Malam Mencekam di Stadion Kanjuruhan
Merdeka.com - Duka di awal Oktober 2022. Duka Indonesia, dirasakan dunia.
1 Oktober 2022: 125 Orang Meninggal
Sebanyak 125 orang meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Terdiri dari 123 suporter Arema FC dan 2 petugas kepolisian. Korban luka berat 24 orang.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Kapan Arema Malang didirikan? Tepatnya pada 11 Agustus 1987, Arema didirikan oleh beberapa orang yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin mengembangkan persepakbolaan Kota Malang menjadi lebih maju dan berprestasi.
-
Bagaimana proses pendirian Arema? Kemudian, datang mantan Gubernur Irian Jaya, Acub Zainal yang sebelumnya menjadi pengurus PSSI periode 1980-an, ingin membuat klub galatama di Kota Malang.
-
Apa arti kata 'Sad' dalam bahasa Indonesia? Sad merupakan bahasa Inggris yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti sedih.
-
Siapa yang merasakan perasaan sedih? Setelah menonton konser atau pertunjukan musik yang diidamkan, beberapa individu dapat merasakan perasaan sedih atau hampa.
-
Kenapa Timnas Indonesia kecewa? Pertandingan tersebut berakhir dengan kekecewaan karena kemenangan yang sudah hampir diraih oleh Skuad Garuda harus sirna. Timnas Indonesia hanya mampu meraih hasil imbang 2-2.
Bermula dari Kekalahan Arema FC
Kick off pertandingan Arema FC vs Persebaya dimulai pukul 20.00 WIB. Pertandingan 90 menit berjalan aman tanpa kericuhan. Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor akhir 2-3.
Gol Persebaya dicetak Silvio Junior (8'), Leo Lelis (32'), dan Sho Yamamoto (51'). Dua gol Arema disumbang Abel Camara (42', 45+1'/p).
©2022 REUTERS/StringerPemain Arema Minta Maaf
Pemain asing Arema FC Abel Camara bersaksi pada media Portugal, Misfutebol. Usai pertandingan, para pemain Arema FC mendekati tribun. Bermaksud meminta maaf atas kekalahan.
Suporter Masuk Lapangan
Dua orang suporter masuk lapangan. Ingin berfoto dengan salah seorang pemain Arema FC. Mereka memaksa masuk ke lapangan. Ini memicu suporter lain. Melihat itu, para pemain langsung menuju ke ruang ganti.
©2022 AFPAremania Korwil Bantur The Black Lion, Slamet Sanjoko bersusah payah menghalau rekannya yang ikut masuk ke lapangan. "Dua anak itu, ternyata mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan. Pemicunya ada di situ," kata Slamet.
Tembakan Gas Air Mata
Masifnya suporter masuk lapangan membuat aparat kewalahan. Aparat kemudian menembakkan gas air mata ke arah kerumunan suporter di lapangan dan ke arah tribun.
©2022 REUTERS TVKepulan asap putih gas air mata membuat suporter panik. Massa yang berdesakan juga membuat banyak suporter pingsan. Suporter berlari menuju pintu keluar. Mereka terjebak dan tidak bisa keluar. Banyak di antara mereka yang jatuh dan terinjak.
Jenazah di Ruang Ganti
Pukul 23.40 WIB, beberapa korban masih tergeletak di pinggir lapangan dan pintu keluar. Korban tak tertangani. Pemain asing Arema FC Abel Camara melihat jenazah tergeletak di ruang ganti pemain. Banyak korban terbujur kaku di lorong stadion. Terlihat beberapa suporter menggotong rekannya.
©2022 REUTERS/Rizki Dwi Putra"Kami melihat orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata dan meninggal tepat di depan kami. Kami memiliki tujuh sampai delapan orang tewas di ruang ganti," kata Abel dikutip dari Bola.com.
Ricuh di Luar Stadion
Rehan, penjaga warung di depan Stadion Kanjuruhan menceritakan kericuhan di luar stadion. Pukul 23.00 WIB, suporter yang tidak terlibat kericuhan datang ke warungnya. Kebanyakan mereka adalah wanita dan anak-anak.
©2022 AFPDari kejauhan terlihat pembakaran mobil di depan stadion. Aparat kepolisian menembakkan gas air mata di depan warungnya. Kondisi ini membuat para pengunjung langsung berhamburan. Dia melihat tangisan perempuan dan anak-anak.
Korban Sesak Napas dan Terinjak
Ambulans hilir mudik di jalanan. Korban juga dievakuasi menggunakan truk Brimob ke rumah sakit terdekat. Seperti Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), RSUD Kanjuruhan, Rumah Sakit Hasta Husada, Rumah Sakit Wava Husada, Rumah Sakit Teja Husada, RSI Gondanglegi, Puskesmas Gondanglegi, RS Ben Mari Pakisaji, RSU Pindad Turen, RS Salsabila, dan RSBK Turen.
©2022 AFP"Mereka mayoritas sesak nafas akibat penumpukan massa, sehingga terinjak-injak karena panik akibat tembakan gas air mata," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Minggu (2/10).
Siapa Perintahkan Tembak Gas Air Mata?
Polri mulai mendalami pemberi perintah melepaskan gas air mata saat terjadi kerusuhan. Aturan FIFA sudah jelas. Penggunaan gas air mata saat penanganan massa tidak diperbolehkan. Ini diatur dalam pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety and Security Regulations).
©2022 AFP"Saat ini sedang dimintai keterangan atau didalami di level manajerial pengamanan di lapangan," ucap Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, kepada wartawan, di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10).
Sudah 18 Polisi Diperiksa
Polri membentuk tim investigasi. Inspektorat Khusus (Itsus) dan Div Propam Polri memeriksa 18 anggota polisi. Anggota yang diperiksa adalah personel yang saat kerusuhan diduga memegang senjata gas air mata.
©2022 AFP"Anggota yang bertanggung jawab atau sebagai operator memegang senjata pelontar," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10).
Tim Investigasi
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi di Stadion Kanjuruhan, dibentuk. Tim ini dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md. Pengusutan tragedi ini ditarget selesai 2 sampai 3 minggu.
©Juni Kriswanto/AFPAnggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan yakni Rhenald Kasali (Akademisi/UI), Sumaryanto (Rektor UNY), Akmal Marhali (Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer), Anton Sanjoyo (Jurnalis Olahraga-Harian Kompas), Nugroho Setiawan (Mantan pengurus PSSI dengan Lisensi FIFA), Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (mantan kepala BNPB), Mayjen TNI (Purn) Suwarno (Wakil Ketum 1 KONI), Irjen Pol (Purn) Sri Handayani (Mantan Wakapolda Kalimantan Barat), Laode M Syarif (Kemitraan) dan Kurniawan Dwi Yulianto (mantan tim nasional sepak bola).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sabtu 1 Oktober 2022 lalu menjadi hari paling kelam dalam sejarah dunia sepak bola Indonesia di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam sepak bola masih jadi PR berat bagi Indonesia. Sejak tahun 1994 hingga 1 Oktober 2022, sebanyak 230 nyawa melayang karena sepak bola.
Baca SelengkapnyaStadion sepak bola Jakarta International Stadium (JIS) kembali menjadi sorotan publik karena ternyata tidak memenuhi standar FIFA .
Baca SelengkapnyaSetahun lalu, 1 Oktober 2022 peristiwa berdarah yang menewaskan ratusan orang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang. Hingga kini, korban belum dapat keadilan.
Baca SelengkapnyaPSSI menggelar nonton bareng Semifinal Piala Asia 2024 antara Indonesia vs Uzbekistan di GBK.
Baca SelengkapnyaKawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno dipadati penonton yang menyaksikan laga tersebut di videotron.
Baca SelengkapnyaBesarnya massa membuat Prabowo sampai menjeda pidato, karena banyak korban jatuh pingsan
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan peristiwa pembakaran rumput di Stadion Kanjuruhan.
Baca SelengkapnyaPuluhan ribu suporter terpantau berdatangan sejak sore hari, kendati pertandingan baru dimulai pukul 19.00 WIB.
Baca SelengkapnyaMomen lucu terekam kamera saat misa akbar bersama Paus Fransiskus di GBK, Jakarta.
Baca SelengkapnyaPuluhan ribu suporter memadati seluruh penjuru stadion untuk mendukung penuh Timnas Indonesia melawan Australia.
Baca SelengkapnyaMiftahudin Ramli (53) alias Midun menggelar aksi solidaritas dengan bersepeda dari Kota Batu ke ke Jakarta. Dia membawa keranda di sepanjang perjalanannya.
Baca Selengkapnya