Menengok makam keramat eks pasukan Nipon di Bali
Merdeka.com - Dari sejumlah kuburan yang di Bali disebut 'Setra' mungkin bisa dikatakan hanya stra Badung yang memiliki keunikan. Selain luasnya mencapai lebih dari 1 hektar, setra ini posisinya terbelah yang dipasahkan oleh sebuah jalan membentang dari Barat-Timur.
Jalan di Setra Badung ini terbagi dua, di mana pada bagian depannya jalan Imam Bonjol sedangkan jalan yang diapit oleh kedua setra ini namanya jalan Batukaru masuk wilayah kecamatan Denpasar Barat.
Di jalan Batukaru, ini terdapat dua Makam yang dikeramatkan selain Makam Putri Raja Pemecutan yang Mualap dengan nama Dewi Siti Khotijah. Ada juga keunikan lainnya yaitu dengan dimakamkannya seorang warga asing asal Jepang. Makam orang Jepang ini bernama Tuan Miura Djo.
-
Kapan makam tersebut dibangun? Tumulus Besar menjadi saksi bisu dari misteri sejarah dengan mengandung tiga makam penting, dikenal sebagai Makam Kerajaan I, II, dan III, yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-4 SM.
-
Kapan makam itu dibangun? Menurut ahli, makam itu berasal dari masa 2649 hingga 2150 sebelum Masehi.
-
Kapan makam ini dibangun? Makam ini diperkirakan berasal dari sekitar akhir abad ke-25 SM dan memiliki dimensi yang mengesankan: sekitar 42 meter panjang, 21 meter lebar, dan 4 meter tinggi.
-
Kapan makam ini diperkirakan dibuat? Hasil pengujian awal menunjukkan makam dan penghuninya berasal dari abad kedua hingga keempat Masehi.
Sejak kapan ia dimakamkan dan kenapa ia dimakamkan di kuburan Bali, ini, Tak banyak yang tahu. Namun dalam tulisan nisan tertulis sepenggal kisah kenapa orang Jepang ini begitu dianggap 'Bapaknya orang Bali'.
Tuan Miura diketahui berada di Bali sejak tahun 1888 dan wafat pada 7 September 1945. Ia datang ke Bali bersama pasukan Nipon masa penjajahan Jepang. Apakah dia datang sebagai prajurit Nipon ataukah sebagai tim pengobatan, juga tidak dijelaskan.
"Saat masa penjajahan Jepang, Tua Miura satu-satunya pasukan Jepang yang membelot dan berada dibarisan tentara Indonesia. Ia berjuang bukan dengan senjata, tetapi dengan cinta kasihnya," ujar bapak Yudi, salah seorang petugas kebersihan yang biasa menyapu di jalan Batukaru, Denpasar, Minggu (6/9).
Yudi pun mengaku tidak tau banyak soal bagaimana sejarahnya Tuan Miura begitu lekat di hati warga Kota Denpasar, ini. Namun katanya, dari sejumlah pembicaraan orang-orang, Tuan Miura tidaklah mati. Ia dianggap tetap berada didekat para warga Denpasar yang mengerti arti kasih sayang.
"Ajaran yang diberikan selalu kasish sayang. Menghadapi musuh tidak perlu dengan kekerasan tetapi dengan kasih sayang. Banyak orang dijaman itu yang minta pertolongan padanya, sehingga banyak pengikutnya," aku Yudi.
Pastinya kata Yudi, selama dirinya bertugas sebagai tukang sapu diwilayah ini selalu ada saja yang datang memberikan hormat di Makam Tuan Miura. Tidak jarang juga dari tamu-tamu Jepang yang datang untuk tujuan ingin tahu.
Terlebih lagi katanya, bulan ini adalah bulan wafatnya Tuan Miura yang selalu dirayakan setiap tanggal 7 September. "Biasanya hanya tabur bunga dan pemberian penghormatan. Itu juga dari para keluarga keturunan dari mereka yang pernah dibantua oleh Tuan Miura dimasa itu. Ya sudah disebut Bapak Kami," ungkapnya sambil melanjutkan menyapu di sisi jalan depan masuk Makam Miura, siang tadi sekitar pukul 13.00 Wita.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para kiai di Cirebon serukan PKB dan PBNU segera berdamai.
Baca SelengkapnyaIKN menjadi sorotan publik mendekati peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah elemen masyarakat Bali menganggap pelaksanaan Muktamar PKB mengganggu keamanan di Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaBendera pusaka RI akan dibawa melalui prosesi kirab dari Monumen Nasional ke IKN dengan pesawat
Baca SelengkapnyaKirab akan digelar dari Monumen Nasional (Monas), Jakarta menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan.
Baca SelengkapnyaMuseum Nasional Indonesia sempat dilanda kebakaran yang menghanguskan enam ruangan bagian belakang gedung A pada 16 September 2023 silam.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaSebelum dilantik sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara pada 10 Maret 2022, karier Bambang sudah cemerlang
Baca Selengkapnya