Merdeka Awards 2023: Kisah Puger Sang Mantan Juru Parkir Pelindung Anak-Anak Pengidap HIV/AIDS
Puger Mulyono pendiri Lentera Surakarta menerima penghargaan Merdeka Awards 2023
Puger Mulyono pendiri Lentera Surakarta menerima penghargaan Merdeka Awards 2023
Merdeka Awards 2023: Kisah Puger Sang Mantan Juru Parkir Pelindung Anak-Anak Pengidap HIV/AIDS
Puger Mulyono pendiri Lentera Surakarta menerima penghargaan Merdeka Awards 2023 atas kategori Sosok Inspiratif untuk Indonesia di Bidang Sosial. Penghargaan Merdeka Awards diterima langsung oleh Puger Mulyono di SCTV Tower, Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Merdeka Awards diberikan kepada perorangan, kelompok masyarakat, pelaku bisnis, hingga institusi yang berhasil memberi sumbangsih bagi kemajuan negeri dan kemanusiaan.
Puger Mulyono, dulunya juru parkir, dengan tulus menerima dan memberikan perlindungan kepada anak-anak yang menderita HIV/AIDS dan ditinggalkan oleh keluarga mereka.
Meski hidupnya sederhana, ia dengan penuh kasih menerima, merawat bahkan memberikan pendidikan kepada mereka.
Puger menjelaskan dalam sambutannya, awalnya ia tidak berniat membuat rumah perlindungan bagi anak-anak pengidap HIV/AIDS. Akan tetapi, dirinya percaya bahwa semua anak-anak membutuhkan tempat dan kasih sayang.
"Kami dari awal tidak punya niat untuk mulai membuat rumah perlindungan terakhir bagi anak-anak pengidap HIV positif. Awalnya satu (anak), lama-lama menjadi banyak," ujarnya, Rabu (30/8).
Mereka adalah anak-anak yang tidak bersalah, lahir dalam keadaan yang tidak dapat mereka pilih. Namun, kerap dijauhi oleh masyarakat, bahkan oleh keluarga sendiri karena kondisi yang dideritanya.
Dia menuturkan bahwa nama Lentera Surakarta baru dibuat setelah pihaknya merawat dua anak.
"Tercetus setelah kami merawat dua anak, barulah terpikirkan bahwa perlu wadah atau adanya suatu rumah untuk menaungi anak-anak ini. Akhirnya, terciptalah nama Lentera Surakarta," jelas Puger.
Pada awalnya, anak-anak yang dirujuk ke yayasan hanya berasal dari satu rumah sakit. Namun, seiring waktu, banyak rumah sakit di Indonesia merujuk anak-anak pengidap HIV/AIDS ke Yayasan Lentera Surakarta.
Semakin banyak anak yang diterima Puger untuk dirawat, ia pun harus mencari tempat tinggal yang lebih memadai.
Kendati demikian, setiap kali pihaknya mencari rumah sewa baru, ia selalu mengalami penolakan dari warga sekitar karena anak-anak yang dirawatnya mengidap HIV/AIDS.
"Sebelumnya sembunyi-sembunyi. Setelah ketahuan masyarakat, diusir. Lalu, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain," tutur Puger.
"Di tahun 2013, saya notariskan supaya resmi, kata orang-orang begitu. Supaya dapat bantuan, tetapi ternyata (pada saat itu) enggak dapet-dapet," tambahnya.
Setelah mencuat di media massa pada tahun 2015, upaya Puger terdengar oleh pemerintah kota dan dinas sosial setempat.
Puger menjelaskan di tahun 2017, Menteri Sosial pada saat itu Khofifah Indar Parawansa melalui Pemerintah Surakarta, memfasilitasi anak-anak Lentera Surakarta dengan membantu meminjamkan tanah untuk dibangunnya tempat yayasan.
"Insya Allah tahun ini, kami akan relokasi lagi karena tempat lama akan dijadikan lahan parkir. Melalui Pemerintah Solo, kami mau dicarikan tempat yang lebih aman dan nyaman agar kesehatan anak-anak kami terjamin," ujarnya.
Puger berterima kasih kepada pemerintah Solo, kementerian sosial, pihak rumah sakit, hingga donatur atas bantuan yang telah diberikan untuk anak-anak di yayasan.
Di akhir sambutannya, Puger kembali menuturkan bahwa Yayasan Lentera adalah tempat berlindung yang aman bagi anak-anak pengidap HIV/AIDS.
"Rumah Lentera adalah tempat kalian (anak-anak) untuk berteduh," ungkap Puger.