Komdis PSSI Ungkap Hasil Investigasi Tragedi Kanjuruhan, Ini Lengkapnya
Merdeka.com - Komisi Disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau Komdis PSSI telah mengantongi hasil investigasi Tragedi Kanjuruhan laga Arema FC vs Persebaya. Laga tersebut berakhir ricuh hingga menewaskan setidaknya 131 orang.
"Hasil investigasi kami, ada tiga keputusan yang kami sampaikan, kami ambil dari sidang (terkait Tragedi Kanjuruhan)," kata Ketua Komdis PSSI Erwin Tobing dalam jumpa pers di Malang, Selasa (4/10).
Erwin mengungkap hasil investigasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut penyelenggaraan pertandingan dan investigasi tentang pelaksanaan pengamanan terkait Tragedi Kanjuruhanlaga Arema FC vs Persebaya.
-
Pertandingan apa yang Jokowi tonton? Presiden Joko Widodo atau Jokowi menonton langsung pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Selasa (10/9).
-
Kenapa Jokowi nonton pertandingan? 'Memberi dukungan dan semangat kepada Timnas,' jelas Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana kepada wartawan, Senin (9/9/2024).
-
Kenapa Widodo meminta persetujuan dari pemain Arema FC? Mengutip Liputan6.com, sebelum memutuskan menerima tawaran manajemen Arema FC, Widodo punya permintaan khusus yang harus dipenuhi. Ia meminta tim manajemen untuk bertanya kepada para pemain Arema FC, apakah mereka bersedia dilatih oleh Widodo.
-
Siapa yang Jokowi ajak ke pertandingan? Jokowi membawa dua cucunya menonton pertandingan tersebut.Berdasarkan pantauan, Jokowi tiba di lokasi pukul 19.28 WIB bersama kedua cucunya, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah.
-
Apa yang ditinjau Jokowi di Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
Berikut Lengkapnya:
Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un.
Indonesia berduka, olah raga berduka, PSSI juga berduka, masyarakat Malang juga sangat berduka. Kita mengucapkan turut berduka cita, kepada semua keluarga besar Arema yang sebagian dari keluarganya, saudaranya ada yang meninggal, ada yang terluka, suatu musibah yang tidak kita kehendaki.
Semoga keluarga yang ditinggal diberikan kekuatan oleh Allah SWT, diberikan kesembuhan dan ketabahan.
Persepakbolaan tanpa penonton, tanpa suporter itu tidak hidup, tiap persepakbolaan perlu suporter, perlu penonton. Saya melihat setelah turun ke lapangan kejadian itu juga membuat suporter bersatu di seluruh Indonesia, saling mendukung memberi hormat, menyampaikan doa kepada sahabat suporter yang ada di Arema, suatu hal positif bagi suporter sepak bola di Indonesia ini.
Kami turun melaksanakan investigasi, ada dua investigasi arahan dari Presiden (Jokowi). Investigasi terhadap penyelenggaraan pertandingan dan investigasi tentang pelaksanaan pengamanan.
Saya selaku Ketua Komdis, kita khusus mengenai Football Family, khusus mengenai pelaksanaan pertandingan, kami tidak membahas tentang pengamanannya, dari hasil investigasi kami, ada tiga keputusan yang kami sampaikan, kami ambil dari sidang.
Investigasi ini menjadi bahan evaluasi berikutnya kepada kita semua pecinta olahraga, kepada Panpel (panitia pelaksa) di seluruh indonesia.
Pertama, ada kekurangan, kesalahan, kelalaian dari Panpel, badan pelaksana dan klub. ada juga kesalahan dari ketua panitia dari pentandingan Arema melawan Persebaya. Kami juga melihat ada kesalahan, kekurangan dari security officer di dalam kepanitiaan ini atau stewart. Kepada ketiga ini kami jatuhkan hukuman sesuai dengan kode disiplin yang ada.
Sidang ini pertama mengenai keputusan kepada klub Arema Malang, badan pelaksana, kalau dia menjadi tuan rumah biarlah jadi badan pelaksana pertandingan dan mereka akan menunjuk siapa ketuanya.
Ada beberapa kekurangan, kelalaian dari klub dan badan pelaksana. Pada tanggal 1 Oktober, ada pertandingan Arema FC melawan Persebaya.
Itu diawali masuknya suporter klub Arema FC ke dalam lapangan pertandingan yang gagal diantisipasi oleh panitia pelaksana.
Dari hasil sidang kami kepada klub Arema FC dan badan panitia pelaksananya keputusannya adalah dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton sebagai tuan rumah. Dan harus dilaksanakan di tempat yang jauh dari homebase Malang. Kemudian, itu jaraknya 210 kilometer dari lokasi.
Kedua, klub Arema FC dikenakan sanksi denda Rp 250 juta. Yang ketiga, pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat.
Ini adalah hasil sidang terhadap klub dan badan pelaksananya tanggal 2 Oktober kemarin.
Sedangkan kepada Panitia Pelaksana, siapa itu ketuanya, yaitu Saudara Abdul Haris, sebagai Ketua Pelaksana. Sebagai Ketua Pelaksana dia bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan event yang besar ini. Dia harus jeli, dia harus cermat, dia harus bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Kami melihat Ketua Pelaksana tidak melaksanakan tugasnya dengan baik dan cermat, dan tidak siap. Gagal mengantisipasi kerumunan orang datang padahal punya stewart. Ada hal-hal yang harus disiapkan, pintu-pintu yang harusnya terbuka, tapi tertutup. Kekurangan-kekurangan ini menjadi perhatian dan penilaian kami adanya hal-hal yang kurang baik itu, mungkin penerangan juga.
Kepada saudara ketua Panitia Pelaksana, Abdul Haris, sebagai ketua panitia pelaksana pertandingan Arema FC, tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola seumur hidup. Itu putusan kepada suadara Abdul Haris.
Kemudian ada security officer, orang yang mengatur semua keluar masuk penonton, pintu semuanya.
Siapa itu? security officer Arema FC adalah Suko Sutrisno. Dia yang bertanggung jawab terhadap beberapa poin yang harus dilaksanakan tapi tidak terlaksana dengan baik.
Merujuk pada Pasal 68 huruf A, junto pasal 19, junto Pasal 141 Komdis PSSI, tahun 2018, saudra Suko Sutrisno sebagai petugas keamanan security officer tidak boleh beraktivitas di lingkungan sepakbola seumur hidup.
Itu tiga SK yang kami putuskan oleh Komdis dari hasil investigasi kami di lapangan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaGelar Piala Presiden 2024, Erick Thohir Tak Ingin Tragedi Kanjuruhan Terulang
Baca SelengkapnyaJenderal polisi tersebut juga tidak menampik evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons gegernya kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN).
Baca SelengkapnyaIndikasi itu karena diduga kematian Sempurna terkait berita praktik judi diduga dibeking anggota TNI tapi yang bersangkutan belum pernah dipanggil.
Baca SelengkapnyaKapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana menyebut konvoi Brimob di Kejagung merupakan rangkaian dari kasus penguntitan Jampidsus
Baca SelengkapnyaHadi mengatakan proses penyelidikan tetap dilakukan dengan tetap saling menjaga marwah.
Baca SelengkapnyaErick Thohir meminta PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) bertanggung jawab dan melakukan evaluasi total.Dia juga meminta PT LIB untuk segera mengusut.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Hadi Tjahjanto menyoroti kasus pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaErick menegaskan, bahwa PSSI berkomitmen untuk mendorong pemberian hukuman maksimal.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo menjawab usulan agar pimpinan KPK dinonaktifkan di tengah kasus dugaan pemerasan Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan tindak nepotisme.
Baca Selengkapnya