almarhum dan akan menuju Batam. Saat itu Yoga langsung membelikan tiket untuk temannya itu.
"Kawannya (Angkatan) 2003 juga di Jakarta salah satu staf, dia telpon bilang 'Yoga aku mau ke Batam untuk anjangsana'. Kata Yoga ya silakan datang, tapi temannya bilang 'enggak punya duit'. Dan langsung dikirimkan tiket. Datang dia (temannya), pulang pun disangonin. Semalam yang bersangkutan bicara depan temannya 'aku ke Batam enggak pakai ongkos'. Pulang diongkosin," ceritanya Fachruddin sambil menahan air mata.
Dia juga selalu berpesan pada almarhum untuk tidak meninggalkan soalat lima waktu. Sebagai orang tua, dia juga menanamkan pentingnya untuk selalu berbuat baik.
"Kalau ada kelebihan duit dari Allah SWT yang bersih pasti bantu, itu yang saya tanamkan. Jangan lupa salat, tiap salat mengandung arti, tiap kegiatan mengandung arti. Kalau menyalahi ada hukumannya, kalau tidak menyalahi semua akan menyayangi, yakinlah. Jangan takut sampaikan apa yang ada dengan Bahasa yang baik, jangan kasar," ungkapnya.
Fachrudin menuturkan kenangan terhadap anaknya sangat mengesankan. Almarhum Yoga adalah anak yang penurut. Fachrudin menekankan agar anaknya itu tidak melupakan orang tua terutama ibunya.
"Kalau saya panggil dia cepat lari (menghampiri). Kamu belajar, kawanmu datang ke rumah makan sama-sama. Belajar sambil makan. Jangan lupa pada orang tua terutama ibu," pungkasnya.