Kenapa Susu Kotak Tidak Ada Saat Pembagian Menu Makan Bergizi Gratis Hari Ini?
Kepala Dapur Kebayunan Depok, Novia Ayu mengatakan untuk susu memang tidak ada pada menu hari pertama. Namun dipastikan nanti ada di tiap pekan.
Program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto resmi dimulai hari ini, Senin (6/1). Namun, menu makan bergizi yang dibagikan tidak disertakan sekotak susu seperti uji coba sebelum-sebelumnya.
Terkait hal itu, Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengakui tambahan susu memang tidak didapatkan semua murid.
"Susu kan penyempurna kan. Penyempurnaan kan bisa di rumah. Tidak harus di sekolah. Tapi juga bisa di rumah," ujar saat meninjau salah satu SMPN di Semarang.
Terpisah, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, TB Ace Hasan Syadzily, mengusulkan susu ada dalam menu MBG sebagai penunjang kualitas gizi pada anak.
“Itu saya kira nanti pada saatnya harus ada, karena itu bagian dari meningkatkan kualitas gizi dari anak-anak kita,” katanya.
Di Depok, Jawa Barat, menu makan bergizi gratis (MBG) seharga Rp10.000 dikelola di Dapur Kebayunan. Di sana terdapat lima dapur yang terintegrasi dan menyediakan lebih dari 15.000 porsi untuk 39 sekolah.
Radius maksimal sekolah dengan dapur umum ditentukan sekitar 3,5 KM. Dengan asumsi jarak antara dapur dengan sekolah atau penerima manfaat tidak terlalu jauh sehingga makanan dikonsumsi dalam kondisi masih bagus.
Dapur penyedia MBG juga harus melibatkan UMKM dan warga sekitar. Sehingga potensi ekonomi wilayah sekitar dapur umum dapat meningkat.
Kepala Dapur Kebayunan Depok, Novia Ayu mengatakan untuk susu memang tidak ada pada menu hari pertama. Namun dipastikan nanti akan ada susu satu atau dua kali dalam sepekan.
“Jangan salah paham, menu susu itu ada cuma untuk menu susu tidak setiap hari. Bisa seminggu sekali atau seminggu dua kali,” katanya.
Dikatakan walaupun tidak ada menu susu setiap hari namun ada makanan pengganti yang gizinya sudah disesuaikan. Semua menu yang diberikan pada penerima manfaat sudah dihitung kandungan gizinya oleh ahli gizi yang ditugaskan di masing-masing dapur.
“Yang pasti walaupun tidak menggunakan susu, ahli gizi sudah menyesuaikan kandungan gizi yang didapat untuk para penerima makanan bergizi tadi. Jadi susu tetap ada tidak setiap hari. Jadi bisa seminggu sekali atau seminggu dua kali,” tukasnya.
Ahli gizi sudah membuat menu mingguan dengan variasi setiap harinya. Tujuannya agar penerima manfaat tidak bosan denga menu yang diberikan. Selain itu nilai gizi juga disesuaikan dengan sasaran penerimanya.
“Setiap hari menunya beda, karena nggak mungkin kalau setiap hari menunya sama, pasti penerimanya juga bosan dan menu pun berbeda melihat dari penerimanya tadi. Balita PAUD, siswa SD, SMP, SMA menunya pun berbeda, makanya dari kami 5 dapur ini menunya berbeda-beda. Termasuk kandungan gizinya berbeda-beda karena kebutuhannya kan diikutkan dari umur, dari berat badan, bahkan kalau gizinya. Bahkan kalau kami sendiri juga terkait makanan, kami bekerjasama sudah memitigasi resiko terkait alergi. Jadi kami mendata setiap siswa itu untuk data alerginya,” katanya.
Novia menuturkan, setiap hari akan dilakukan evaluasi baik dari kombinasi menu, koreksi rasa dan lainnya. Jika dirasa ada menu yang kurang diminati maka akan dilakukan perubahan selanjutnya.
“Yang pasti evaluasi tidak harus menunggu sehari dua hari, setiap kami menyelesaikan pelaksanaan kami sudah berkomitmen dengan teman-teman dari BGN untuk melakukan evaluasi. Nah untuk hari ini kita lihat dulu bagaimana hasil dari proses tadi, makanan tadi. Kalaupun memang banyak sisa, berarti kan kita harus mengevaluasi. Tapi sejauh saya memantau hari ini sudah 5 sekolah Alhamdulillah tidak ada sisa makanan,” pungkasnya.
Menu Makan Bergizi Lebih Pas Siang Hari
Salah satu siswi SMPN Semarang, SK senang program makan bergizi gratis akan menghemat uang jajanya. Meskipun dia lelah harus menunggu berjam-jam agar dapat menyantap menu dari program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
Sebenarnya, SK lebih senang jika menu makan gratis diberikan siang hari.
"Kalau saya sarapan pagi itu penting. Karena bisa bikin semangat berangkat sekolah. Kalau ndak sarapan lemas, loyo gak fokus. Mendingan makan bergizi gratis pas jam makan siang," kata siswi Kelas IX A itu kepada wartawan Senin (6/1).
Hari ini, dia sudah menunggu makanan dibagikan sejak jam 8 pagi. Tetapi karena harus menunggu menteri, mereka harus makan secara serentak.
"Soalnya udah sejak pagi, baru siangnya datang Pak Menteri. Kita baru bisa mulai makan bareng di dalam kelas," ungkapnya.
Hari ini, menu yang dibagikan nasi putih, sayur oseng-oseng kacang panjang, ayam asam manis dan tahu goreng. Ditambah sepotong semangka.
"Ini ayam asam manisnya enak banget. Aku paling suka ayam ketimbang telur, Mas," jelasnya.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menyatakan untuk pelaksanaan awal, makan bergizi gratis di Kota Semarang diikuti delapan sekolahan. Ada di KB Mujahidin, TK Mujahidin, SDN Srondol Wetan 1, SDN Srondol Wetan 2, SDN Srondol Wetan 5, SDN Pedalangan 4, SMPN 12 Semarang dan SMAN 4 Semarang.
Program ini akan diberikan setiap hari meski belum menjangkau seluruh sekolah. "Jadi memang belum semua sekolah. Pada waktunya akan diperluas bantuannya," kata dia.
Siswa Lahap Santap Makan Bergizi Gratis
Di SMP Islam Nurur Quran di Kelurahan Sukatani, Depok, Jawa Barat, siswa mendapatkan menu nasi, ayam teriyaki, orek tempe, sayur buncis dan buah jeruk.
Destika, siswi kelas VII SMP Islam Nurur Quran mengaku senang menerima MBG. Menurutnya rasa makanan yang diterima persis seperti masakan ibunya di drumah.
“Enak kayak masakan mama. Ini dapat nasi, ayam, buah,” katanya, Senin (6/1).
Biasanya dia dan teman-temannya jajan di warung dekat sekolah. Namun setelah menerima menu MBG, dia pun berniat menabungkan uang jajannya.
“Senang. Biasanya jajan. Duitnya ditabung jadinya,” akunya.
Antusias siswa pun terlihat di SDN Sukatani 5, Depok. murid SD terlihat sangat ceria ketika diberikan makanan. Bahkan salah satu siswa terlihat lahap menyantap menu MBG hari pertama.
Albi, salah satu siswa dengan lahapnya menyantap sayuran dan lauk pauk. Dia mencampurkan sayuran dan lauk ke wadah nasi menggunakan sendok.
“Enak ini ada buncis, ayam. Emang tadi belum sarapan,” katanya.
Sambil menyantap makanan, Albi tak hentinya mengucap terimakasih pada pemerintah. Siswa yang terlihat aktif itu pun berharap agar program MBG terus berjalan.
“Senang. Makasih pemerintah baik,” ungkapnya.