Lima Tempat Ngabuburit yang Wajib Dikunjungi Bila ke Banyuwangi
Merdeka.com - Berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi saat Bulan Ramadan, ada beberapa tempat yang wajib dikunjungi untuk menghabiskan waktu sore sambil menunggu buka puasa tiba, atau biasa disebut dengan tradisi ngabuburit.
Ada banyak pilihan tempat wisata, beberapa di antaranya destinasi yang sejuk, rindang dan bisa menikmati indahnya mentari sore.
Wisata pertama yang enak dikunjungi yakni De Djawatan yang berada di Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Di sana ada puluhan pohon raksasa jenis trembezi (Samania saman) berusia ratusan tahun.
-
Kenapa ngabuburit di bulan puasa jadi kegiatan yang ditunggu? Bulan puasa adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Salah satu kegiatan yang paling ditunggu oleh umat Islam yang sedang berpuasa Ramadan adalah ngabuburit.
-
Apa tradisi unik di Banyuwangi untuk merayakan Maulid Nabi? Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan arak-arakan telur yang digantung pada pohon pisang. Telur ini dihias menggunakan bungkus warna-warni sehingga tampak memikat.
-
Dimana Muhibah Budaya di Banyuwangi diselenggarakan? Muhibah budaya ini digelar di Gedung Gesibu Blambangan.
-
Apa saja yang disiagakan di Banyuwangi untuk Lebaran? Pemkab Banyuwangi menyiagakan 1.071 tenaga kesehatan (nakes) untuk pelayanan kesehatan selama libur Lebaran. Ribuan nakes tersebut akan bertugas di pos-pos pelayanan kesehatan (posyankes) yang dibuka di sepanjang jalur mudik dan tempat pariwisata.
-
Dimana tempat ngabuburit yang seru? Kamu bisa melakukan ini dengan cara menjelajahi sekitar komplek atau kampung tempat tinggalmu, dan temukan berbagai masjid yang menyediakan takjil gratis bagi warga sekitar.
-
Apa yang dirayakan di Banyuwangi? Pawai Lampion digelar untuk memperingati Hari Pramuka ke-62, yang diperingati tiap 14 Agustus. Pawai ini juga untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-76.
Selain eksotis untuk tempat mengabadikan momen fotografi, dijamin banyak tempat enak untuk duduk santai,dan penuh dengan oksigen segar.
©2019 Merdeka.comBerada di sana, pengunjung tidak perlu khawatir akan dipenuhi pengunjung, sebab Wisata De Djawatan berada di lahan KPH Banyuwangi selatan memiliki luasan mencapai 14 hektare.
Puluhan pohon yang berusia ratusan tahun yang ada di sana bakal mengajak pengunjung menikmati suasana seperti dalam film Lord of The Rings.
Jarak De Djawatan dari Kota Banyuwangi sekitar 45 kilometer dari Kota Banyuwangi. Kawasan ini masih satu jalur dengan wisata Pantai Grajakan, Pulau Merah dan Wedi Ireng.
Kedua yakni Destinasi Wisata Baru Agro Expo. Wisata Agro Expho yang semula dibuka Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk pagelaran Banyuwangi Festival 2019, kini berlanjut menjadi destinasi wisata baru yang layak dikunjungi untuk menghabiskan waktu sore bersama keluarga. Selama Bulan Ramadan, Wisata Agro Expo terus dibuka setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu.
Wisata edukasi Agro Expo di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah menawarkan ratusan jenis tanaman buah, pangan, pameran peternakan hingga hamparan bunga warna warni yang cantik. Ragam tanaman tersebut ditata di lahan seluas 10,6 hektar.
©2019 Merdeka.comBerada di sana, pengunjung dijamin bisa menikmati indahnya lanscape Selat Bali di sisi timur dan pemandangan Gunung Raung dan Ijen di sisi barat. Bila sudah memasuki waktu buka, di Agro Expo juga tersedia aneka macam kuliner tradisional yang disajikan warga sekitar.
Ketiga yakni Pantai Cemara yang ada di Kelurahan Pakis, sekitar 3 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi. Berkunjung ke Pantai Cemara, pengunjung akan disajikan hamparan rindang pohon cemara dengan pemandangan birunya laut Selat Bali.
Berkunjung ke Pantai Cemara, pengunjung bisa duduk-duduk santai di bawah sejuknya pohon cemara, lengkap dengan aneka menu makanan untuk berbuka puasa.
Bila ingin jalan-jalan di sana juga terdapat penangkaran penyu yang dikelola oleh kelompok nelayan. Kawasan ini memiliki luasan 9,5 hekatare yang terbagi dari zona konservasi kawasan penangkaran penyu dan wilayah pariwisata.
©2019 Merdeka.comKeempat, yakni Grand Watu Dodol (GWD) yang berada di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Tidak lengkap rasanya bila belum berkunjung ke destinasi yang dikelola Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ini.
GWD merupakan destinasi pantai Selat Bali yang pernah penghargaan kawasan wisata terbersih se Asean (ASEAN Clean Tourist City) dalam ajang Asean Tourism Standart Award di Chiang Mai Thailand 2018.
Bila ke sana, pengunjung akan menikmati kebersihan dan kenyamanan yang ditawarkan. Ada banyak pemandangan hijau pepohonan, kelapa, dan spot nongkrong untuk menikmati suasana pantai sambil menghabiskan waktu sore.
Pengunjung sekaligus bisa berbuka di warung-warung GWD yang sudah ditata rapi, sambil menikmati suasana birunya laut Selat Bali.
Pantai Watu Dodol terkenal dengan batu besar yang ada di tengah jalan raya tepi pantai. Di sana, juga ada patung Gandrung besar yang dibangun di atas pos pantau.
Kelima, yakni ekowisata Mangrove Bedul yang ada di kawasan Banyuwangi selatan di Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo. Pengunjung yang datang ke sana bisa menikmati pemandangan tanaman mangrove dengan beragam satwa yang ada di sana. Di sana terdapat segara anakan yang dilengkapi fasilitas keliling memantau keindahan mangrove dan burung migran sepanjang garis pantai 15 kilometer dengan perahu kayu.
©2019 Merdeka.comWisata Bedul, masih menjadi bagian Taman Nasional Alas Purwo (TNAP). Kawasan ini memiliki hutan mangrove dengan luas 1.350 hektare, salah satu wahana mangrove terluas di Pulau Jawa. Dari luasan tersebut, hutan mangrove di Wisata Bedul menyimpan kekayaan makanan alami untuk 40 jenis burung air migran. Burung burung tersebut melakukan perjalanan dari daratan Asia Timur sampai Australia. Jumlahnya lebih dari 50 juta ekor burung air migran dari 250 populasi berbeda.
Selanjutnya wisatawan yang berkunjung ie Banyuwangi bisa menghadiri sejumlah event Banyuwangi Festival di Bulan Ramadan
Dari 99 event yang digelar tahun ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyediakan beberapa atraksi religi khusus di Bulan Ramadan. Antara lain Festival Ramadan (9-10), Festival Patrol yang digelar tanggal 11 Mei menghadirkan ragam musik tradisional dengan alat musik dasar berbahan bambu, kemudian Festival Hadrah (17- 18) yang menyajikan lomba musik islami dan Festival Lembah Ijen pada 18 Mei berupa pertunjukan sendratari Meras Gandrung yang mengisahkan acara wisuda bagi seorang penari Gandrung di kaki Gunung Ijen. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 8 cara ngabuburit yang seru, mulai dari berburu takjil gratis, hingga ikut dalam kajian yang diadakan di masjid-masjid.
Baca SelengkapnyaYuk, intip referensi spot ngabuburit sehat di Kota Tangerang.
Baca SelengkapnyaAda tradisi ngabuburit unik oleh kalangan anak muda di Purwakarta, yakni nongkrong di sekitar rel kereta api.
Baca SelengkapnyaAda beragam atraksi seni dan budaya yang dihelat dalam sepekan Lebaran di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku UMKM.
Baca SelengkapnyaHalaman Masjid Raya Baiturrahman menjadi hangat dengan macam kegiatan umat Islam yang menunggu buka puasa.
Baca SelengkapnyaWisata Banyuwangi menjadi salah satu rekomendasi yang tepat bagi Anda jika ingin meluangkan waktu sejenak untuk berlibur.
Baca Selengkapnyakota di ujung timur Pulau Jawa ini rasanya memiliki begitu banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Baca SelengkapnyaRuwahan cukup berbeda dari tradisi penyambutan Ramadan di daerah lain
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang wisata di Banyuwangi yang hits dan terbaru, sangat cocok untuk memanjakan mata di akhir pekan.
Baca SelengkapnyaTanah Lapang Taman Blambangan sudah padat terisi sejak pukul 05.30 WIB. Ratusan kendaraan terparkir rapi di sisi taman.
Baca SelengkapnyaPatrol merupakan seni memainkan alat musik dari bambu.
Baca Selengkapnya