Klaim Banyak Janji Politik Belum Tuntas, Bupati Jember Hendy Siap Maju Lagi & Incar Dukungan PDIP
Hendy beralasan, masa jabatannya di periode pertama yang tidak sampai 4 tahun, membuatnya merasa belum banyak berbuat untuk masyarakat Jember.
Untuk wakil, Hendy masih merasa cocok dengan wabup Jember saat ini, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
Klaim Banyak Janji Politik Belum Tuntas, Bupati Jember Hendy Siap Maju Lagi & Incar Dukungan PDIP
Bupati Jember Hendy Siswanto memastikan dirinya akan kembali maju di Pilkada Jember 2024. Hendy beralasan, masa jabatannya di periode pertama yang tidak sampai 4 tahun, membuatnya merasa belum banyak berbuat untuk masyarakat Jember.
Bupati Jember termasuk salah satu daerah yang masa jabatannya saat ini tidak sampai lima tahun, karena mengikuti Pilkada Serentak 2024.
"Saya saat ini baru sekitar 3 tahun 2 bulan menjadi bupati. Terpotong sekitar 1 tahun 3 bulan oleh Pilkada 2024. Masih banyak janji politik yang belum saya penuhi, yang seharusnya bisa terwujud dalam lima tahun," ujar Hendy singkat, Selasa (23/04).
Hendy mengaku belum memastikan siapa yang akan menjadi pendampingnya di Pilkada 2024. Sejauh ini, Hendy mengaku masih merasa nyaman dengan wabup Jember saat ini, KH Muhammad Balya Firjaun Barlaman.
Ia juga sudah mengajak putra Rais ‘Am PBNU KH Achmad Shiddiq itu untuk kembali berpasangan dengan dirinya di Pilkada 2024.
“Namun beliau sekarang antara masih mau atau belum mau. Nanti silakan teman-teman wartawan bertanya kepada beliau. Karena beliau kan masih harus minta restu kepada para kyai,” kata Hendy.
Daftar di Hari Pertama, Mengulang Pilkada Sebelumnya
Sebelumnya, Hendy Siswanto datang langsung ke kantor DPC PDIP Jember pada Senin (23/04).
Hendy datang selepas jam dinas kantor, dengan mengendarai mobil Maung buatan PT Pindad bersama sang istri, Kasih Fajarini. Mobil seharga Rp 600 juta itu dibeli Hendy sesaat setelah menang Pilkada Jember 2020 lalu.
Hendy datang ke kantor DPC PDIP Jember dengan diantar oleh rombongan keluarga besarnya serta sejumlah pendukung. Mereka kompak mengenakan busana bernuansa merah, warna kebesaran PDIP.
“Sebenarnya untuk pendaftaran ini bisa diwakilkan, tetapi karena rasa cinta saya kepada PDIP, saya datang sendiri mengambil formulir pendaftaran. Semangatr saya adalah seorang Marhaen yang tercermin dari perilaku dan sejumlah kebijakan saya,” ujar Hendy.
Hendy datang dengan diantar rombongan keluarga besarnya yang terdiri dari anak, menantu, adik dan keponakan. Sejumlah pendukung juga ikut serta mengantar pensiunan pejabat Kemenhub RI ini. Kepada awak media, Hendy mengaku mengenang memori saat akan maju menjadi bupati periode pertama di Pilkada Jember 2020 lalu.
“Saat itu, saya mendapatkan mentor politik, mas Arif Wibowo (Wasekjen DPP PDIP dan Ketua DPC PDIP Jember) dan teman-teman PDIP. Saat itu saya masih awam politik. Sekarang sudah ada pengalaman,” ujar Hendy.
Saat itu, Hendy mengaku mengikuti seluruh tahapan fit and proper test PDIP untuk persyaratan penjaringan bacabup di Pilkada Jember 2020. Namun, rekomendasi justru jatuh ke Abdus Salam, pengusaha properti yang kemudian menjadi Ketua PAN Jember.
"Saat ini pun, jika harus mengikuti fit and proper test beberapa kali, saya juga siap. Karena saya sangat cinta dengan PDIP sebagai partai yang sudah kaya akan pengalaman. Saya berharap, rekomendasi dari PDIP bisa saya dapatkan,” tutur Hendy.
Sebagai informasi, usai Pilkada 2020, PDIP Jember menjadi satu-satunya partai yang secara terbuka menyatakan diri sebagai oposisi bupati Hendy. Sejak itu, PDIP beberapa kali melontarkan kritik atas kinerja bupati Hendy.
Usai dari PDIP, Hendy mengaku juga akan berburu rekomendasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Semua partai akan saya usahakan, termasuk PKB,” tutur Hendy.
Sementara itu, Ketua Panitia Penjaringan Bacabup PDIP Jember, Edi Cahyo Purnomo menjelaskan, sejauh ini sudah ada dua orang yang mendaftar di penjaringan partainya.
Beberapa jam sebelum Hendy, terdapat seorang pendaftar di penjaringan Bacabup PDIP Jember, yakni Nanang Handono Prasetyo, pensiunan ASN dengan jabatan terakhir Direktur Kompetensi di Kementerian PUPR. Bekas anak buah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono itu mengambil formulir dengan mengutus perwakilan karena ada kesibukan lain. Selain itu ada nama Muhammad Fawait atau Gus Fawait.