Mengintip Kemegahan Edutorium UMS Lokasi Peparnas XVII, Bikin Atlet Penyandang Disabilitas Badminton Terpukau
Meski kejuaraan baru menginjak hari pertama, euforia mulai terasa di gedung disebut mirip Allianz Arena, markas klub sepak bola asal Jerman, Bayern Munchen.
Ada yang beda saat pertandingan Para Bulu Tangkis Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII Solo 2024, Senin (7/10). Laga sengit tengah terjadi di semifinal kelas Nasional Beregu Putra antara kontingen tuan rumah Jawa Tengah melawan Kalimantan Selatan di Gedung Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Sorak sorai menggema di tribun penonton saat pertandingan berlangsung. Tak hanya penonton umum, atlet dari kontingen lain yang tidak bertanding pun turut memberikan dukungan kepada atlet di lapangan.
Meski kejuaraan baru menginjak hari pertama, euforia mulai terasa di gedung yang disebut-sebut mirip Allianz Arena, markas klub sepak bola asal Jerman, Bayern Munchen tersebut.
Bukan kali ini saja Edutorium UMS menjadi tuan rumah ajang disabilitas bergengsi, khususnya para badminton. Sebelumnya, gedung yang terletak di Kelurahan Karangasem, Solo, itu telah sukses menggelar ASEAN Para Games (APG) 2022. Baru-baru ini Edutorium juga menghelat ajang Hydroplus Indonesia Para Badminton Internasional 2024.
Venue Manager Para Bulu Tangkis Peparnas XVII Solo, M Siam Priyono mengatakan, sejak awal gedung Edutorium UMS memang didesain dengan konsep multifungsi. Sehingga, kalangan disabilitas pun dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan nyaman.
"Gedung ini telah didesain ramah difabel. Sehingga standar terkait disabilitas telah kami penuhi,” ujar Yoyon, sapaan akrabnya, saat ditemui di venue.
Fasilitas Pendukung
Edutorium UMS memiliki sejumlah fasilitas penunjang untuk difabel seperti akses ramp memadai serta kamar mandi dan toilet yang ramah disabilitas.
"Bahkan kami menyediakan tribun bagi kalangan penyandang disabilitas," imbuh Yoyon yang juga menjadi salah satu arsitek Edutorium UMS.
Edutorium UMS juga telah mendapatkan asesmen dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan dianggap representatif untuk menggelar ajang disabilitas.
Sebagai informasi, Edutorium UMS dibangun untuk menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo pada 18-20 November 2022 lalu. Proyek yang diresmikan pada Juli 2021 itu menelan dana hingga Rp386 miliar.
Edutorium sendiri berdiri di atas lahan seluas 54.842,78 meter persegi dengan luas bangunan 14.400 meter persegi. Gedung berkapasitas 8000-10.000 orang ini memiliki 5 lantai, termasuk ground floor yang mampu menampung 330 mobil.
Para atlet para badminton yang bertanding di Peparnas XVII pun mengapresiasi kemegahan Edutorium UMS. Atlet kelas elite asal Jakarta, M Subhan, mengaku baru kali pertama menjejakkan kaki di gedung tersebut.
Dia pun langsung takjub dengan kelengkapan fasilitasnya. Subhan menilai Edutorium UMS sudah berstandar internasional.
"Semua fasilitas sudah tersedia. Akses kursi roda oke, toilet oke, venue sudah infklusif. Salah satu yang terbaik di Indonesia,” ujar Yoyon.
Minim Kekurangan
Apresiasi serupa disampaikan atlet para badminton muda asal Kalimantan Selatan, M Aditya Marda. Ia mengacungi jempol kelengkapan fasilitas di venue para badminton kali ini.
"Mantap sekali, hampir enggak ada kekurangan. Saya lihat venue ini dipersiapkan secara matang,” tutur atlet 24 tahun asal Banjarmasin tersebut.
Sementara itu, atlet tuan rumah, Karnadi, menilai akses disabilitas di Edutorium UMS sudah sangat mendukung. Hal itu mulai dari ramp, toilet maupun tribun.
"Semuanya aksesibel," ungkap atlet yang akan bermain di ganda putra SU5 dan lower 4 itu.
Senada Subhan, dia hanya menggarisbawahi soal pendingin ruangan yang dinilai dinyalakan cukup kencang. Sehingga arah shuttlecock jadi tidak beraturan.
"Selebihnya Alhamdulillah bagus sekali, luar biasa," pungkasnya.