Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera
Rombongan polisi dan istri mengunjungi permukiman suku Talang Mamak untuk menyosialisasikan pemilu damai.
Kicau burung bersahutan dari pepohonan di hutan perawan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau menyambut kedatangan rombongan yang datang mengunjungi suku Talang Mamak.
Membawa Pesan Pemilu Damai di Habitat Harimau Sumatera
Suku Talang Mamak merupakan warga asli di hutan itu. Mereka tinggal di sekitar rimbunan pohon yang juga didiami beragam satwa, seperti harimau sumatera, beruang, dan buaya.
Suara perahu bermesin memecah suasana hening di hutan perawan itu. Gelombang pun terbentuk di air saat perahu menembus aliran sungai.
Perahu kayu bercorak merah putih itu membawa sejumlah rombongan polisi. Mereka membawa bungkusan plastik yang akan diberikan ke Suku Talang Mamak.
Permukiman Suku Talang Mamak jauh dari keramaian, tepatnya di kawasan TNBT sudut Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Butuh waktu berjam-jam untuk menemukan hiruk-pikuk jalan lintas timur perbatasan Riau dengan Jambi.
Suku Talang Mamak sudah ada di sana jauh sebelum penetapan taman nasional. Mereka suku asli yang hidup di hutan belantara. Akses dan fasilitas umum di daerah tempat suku asli Riau itu masih terbatas.
Kondisi itu membuat Kapolsek Batang Gansal Iptu Cevin Thimorut Beryan Djari terpanggil untuk ke sana. Bersama sang istri Frety, Cevin membawa pesan Pemilu damai ke masyarakat pedalaman.
Cevin tak ingin berpangku tangan di balik meja kantornya. Dia nekat menembus habitat harimau sumatera itu untuk sampai ke perkampungan Suku Talang Mamak.
"Jarak tempuh sekitar 2,5 jam ke Dusun Nunusan. Ini merupakan pengalaman berharga, karena melewati habitat harimau sumatera, perahu kami jalurnya melawan arus," kata Cevin kepada merdeka.com, Rabu (20/12).
Bukan tangan kosong, Cevin membawa sembako untuk diberikan kepada masyarakat Suku Talang Mamak tersebut.
Cevin dan anak buahnya juga membawa misi penting, menyampaikan pesan Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal. Mereka diminta agar menyosialisasikan pemilu damai di sejumlah daerah, termasuk pedalaman tempat Suku Talang Mamak tinggal.
Kedatangan Cevin mengagetkan warga Suku Talang Mamak. Mereka langsung berbondong-bondong menemui perwira jebolan Akpol 2019 itu. Cevin bersama 5 anggotanya dan 3 bhayangkari juga tak menyangka bakal disambut hangat.
Pak Tatung dan Pemuncak Adat Melayu, M Nasir mendampingi Cevin untuk berkomunikasi dengan mereka. Sebab, tak semua dari warga yang fasih berbahasa Indonesia.
"Kami ajak masyarakat berkumpul, didampingi tokoh masyarakat setempat Pak Tatung. Kami sosialisasi tentang Pemilu Serentak 2024 mendatang," kata Cevin.
Penyampaian Pemilu itu berbarengan dengan pembagian paket sembako yang diberikan Cevin ke masyarakat. Dia ingin meringankan sedikit beban suku asli itu. Sebab, kehidupan warga setempat hanya mengandalkan alam sekitar.
Bukan perkara mudah berbicara dengan Suku Talang Mamak. Ada beberapa tahapan sebelum permasalahan inti disampaikan. Cevin menyerahkan sepenuhnya soal komunikasi ke Pak Tatung yang sedari awal mendampinginya.
"Kita harus ngomong sama ketua adatnya dulu, karena mereka pakai pantun atau petatah petitih. Itu kan memang budaya di sana," ucap Cevin
Setelah lama bercengkrama dan bercanda, misi pemilu damai juga tersampaikan, akhirnya Cevin pamit pulang ke masyarakat. Pesan dari Cevin juga cukup dimengerti, mereka mempersilakan rombongan polisi itu untuk meninggalkan hutan sebelum siang berganti malam.
Perjalanan pulang bisa lebih cepat karena perahu tidak harus melawan arus. Tapi cuaca tak bersahabat, seragam Cevin dan rombongannya basah kuyup akibat guyuran hujan.
"Kami sangat menikmati perjalanan ini, apalagi hujan penuh berkah. Semoga harapan pemilu damai terwujud. Kami sampai di Polsek Batang Gansal menjelang azan magrib," ujar Cevin.
Suku Talang Mamak merupakan sekumpulan masyarakat yang terasing dan hidup masih tradisional di sehiliran Sungai Indragiri.
Mereka merupakan suku asli Indragiri Hulu dan suku pertama datang. Masyarakat di sana lebih berhak atas sumber daya alam sekitarnya. Selain itu, mereka juga termasuk Melayu Tua.
Bahasa yang mereka gunakan sehari-hari adalah bahasa Talang Mamak. Meski tak sedikit dari mereka yang sudah mulai modern dan merantau ke luar hutan.
Mata pencarian mereka lebih dominan berkebun seperti menyadap karet dan mengambil hasil hutan nonkayu. Ada juga yang berburu satwa dan menangkap ikan.
Meski banyak satwa liar yang buas di sekitaran permukiman mereka, namun Suku Talang Mamak tak pernah mengalami konflik. Mereka hidup damai meski dalam satu habitat.