Menteri Jonan janji kirim peralatan baru ke Pegunungan Dieng
Merdeka.com - Pengamat Gunung Api Pegunungan Dieng, Surip mengeluhkan sulitnya melakukan pemantauan di Dieng. Hal itu disebabkan banyaknya gas beracun yang sering terjadi di sana.
"Saya mengamati Gunung Api Dieng, Dieng lain dengan yang lain. Musuh kita enggak kelihatan pak gas beracun," kata Surip kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan dalam acara pertemuan pengamat gunung api se-Indonesia, di Kaliurang, Yogyakarta, Minggu (11/6).
Surip mengungkapkan, insiden gas beracun di Dieng telah memakan banyak korban, terutama warga sekitar yang lokasi tempat tinggalnya tidak jauh dari sumber gas beracun sekitar satu Km bahkan ada yang hanya berjarak 25 Meter.
-
Dimana Dieng berada? Pada 22 April lalu, dataran tinggi Dieng dipilih menjadi tempat peringatan Hari Bumi tingkat Provinsi Jawa Tengah.
-
Apa masalah lingkungan di daerah dataran tinggi? Bagi masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi, kebarakan hutan juga sering menjadi ancaman lingkungan.
-
Apa yang terjadi di Dieng saat cuaca dingin ekstrem? Kawasan Dataran Tinggi Dieng di Banjarnegara kembali dilanda hawa dingin ekstrem sehingga terjadi fenomena embun es.
-
Kenapa Gunung Ungaran sempat alami kebakaran? Kebakaran itu dipicu oleh cuaca ekstrem yang membakar rumput ilalang serta pohon-pohon kering.
-
Bagaimana Danang Sri Hadmoko meneliti dampak erupsi gunung api? Melalui penelitian yang dilakukan, ia berusaha untuk menggali data-data serta catatan sejarah, dan mencocokkannya dengan temuan terkait endapan letusan gunung api di berbagai benua.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
"Gas beracun memakan banyak korban dan untuk mengeceknya membutuhkan keberanian dengan risiko sangat tinggi karena tidak semua orang berani ngecek keberadaan gas," ungkapnya.
Oleh karena itu, Surip meminta Jonan untuk mengirimkan peralatan yang lebih canggih untuk pos pemantauan Gunung Dieng. "Kami mengharapkan ke depan, peralatan yang lebih mampu mendeteksi gasnya karena gas enggak berbau, enggak berwarna dan enggak berasa," jelasnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Jonan berjanji akan memperhatikan kondisi gas beracun di Dieng. "Peralatan sesuai kebutuhan ya pak sudah saya catat. Tapi kalau keberatan itu enggak ada alatnya pak," jawabnya yang disambut gelak tawa hadirin.
Jonan menegaskan, saat ini ia memang sedang memprioritaskan beberapa program untuk para pengamat gunung api. Di antaranya adalah menaikkan status kepegawaian, penambahan personel serta penambahan dan modernisasi peralatan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini kawah itu masih aktif dengan mengeluarkan asap tipis yang merekah dari celah-celah bebatuan.
Baca SelengkapnyaKebakaran hebat melanda lereng Gunung Sumbing sejak Jumat (1/9) siang.
Baca SelengkapnyaGas-gas beracun tersebut berupa karbon dioksida, karbon monoksida, dan hidrogen sulfida yang berbahaya bila terhirup
Baca SelengkapnyaAwan panas guguran itu telah menyebabkan hujan abu tipis yang turun pukul 21.24 WIB di sekitar Dukuh Plalang hingga Desa Lencoh.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat empat titik di Riau terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di DIY dan Jawa Tengah kembali mengeluarkan awan panas guguran.
Baca SelengkapnyaKebakaran terjadi pada Jumat sore. Area yang terbakar semakin meluas.
Baca SelengkapnyaGunung Merbabu terbakar hebat sejak Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan kondisi Gunung Semeru saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaDikenal sebagai negara kepulauan yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 130 gunung berapi aktif.
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca Selengkapnya