Lokasi Helikopter Kapolda Jambi di Tengah Hutan TNKS yang Dingin dan Dihuni Harimau
Merdeka.com - Lokasi pendaratan darurat helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono beserta rombongan di Bukit Tamia, Minggu (19/2), berada di tengah hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Ada ancaman suhu yang sangat dingin dan satwa liar, seperti harimau, di kawasan itu.
"Lokasi wilayah helikopter mendarat darurat terletak di hutan lebat dengan kontur perbukitan," kata Kepala Pengawasan BBTNKS Wilayah I Kerinci Nur Hamidi saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (20/2) dini hari.
Dia mengatakan pihak BBTNKS membantu untuk evakuasi rombongan Kapolda Jambi. "Saat ini tim yang sudah kita turunkan yaitu 9 orang bantu evakuasi dan laporan dari tim kita sudah 6 kilometer perjalanan," imbuh dia.
-
Dimana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Kapan kecelakaan helikopter terjadi? Helikopter tersebut jatuh pada Minggu (19/5) saat Presiden Raisi dan rombongan kembali dari Provinsi Azerbaijan Timur setelah meresmikan proyek pembangunan dam.
-
Kenapa serangan harimau terjadi? Harimau biasanya akan keluar untuk mencari makan di malam hari, seperti kejadian yang dialami sopir taksi Ma’roef dan seorang penumpang Tionghoa tersebut.
-
Siapa yang diserang oleh harimau? Jam sudah menunjukkan sekitar tengah malam, dan seorang warga yang tengah terlelap kemudian mendengar suara hewan ternaknya secara tak wajar.
-
Hewan langka apa yang ada di hutan lereng Gunung Slamet? Hutan lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak jenis satwa langka. Kawasan hutan di lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak satwa, termasuk di antaranya satwa langka. Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Dimana titik start dan landing helikopter? Titik start dan turun di De Tjolomadoe.
Titik helikopter mendarat diketahui memiliki vegetasi hutan lebat. Kawasan ini dihuni satwa liar. Suhu saat malam hari biasanya dingin.
"Kalau potensi hipotermia bagi penumpang helikopter itu sangat tergantung pada kondisi fisik masing-masing setiap orang," tutupnya.
Masyarakat Adat Ikut Membantu
Ketua Adat atau Depati Muaro Langkap atau Ketua Adat di wilayah Tamia, Mukhri Soni mengatakan, jalur darat ke lokasi helikopter mendarat darurat dibutuhkan waktu 7-8 jam. Kondisi hutan di sana memang sangat lebat. Pohon-pohon tumbuh sangat besar dengan ketinggian lebih dari 50 meter.
Dengan kondisi hutan dengan kontur perbukitan sangat sulit untuk melakukan evakuasi jalur darat. Satu-satunya peluang untuk melakukan evakuasi adalah jalur udara.
Dia berharap TNKS membolehkan penebangan pohon, untuk helikopter mendarat. "Saya kira dalam keadaan darurat, pohon harus ditebang untuk helikopter mendarat. Sehingga evakuasi terhadap korban bisa dilakukan," kata Soni saat dikonfirmasi melalui telepon, Senin (20/2) dini hari.
Menurut dia, evakuasi jalur darat akan susah, terutama saat harus membawa tandu korban dari helikopter yang mendarat darurat. "Kita bawa diri saja susah, apalagi harus bawa orang lain," jelasnya.
Para tim pencari korban dari jalur udara akan cepat menemukan lokasi jatuhnya helikopter. Kondisi hutan sangat tidak bersahabat, karena di daerah itu masih dijumpai harimau. Bahkan rusa banyak ditemukan di sana. "Rusa itu kan hewan buruan datuk (harimau)," ujarnya.
Diduga Jatuh
Pada musim hujan, kata Soni, hutan di sana akan sangat basah. Apalagi pada siang hari tertutup kabut. Suhu udara di permukaan tanah hutan itu akan sangat dingin, terutama di malam hari.
Sebagai warga lokal yang mengenal medan, dia mengaku tidak dilibatkan dalam evakuasi. Namun karena salah satu korban helikopter yang jatuh itu adalah Kapolda, dia telah mengirimkan orang-orang yang dianggap mengenal medan untuk membantu evakuasi jalur darat.
"Kalau di sana itu sulit mau mendarat darurat. Saya kira helikopter itu jatuh. Karena kondisi hutannya sangat rapat dengan kayu-kayu besar dengan ketinggian lebih dari 50 meter," tutupnya.
Sebelumnya, helikopter ditumpangi rombongan Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono mendarat darurat di Bukit Tamia, Muara Emat, Kabupaten Kerinci, Jambi, Minggu (19/2). Insiden itu diduga akibat cuaca ekstrem berkabut dan turun hujan.
Selain Irjen Rusdi Hartono, helikopter itu juga membawa Direskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Dirpolairud Polda Jambi Kombes Pol Michael Mumbunan, Koorspri Kompol Ayani dan ADC.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi diperoleh, helikopter milik PT IWIP jenis bel 429 PK – SWS membawa satu penumpang dan dua kru.
Baca SelengkapnyaIrjen Pol Iqbal menggunakan helikopter untuk mencapai pulau-pulau tersebut.
Baca SelengkapnyaKeduanya menaiki helikopter dan melihat langsung situasi Pelabuhan Merak melalui pantauan udara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keduanya telah dievakuasi dengan helikopter ke Timika
Baca SelengkapnyaMomen Panglima TNI bersama Kapolri lakukan patroli udara dengan helikopter.
Baca SelengkapnyaHelikopter itu membawa empat penumpang dan semuanya dipastikan selamat.
Baca SelengkapnyaBawaslu mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Kapolres, tidak ada surat pemberitahuan dari Anies maupun panitia setempat untuk melakukan pendaratan.
Baca SelengkapnyaAksi pesawat dan Helikopter TNI-Polri menghiasi langit Jakarta sekaligus memeriahkan Upacara HUT ke-78 RI pada Kamis (17/8) lalu.
Baca SelengkapnyaHelikopter tersebut dipersiapkan agar dapat menjangkau beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya