KontraS tuding Jokowi hanya paham investasi dan tak mengerti HAM
Merdeka.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, menuding Presiden Joko Widodo hanya paham soal investasi dan tidak mengerti soal Hak Asasi Manusia (HAM). Hal itu terkait dengan penangkapan puluhan massa aksi asal Papua diamankan kepolisian saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut referendum di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis (1/12) lalu.
"(Presiden) Jokowi (soal) HAM nol besar. Dia mah yang penting ngejar investasi doang. Itu saja dugaan saya yang ada di mulutnya. Dia gak paham hukum, HAM gak paham dia. Dia kayaknya cuma ngejar investasi," bebernya saat berada di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
Tidak hanya itu, lanjutnya, Haris juga meminta pada Jokowi agar menghapus pola berpikir jika Indonesia hanya bisa maju melalui dirinya saja. Selain itu menurutnya, yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia bukan hanya pembangunan infrastruktur semata.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Hasto menilai Prabowo kesulitan jawab soal HAM? Hasto menilai, capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang mampu menampilkan sosok pemimpin yang jujur dalam debat tersebut. 'Kualitas kepemimpinan dari karakter pemimpin, dari moralitas yang baik, itu otomatis akan mendorong jawaban-jawaban yang sesuai dengan kehendak rakyat,' kata Hasto, kepada wartawan, di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (13/12).
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang menilai Prabowo kesulitan menjawab soal HAM? Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyoroti saat capres nomor urut 2, Prabowo Subianto kesulitan dalam menjawab pertanyaan mengenai penuntasan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) dalam debat perdana capres di KPU, Selasa (12/12) malam.
"Indonesia akan maju bukan hanya di tangan dia. Dia harus hapus cara berpikir seperti itu. Jadi dia seolah-olah memanggil semua investor untuk membangun, menggadaikan tanah orang miskin, menurut saya itu ngawur, gak bisa kayak gitu. Gak cuma soal infrastructure, tetapi soal social structure juga penting," bebernya kepada awak media.
Lebih lanjut ia mengatakan, masih ada tugas era pemerintahan Presiden Jokowi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Papua.
"Saya pikir ada (pekerjaan rumah) PR besar dari zaman (Presiden) SBY belum di tuntaskan soal bagaimana membangun dialog damai di Papua. Pemerintahan ini kan sempat memberi harapan baru tetapi ternyata sama saja. Sebetulnya Jokowi sendiri gak punya konsep soal Papua, dan akhirnya setiap problem soal Papua dilepas ke instrumen negara yang dianggap relevan merespon apa yang terjadi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, tercatat sepuluh orang pengunjuk rasa menjalani pemeriksaan intensif di Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Hendy F Kurniawan menjelaskan, penangkapan mereka lantaran beberapa di antaranya membawa bendera bintang kejora yang tak lain bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang dianggap kelompok separatis.
"Mereka mau mengarah ke Istana Negara, jadi kami amankan," ujar Hendy di Mapolda Metro Jaya, Kamis (1/12).
Wakil Koordinator Lapangan (Wakorlap) aksi, Yohanes menjelaskan, unjuk rasa hari ini dilakukan bertepatan dengan hari mereka sebut sebagai kemerdekaan Papua. Mereka ditangkap lantaran dinilai melakukan aksi separatis karena mengenakan atribut bintang kejora.
"Tadi sebenarnya tidak ada pengibaran (bendera OPM). Yang ada hanya ikat kepala. Sebetulnya itu tidak dilarang, yang dilarang adalah bendera yang lebih besar dari (bendera) Merah Putih," kata Yohanes di tempat sama.
Aksi yang diikuti solidaritas masyarakat untuk kemerdekaan Papua dan solidaritas masyarakat pro kemerdekaan Papua itu sebagai perlawanan terhadap kolonialisme yang terjadi di Papua. Dia menceritakan, saat penangkapan oleh anggota kepolisian sempat terjadi kericuhan dan pemukulan.
"Sempat ada pemukulan oleh Polisi. Saya di mobil komando, saya perhatiin semua. Ada satu yang ditendang-tendang sama Pak Polisi. Satu diseret," bebernya kepada merdeka.com
Yohanes dan semua peserta aksi tidak akan meninggalkan Mapolda Metro Jaya sebelum sepuluh rekannya dibebaskan Polisi.
"Kita tunggu teman-teman yang ditangkap. ada sepuluh orang yang ditangkap. Sebelum mereka pulang, kita tidak akan pulang," ucapnya. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melontarkan kritik keras kepada Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Airlangga dilakukan di Kantor Presiden, Jakarta.
Baca SelengkapnyaKontraS menilai banyak isu yang penting namun terlewat.
Baca SelengkapnyaSuarlin menjelaskan ada dua indikator penilaian dalam pemenuhan HAM.
Baca SelengkapnyaAdik Wiji Thukul mengaku kecewa dengan masa kepemimpinan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPartai Hanura mendukung pencapresan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Hanura berkoalisi dengan PDIP, PPP dan Perindo.
Baca SelengkapnyaNamun Rocky enggan menyampaikan permintaan maaf, terkait ucapannya tersebut.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Rocky Gerung membantah menghina Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSuasana panas jelang debat perdana capres-cawapres mulai terjadi. Masalah HAM masa lalu menjadi topik hangat untuk saling menjatuhkan lawan.
Baca SelengkapnyaHasto mengaku sedih atas penyataan Jokowi yang mendapat sentimen negatif dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaKalau pertemuan itu dilaksanakan antar institusi. Misalnya kemarin Mbak Puan selaku ketua DPR bertemu degan Bapak Jokowi sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons pernyataan Presiden Jokowi soal pemimpin negara boleh memihak kepada paslon tertentu
Baca Selengkapnya