Kronologi Mobil Camat yang Ditumpangi Guru Honorer Supriyani Diduga Ditembak OTK
Mobil dinas Camat Baito itu ditumpangi guru honorer Supriyani usai sidang di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Senin (28/10).
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara turun melakukan penyelidikan terkait dugaan penembakan mobil dinas Camat Baito, Konawe Selatan. Mobil dinas Camat Baito sendiri ditumpangi guru honorer Supriyani usai sidang di Pengadilan Negeri (PN) Andoolo, Senin (28/10).
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sultra, Komisaris Besar Iis Kristian mengatakan, peristiwa dugaan penembakan dialami oleh Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Baito, Herwan Malenggea. Iis menyebut insiden terjadi saat korban mengendarai mobil dinas Camat Baito pada Senin (28/10), sekitar pukul 14.00 Wita.
"Saat mengendarai mobil tersebut, tiba-tiba Herwan Malenggea mendengar benturan keras pada kaca pintu belakang bagian kiri. Beliau tidak mendengar suara tembakan," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (29/10).
Setelah mendengar suara benturan, kata Iis, Herwan berhenti untuk memeriksa kondisi mobilnya.
"Dia berhenti sekitar 10 meter untuk memeriksa kendaraanya dan setelah diperiksa kendaraannya kaca pintu belakang sebelah kiri mengalami kerusakan retak," sebutnya.
Iis meminta kepada seluruh masyarakat dan mengimbau untuk sama-sama menjaga kondusivitas di media sosial maupun informasi lainnya dengan tidak mudah terprovokasi.
"Kami Polda Sultra dan Polres Konawe Selatan akan menangani kasus ini secara profesional dan akan menangani secara scientific crime investigation. Mudah-mudahan penjelasan kami dan klarifikasi langsung dari Pak Herwan bisa meluruskan informasi atas apa yang terjadi," ucapnya.
Sementara Herwan Malengga mengaku meminjam mobil dinas pada sekitar pukul 13.00 Wita dengan tujuan pulang ke rumahnya di Amasara. Namun, saat di perjalanan kembali ke kantor sekitar pukul 14.00 Wita, dia mendengar suara benturan keras pada kaca jendela pintu mobil sebelah kiri saat melintas SDN 3 Baito.
"Suara itu membuat kaget dan sekitar 10 meter dari tempat bunyi keras tersebut saya berhenti dan turun untuk mengecek. Ternyata ada retak pada kaca pintu belakang sebelah kiri," ungkapnya.
"Pada saat saya berhenti, saya tidak dengar ada suara tembakan. Cuma ada bunyi keras pada bagian kaca dan saya juga tidak melihat ada orang di sekitar saya. Mungkin itu hanya suara akibat burung yang menabrak kaca mobil," lanjut dia.
Karena kejadian tersebut, Herwan mengontak Camat Baito untuk memberitahu bahwa ada kerusakan pada kaca mobil dinas.
"Itu saja yang saya bisa klarifikasi. Kalau saya mohon maaf saya tidak lihat adanya penembakan. Tolong jangan dipercaya kalau ada yang mengatakan itu tembakan," kata Herwan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sultra Komisaris Besar Dody mengatakan, kasus dugaan penembakan terhadap kaca mobil dinas Camat Baito kini akan ditangani oleh Tim Labfor dari Makassar.
"Kami sudah koordinasi dengan labfor Makassar untuk mengetahui penyebab retakan pada kaca mobil," ungkap Dody.
Sebelumnya, Kuasa hukum Supriyani, Andre Darmawan mengaku melihat kaca sebelah kiri tengah pada mobil berwarna putih pecah diduga akibat ditembak menggunakan senapan angin.
"Saya lihat tadi (kaca mobil seperti) ditembak. Memang kami perkirakan itu senjata, kalau bukan softgun atau yang pakai oksigen itu seperti PCP (senapan angin)," ujar Andre saat dihubungi melalui telepon, Senin (28/10).
Andre mengatakan penembakan terhadap mobil dinas Camat Baito tersebut terjadi setelah mengantar Supriyani ke rumah dinas camat usai menjalani persidangan di PN Andoolo. Andre menjelaskan saat kejadian mobil tersebut digunakan oleh Camat Baito dan kepala desa.
"Kejadiannya setelah sidang, kan tadi pembaaan eksepsi. Ibu Supriyani sudah tiba di rujab camat. Nah mobil itu tadi sempat keluar dibawa oleh kepala desa. Kemudian kepala desa saat mau balik ke rujab camat sebelum sampai, di situ ditembak," kata Andre.
Andre menjelaskan kepala desa yang membawa mobil tersebut sempat melihat orang berbaju putih membawa senapan PCP. Usai menembak orang tersebut kabur ke semak-semak.
"Kepala desa sempat dengar itu bunyi terus dia buka kaca. Dia bilang lihat orang pakai baju putih lari ke semak-semak sambil merunduk," kata Andre.