Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pilu Remaja di Kaki Gunung Slamet Menderita Tumor Ganas

Kisah Pilu Remaja di Kaki Gunung Slamet Menderita Tumor Ganas Ilustrasi Pasien. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Nurifai (15) pelajar kelas 9 SMPN 2 Karangreja, Kabupaten Purbalingga terbaring lemah menderita tumor ganas di bagian perutnya. Sehari-hari ia dirawat oleh kakek serta neneknya, Wasri dan Sumiarti, di Dukuh Bambangan RT 18 RW 15 Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga.

"Untuk biaya pengobatan sudah ditanggung pemerintah melalui BPJS. Yang kami pikirkan biaya untuk hidup keluarga yang menunggu," kata Kamiti (45), ibu kandung Nurifai yang bercerita bahwa putranya harus dirujuk ke Rumah Sakit Karyadi, Semarang.

Kamiti kesehariannya bekerja sebagai buruh di ladang petani sayur mayur di kaki Gunung Slamet. Sedang Ayah kandung Nurifai, Rusli sudah tidak ada kabar sejak lima tahun terakhir. Rusli kabarnya bekerja di Jakarta.

"Sejak kecil, anak pertama saya Nurifai sudah diasuh kakek neneknya. Saya tinggal tidak serumah dengan Nurifai, tetapi saya sering menengok anak saya," ujar Kamiti, Senin (9/3).

Untuk menjangkau kediaman yang ditinggali Nurifai, mesti melalui jalan setapak, sekitar 100 meter dari jalan desa yang sempit. Rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari pos pendakian Gunung Slamet di Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa. Lantai rumahnya sebagian masih beralas tanah.

Alat-alat pertanian dan pupuk teronggok tidak jauh dari kamar Nurifai yang lembab. Kasur yang dipakai Nurifai yang digelar di tempat tidur pendek juga sudah terlihat lusuh, tanpa sprei.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi sempat membesuk Nurifai pada Senin (9/3) malam. "Punggungnya terasa sakit sekali. Kaki bengkak," tutur Nurifai pada Tiwi berkeluh kesah akan penyakitnya.

Bidan Desa Kutabawa, Anna mengungkapkan, Nurifai mulai diketahui sakit saat bulan Desember 2019. Pengobatan sudah dilakukan di Puskesmas Karangreja, di RS Goeteng Tarunadibrata, dan RS Margono Soekarjo Purwokerto.

Saat bulan Desember 2019, dilakukan operasi untuk menyedot cairan di perutnya. Saat itu 10 liter cairan bisa dikeluarkan. Kemudian pada Pebruari 2020, cairan yang diduga penyebab kanker disedot lagi, dan keluar 9 liter.

"Diagnosa awal Nurifai terkena tumor atau penyakit lain belum jelas, karena setelah operasi pada bagian perutnya, cairannya keluar lagi," ujar Anna.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Nasib Pedih Gadis Cilik Rela Asuh & Gendong Adik ke Sekolah, Ibu Wafat Usai Berjuang dari Penyakit Kanker
Nasib Pedih Gadis Cilik Rela Asuh & Gendong Adik ke Sekolah, Ibu Wafat Usai Berjuang dari Penyakit Kanker

Di usianya yang masih kecil, dia harus merawat sang adik lantaran ibu telah wafat.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Nuraeni, Anak SD di Sinjai Barat yang Harus Bawa Adiknya ke Sekolah usai Ibunya Meninggal
Kisah Haru Nuraeni, Anak SD di Sinjai Barat yang Harus Bawa Adiknya ke Sekolah usai Ibunya Meninggal

Video yang diunggah @helmy.f.r ini pun viral dan membuat warganet prihatin.

Baca Selengkapnya
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia

Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.

Baca Selengkapnya
Siswi SD Tewas Usai Pankreas Pecah Diduga Akibat Dibully Temannya
Siswi SD Tewas Usai Pankreas Pecah Diduga Akibat Dibully Temannya

Korban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.

Baca Selengkapnya
Kisah Haru Siswi di Sinjai Sekolah Sambil Gendong Adik Setelah Ibu Wafat
Kisah Haru Siswi di Sinjai Sekolah Sambil Gendong Adik Setelah Ibu Wafat

Video seorang siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Sinjai bernama Nuraeni (9) menggendong dan mengasuh adiknya saat berada di dalam kelas viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Miris, Kaki Siswa SMP di Bekasi Harus Diamputasi Diduga Akibat Dibully saat SD
Miris, Kaki Siswa SMP di Bekasi Harus Diamputasi Diduga Akibat Dibully saat SD

Seorang siswa SMPN 4 Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi terpaksa harus diamputasi kaki kirinya diduga akibat bully saat SD.

Baca Selengkapnya
Kasus Bullying Berujung Amputasi Kaki, Kubu Terlapor Pertanyakan Diaganosa Korban Alami Kanker
Kasus Bullying Berujung Amputasi Kaki, Kubu Terlapor Pertanyakan Diaganosa Korban Alami Kanker

Ibu korban mengatakan anaknya didiagnosa kanker diduga setelah jatuh karena di-sliding pelaku.

Baca Selengkapnya
Miris, Remaja Putri di Ogan Ilir Terpaksa Putus Sekolah dan Tak Bisa Berobat Akibat Gizi Buruk
Miris, Remaja Putri di Ogan Ilir Terpaksa Putus Sekolah dan Tak Bisa Berobat Akibat Gizi Buruk

Ayah remaja putri itu sudah tiada sejak bayi dan ibunya kabur saat usianya baru empat tahun.

Baca Selengkapnya
Kasus Siswi SD Tewas karena Pankreas Pecah Akibat Jatuh Diduga Dibully Teman, Begini Penuturan Para Saksi
Kasus Siswi SD Tewas karena Pankreas Pecah Akibat Jatuh Diduga Dibully Teman, Begini Penuturan Para Saksi

Penuturan itu disampaikan sembilan saksi saat diperiksa polisi.

Baca Selengkapnya
Korban Bully di Bekasi Diamputasi, Wakil Kepala SD: Mereka Bercanda, kalau Perundungan Terlalu Jauh
Korban Bully di Bekasi Diamputasi, Wakil Kepala SD: Mereka Bercanda, kalau Perundungan Terlalu Jauh

""Iya bercanda, mereka bercanda, jadi kalau untuk perundungan kayaknya terlalu jauh"

Baca Selengkapnya
Ibunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya
Ibunya Sudah Meninggal, Siswi SD ini Rawat Adiknya Hingga Sekolah pun Sambil Menggendongnya

Kisah siswi SD yang merawat adiknya usai ibunya meninggal begitu menyentuh hati. Dia bahkan sampai membawanya ke sekolah.

Baca Selengkapnya
KPAI Ungkap Kondisi Psikis Siswa SMA Binus School Serpong Korban Perundungan
KPAI Ungkap Kondisi Psikis Siswa SMA Binus School Serpong Korban Perundungan

Kondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya