Ledakan Gudang di Markas Gegana Surabaya, Bangunan Rusak hingga Puluhan Polisi Terluka
Gudang yang meledak itu diketahuinya terletak di dalam kompleks Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Sebuah suara ledakan yang cukup nyaring, mengejutkan keramaian pagi itu.
Ledakan Gudang di Markas Gegana Surabaya, Bangunan Rusak hingga Puluhan Polisi Terluka
Jam menunjukkan pukul 10.00 Wib pada Senin (4/3) saat itu. Sengatan matahari pun masih belum terlalu panas menusuk kulit. Jalan Raya Gresik, masuk wilayah Kecamatan Krembangan, Surabaya saat itu juga terpantau ramai lancar.
Namun, 5 menit kemudian atau tepatnya pukul 10.05 Wib, sebuah suara ledakan yang cukup nyaring, mengejutkan keramaian pagi itu. Tak terkecuali Hana Suprihatin.
Warga Jagan, Krembangan, Surabaya itu mengaku kaget setengah mati mendapati adanya suara yang cukup memekakkan telinganya itu. Ia tak menyangka, jika 30 hingga 50 meter dari tempatnya berdiri itu, ada sebuah gudang tempat penyimpanan bahan peledak yang meledak.
Gudang yang meledak itu diketahuinya terletak di dalam kompleks Markas Gegana Satbrimob Polda Jatim. Gudang yang lebih menyerupai bangunan rumah tua itu tepat tak jauh dari jalan raya yang padat dengan kendaraan bermotor.
"Saya mendengar suara ledakan duarr..duarr (dua kali), iya dari arah sana (markas Gegana) ya," ujarnya saat ditemui merdeka.com.
Wanita paruh baya ini mengaku sempat melihat ada api seusai terdengar ledakan dua kali. Melihat itu pun, ia bersama dengan teman-temannya yang lain langsung melarikan diri mencari tempat perlindungan yang aman.
"Setelah itu ada api yang keluar. Saya sama tetangga lainnya langsung lari ke belakang," tambahnya.
Hal yang sama diceritakan oleh Saman, salah seorang pegawai Kecamatan Krembangan. Ia menuturkan, kejadian ledakan yang dilihatnya terjadi pada pagi menjelang siang.
Dari lantai dua gedung kecamatan tempatnya berdiri, ia mengaku sempat melihat ada api yang keluar usai ledakan. Tidak hanya itu, ia juga sempat melihat ada benda yang meluncur ke atas seperti mercon namun tidak meledak di atas.
"Saya lihat ada api, disusul ada yang meluncur tapi tidak meledak di atas layaknya mercon," tegasnya.
Usai ledakan ke dua, ia juga sempat melihat ledakan ketiga. Namun, ledakan ke tiga itu suaranya tidak sebesar dua ledakan sebelumnya.
"Ada kilatan cahaya sebelum ledakan ke tiga," ungkapnya.
Usai terdengar ledakan, ia bersama dengan pegawai lainnya berusaha mengamankan diri dengan cara keluar dari gedung kecamatan.
Setelah dianggap aman, ia bersama pegawai lainnya kembali ke gedung dan melihat ada banyak kerusakan. Dari hasil sisirannya, terdapat beberapa kerusakan di gedung sisi lantai dua.
"Pintu ruangan copot, plafon jebol, lampu-lampu juga rusak. Ada juga kaca jendela yang pecah serta dinding kamar mandi retak," ujarnya sembari menunjukkan bagian yang rusak.
Di sisi lain, pada saat yang sama ternyata ada sekitar 15 anggota Gegana Satbrimob Polda Jatim yang tengah belajar melakukan latihan analisa olah tempat kejadian perkara (TKP) pascaledakan. Mereka diketahui tengah belajar di kelas, tak jauh dari gudang yang meledak.
Penuturan salah satu anggota Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim, Kompol Sandi menjelaskan, saat itu dirinya bersama belasan anggota lainnya sedang belajar di kelas menggunakan slide power poin.
Kelas yang dimaksud adalah sebuah bangunan yang terbuat dari kontainer. Kontainer itu pun diakuinya berdekatan dengan gudang tempat penyimpanan bahan peledak yang meledak.
"Jarak 5-6 meter (antara ruang ledakan dan ruang kelas). Jarak antara kelas dan ruang yang meledak, sekitar 5-6 meter. Iya 2 ruangan berbeda. Bukan ruang dempet," ujarnya di Mako Brimob.
Ia menambahkan, saat itu dirinya bersama anggota lainnya tengah belajar menganalisa menggunakan slide power poin. Termasuk diantaranya, menganalisis ledakan, bahan, maupun cara membikin laporan.
"Slide itu power point. Jadi kita itu ada pelatihan pascaledakan di kelas. Fokus di kelas. Latihan menganalisis ledakan ini, bahannya apa. Lalu cara kita bikin laporan seperti apa. Jadi saat terjadi ledakan. Kebetulan ada anggota latihan di kelas. Latihan analisa menggunakan slide power poin," tegasnya kembali.
Ia menyebut, di ruangan yang meledak sedang tidak ada orang. Pada saat ledakan terjadi, semua orang sedang ada di kelas.
Oleh sebab itu, 10 dari 15 orang anggota yang sedang belajar itu, terkena dampak dari ledakan gudang. Ia pun mengaku, saat itu dirinya berfokus pada upaya menolong anggota yang terluka.
"Saya tadi fokus pada penanganan anggota yang terluka. Nah, pas ruangan itu meledak, impact-nya, kena kaca pecah. Jadi bukannya, anggota sedang latihan, lalu meledak," tambahnya.
Ia menyebut, dampak dari ledakan itu menjadikan beberapa bangunan disekitar gudang rusak. Kaca masjid pun pecah berantakan, 1 mobil rusak berikut motor yang ada di dekat TKP.
"Yang rusak, masjid beberapa kaca dan genteng rusak. 1 mobil rusak, lalu motor yang mau latihan. Di ruangan yang meledak, gak ada orang," tandasnya.
Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto menjelaskan, gudang yang meledak di markas Gegana Satbrimob Polda Jatim itu berisi sejumlah barang peledak yang hendak dimusnahkan.
Beberapa bahan peledak yang ada di dalam gudang itu antara lain, bom ikan atau biasa disebut bondet serta sejumlah black powder. Black powder itu sendiri disebutnya berjumlah satu kilogram dan hendak didisposal atau dimusnahkan.
"Bahan peledak itu terdiri dari beberapa barang temuan seperti bondet bahan peledak ikan dan lain-lain yang rencananya akan didisposal. Dan kemudian di gudang itu juga terdapat bahan-bahan seperti black powder bubuk petasan itu kurang lebih 1kg," ungkapnya.
Bahan-bahan peledak yang ada di dalam gudang itu, diakuinya didapat dari sejumlah penyitaan yang ada di masyarakat. Bahan peledak dalam gudang itu
"Bahan-bahan peledak atau temuan yang dikumpulkan dari masyarakat atau temuan barang-barang lama yang tidak digunakan. Itu diserahkan kepada tim jihandak kita," pungkasnya.
Ia menyebut ada 10 orang anggota Kepolisian dari Gegana Satbrimob Polda Jatim yang terluka. Mereka terkena dampak pecahan kaca yang pecah akibat ledakan keras. Ke 10 orang tersebut kini dalam perawatan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim.