Kesaksian Pasien saat RS Citra Arafiq Kebakaran: Terkunci di Ruangan Hingga Operasi Pakai Lampu HP
Saat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi.
Momen tragis dan horror terjadi saat kebakaran yang melanda ruang genset Rumah Sakit Citra Arafiq semalam. Kebakaran tersebut menyebabkan aliran listrik padam di seluruh rumah sakit. Hal itu membuat panik seluruh pasien dan tenaga kesehatan.
Saat kejadian, ada sejumlah pasien yang sedang berada di ruang operasi, bahkan ada yang sedang menjalani tindakan operasi. Karena situasi tidak kondusif, pasien langsung dievakuasi keluar.
Bambang Irianto, salah satu pasien mengatakan, semalam dia menjalan operasi di kaki bagian lutut. Saat operasi, tiba-tiba listrik padam.
“Sebelum operasi saya dibius setengah badan, kemudian mulai operasi sampai selesai. Tiba-tiba mati listrik, saya belum tahu ada kejadian apa,” katanya, Kamis (25/7).
Kondisi semalam mencekam dan tidak kondusif. Banyak pasien yang teriak histeris dari ruang operasi. Di ruangan tempatnya operasi, perawat bahkan meninggalkan dirinya untuk menenangkan pasien lain. Akibatnya, luka bekas operasi Bambang tidak dijahit.
“Ada dokter pakai lampu HP, belum dijahit. Ada perawat lain tapi dia ke pasien lain di sebelah sedang teriak-teriak mau lahiran, perawat kesana untuk menngontrol,” ceritanya.
Tidak lama kemudian, perawat datang dan langsung mengevakuasi dirinya. Dia tidak melihat apapun saat dievakuasi karena kondisi gelap gulita. Dia dievakuasi menggunakan tangga darurat dengan kondisi luka terbuka.
“Setelah itu saya dibawa keluar lewat tangga darurat. Dokternya balik lagi ke ibu yang mau melahirkan itu. Sampai dibawa saya lihat ramai ada ambulan, saya dibawa ke perumahan, lutut saya belum dijahit masih terbuka kemudia diplester supaya darah tidak bercucuran,” ujarnya.
Setelah keluar rumah sakit, dirinya dibawa ke permukiman warga. Barulah perawat menutup lukanya menggunakan plester. Tidak lama kemudian, Bambang dirujuk ke RS Bhayangkara Brimob.
“15 menit saya dibawa ke RS Brimob bareng suster. Disini ditangani, perawat cekatan, saya dibawa ke ruang operasi, nyalain lampu dan dijahit. Dievakuasi dalam kondisi baru selesai, luka belum dijahit. Saya tadinya ngga panik, tapi ada ibu-ibu teriak-teriak dan itu berpengaruh pada saya,” katanya.
Sama halnya dengan yang dialami Tina, pasien yang hendak menjalani operasi sesar. Saat itu dia sudah menjalani anastesi dan suntik bius. Sesaat sebelum operasi, tiba-tiba listrik padam. Dirinya terkunci di ruang operasi selama beberapa detik.
“Saya sudah di ruang operasi dan anastesi, ketika mau tindakan tiba-tiba lampu mati. Saya pikir itu listrik utama dan ada cadangan. Tapi 2 menit ngga nyala dan panik semua dan ada yang teriak-teriak. Kita kekunci di ruangan selama beberapa detik, sampai akhirnya semua dievakuasi dalam kondisi gelap hanya pakai lampu HP penjaga pasien,” katanya.
Tina mengaku tidak bisa berbuata apa-apa karena sudah dalam kondisi lemas karena pengaruh obat bius. Dia sempat mendengar teriakan pasien lain dari luar ruangan.
“Saya belum dioperasi tapi sudah dibius, terkunci di ruang operasi beberapa detik. Panik banget karena kondisi saya saya sudah kena bius dan lemas ngga bisa gerak da nada teriakan dari luar yang kedengaran ke dalam,” ujarnya.
Dirinya kemudian dirujuk ke salah satu RS swasta lain di Depok. Tetapi dia ditolak karena alasan priorotas dari urgensi pasien. Kemudian dia dirujuk ke RS Brimob dan menjalani opeasi sesar.
“Saya sempat dapat rujukan ke RS swasta lain, keterangan sudah ACC dokter sana tapi ternyata ditolak karena mengutamakan yang penting dulu, sampai saya dirujuk ke RS Brimob,” ungkapnya.
Wakil Komandan Korbrimob Irjen Pol Ramdani Hidayat mengatakan, saat menerima pasien semalam terdiri dari berbagai macam kondisi. Mulai dari pasien dengan kondisi luka setelah operasi hingga pasien kanker dan hendak melahirkan. Semalam, RS Bhayangkara menerima 25 pasien dan saat ini empat pasien dirujuk ke RS lain karena keterbatasan alat. Tersisa 21 pasien yang menjalani perawatan di RS tersebut.
“Ada yang masih operasi (luka) terbuka langsung kita evakuasi karena listrik mati semua. Ada yang melahirkan sudah mau lahiran juga seperti itu. Dari 25 akhirnya, 4 kita rujuk kembali karena peralatan kita tidak ada. Kemarin ada yang kanker otak, semalam saya tanya langsung Karumkit, memang kita ngga punya MRI. Kemudian ada yang cuci darah, kita juga belum ada alatnya. Ada yang prematur, karena ruang rawat bayi juga full. Kemudian yang satu lagi paru-paru, kita kembalikan ke RS tersebut, kalau tidak salah ke Sawangan,” katanya didampingi Karumkit Bhayangkara Brimob AKBP dr Arinando Pratama.
Dikatakan, seluruh pasien tertangani dengan baik dan sudah mendapat ruangan perawatan. Tidak ada pasien yang di velt bed. Pihaknya menurunkan seluruh tim dokter untuk menangani pasien.
“Alhamdulillah RS kita semua siap. Semalam akhirnya kita cek ruangan, pagi tadi jam 7 sudah cek masuk ke ruangan. Kita turunkan semua dokter. Semalam hanya dokter piket. Hari ini kita panggil semua baik yang tinggal dalam asrama dan luar. Dokter umum, spesialis kita minta datang. Dokter yang ada di kita semua dan spesialis kita datangkan semua, termasuk dokter bedah,” ujarnya.
RS Bhayangkara Brimob menerima rujukan 25 pasien dari RS Citra Arafiq. Ada juga satu tenaga kesehatan (nakes) yang mengalami syok dan menjalani perawatan karena diduga kaget dan menghirup asap saat kebakaran semalam. Saat ini nakes tersebut sudah pulih dan diperbolehkan pulang.
“Ada satu perawat yang mengalami syok karena menghirup asap, tadi pagi kita tengok sudah tidak ada,” tukasnya.
Dari 25 pasien yang ditangani, terdiri dari 17 orang menjalani rawat inap, tiga pasien dilakukan perawatan kembali di RS Citra Arafiq Sawangan, satu proses observasi di IGD dan empat diijinkan untuk rawat jalan. Wadankorbrimob menginstruksikan kepada seluruh Tim Medis agar dilakukan penanganan dengan baik dan maksimalkan seluruh sumber daya yang ada di RS Bhayangkara Brimob.
“Terdapat dua pasien yang dilakukan tindakan operasi di RS Bhayangkara Brimob. Hingga saat ini seluruh pasien sudah ditangani dengan baik di RS Bhayangkara Brimob sesuai dengan kondisi pasien,” pungkasnya.