Mereka Kompak Pamitan ke Anggota Dewan di Senayan, Ada yang Titip Ini
Pada Oktober 2024 mendatang, sejumlah anggota KIM dari kepemimpinan Jokowi sudah harus dibubarkan
Menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada Oktober mendatang, sejumlah menteri dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) mulai berpamitan dengan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di masing-masing komisi.
Pada Oktober 2024 mendatang, sejumlah anggota KIM dari kepemimpinan Jokowi sudah harus dibubarkan, seiring dilantiknya Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Oleh sebab itu, September menjadi bulan terakhir bagi para menteri KIM pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengucapkan salam perpisahan kepada mitra kerjanya di komisi I-XI. Berikut daftarnya.
Menteri Keuangan Pamit ke Komisi XI
Menteri Keuangan Sri Mulyani berpamitan dengan jajaran anggota Komisi XI DPR RI bersama dengan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazra dalam rapat kerja membahas Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Keuangan dalam RUU APBN 2025, Senin (9/9).
"Ini adalah merupakan presentasi terakhir dari saya dan Pak Wamen di dalam rangka kabinet ini untuk disiapkan bagi kabinet yang akan datang," ujar Sri Mulyani.
Mewakili jajaran Kemenkeu, Sri Mulyani juga berterimakasih kepada anggota Komisi XI DPR RI atas segala bentuk kerja sama yang terjalin.
"jadi kami atas nama seluruh jajaran Kementerian Keuangan ingin menyampaikan terimakasih kepada pimpinan dan seluruh anggota Komisi XI yang selama ini terus menjadi partner dan sekaligus pengawal dan pengawas dari seluruh pengelolaan Kementerian Keuangan sebagai bendahara Negara Republik Indonesia. Mohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan kami baik yang terucap maupun tidak terucap, yang diperbuat ataupun yang tidak diperbuat," tuturnya.
Pak Basuki Pamit ke Komisi V
Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Menteri (PUPR) mengucapkan salam perpisahannya dalam momen rapat kerja yang digelar pada Senin (9/9) kepada seluruh anggota Komisi V DPR RI.
"Bapak-bapak pimpinan, ibu, bapak Komisi V DPR RI yang terhormat dan kami hormati, saya atas nama keluarga besar Kementerian termasuk balai-balai di seluruh provinsi mengucapkan terima kasih atas semua pengawasan yang bapak ibu berikan, atensi yang diberikan kepada Kementerian PUPR," katanya dalam sambutan.
Sambil bercanda, Basuki menjelaskan bahwa setiap rapat kerja yang digelar menjadikan dorongan bagi dirinya sebagai menteri untuk mengoreksi para pimpinan di eselon I.
"Walaupun setiap berangkat rapat saya pasti mules, tapi ternyata Raker itu sangat membantu, sangat mendorong saya, khususnya sebagai menteri untuk koreksi kepada para pimpinan, eselon I kami. Untuk itu, izinkan saya mengucapkan terimakasih,"
Selanjutnya, Dia kembali melanjutkan ucapan perpisahan dengan meminta maaf.
"10 tahun berlalu kita bersama berkarya untuk membangun bangsa. Andai ada kata yang tidak sama, mohon maaf. Please, jangan dipendam selama-lamanya. Sakinah, mawaddah, warahmah, adalah harapan semua keluarga dan kita semua. Walaupun tiba saatnya kini kita berpisah, semoga silaturahmi dapat tetap terjaga. Sekali lagi terima kasih atas semuanya," tambahnya.
Menteri Nadiem Pamit ke Komisi X
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim pamit dengan anggota DPR yang menjadi mitra kerjanya di Komisi X.
Sebagai bentuk salam perpisahan, Nadiem membacakan sebuah puisi yang juga menitipkan program Merdeka Belajar kepada anggota DPR di Komisi X.
"Mungkin untuk menutup, karena dari tadi udah banyak yang memberikan pantun, mungkin saya kasih sedikit lagi bukan pantun, tapi mungkin puisi kalau boleh. Biar agak beda sedikit," kata Nadiem.
"Zaman dulu murid merasa berat bangun di pagi hari, Memakai seragam sekolah terasa tegang di hati, Karena anak itu tahu sesaat lagi dia akan masuk ruang kelas yang menakuti, Zaman dulu setiap kesalahan dikenai hukuman, Setiap pertanyaan dipermalukan. Relevansi dari ajaran semakin membingungkan, Dari hari ke hari ia semakin ketinggalan, bukan hanya anak lho yang ketakutan, Ibu guru pun tak bisa napas mengejar pembelajaran, Materi ajar serasa kereta tanpa batas kecepatan, Beban birokrasi membuat guru seperti tahanan,
Tetapi di dalam hati setiap anak ada mimpi yang tersembunyi, Keinginan untuk belajar tanpa dihakimi, Kepercayaan kuat bahwa dia punya kompetensi, Keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri, dan setiap guru punya firasat di dalam hati.
Bahwa mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi, Bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin bisa diproduksi dengan kekakuan, penghafalan, dan standarisasi,
Baik anak maupun guru harus diberikan ruang untuk berkreasi, berinovasi, bahkan untuk berjuang, Ruang kelas menjadi panggung dan juga peluang untuk menemukan jati diri setiap orang.
Pada hari ini kita semua bergabung untuk melihat apa yang terjadi kalau murid dan guru diberikan panggung, Untuk membuktikan bahwa kreativitas dan kolaborasi sama pentingnya dengan berhitung, Karena inilah resep yang membuat mimpi setiap anak melambung,
Bapak dan Ibu proses transformasi membutuhkan sabar, Hampir 5 tahun kami sibuk menanam akar, Baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar, Di tangan Anda semua saya titipkan Merdeka Belajar," tambahnya membacakan puisi.
Menteri Agama Pamit ke Komisi VIII
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berpamitan dengan Komisi VIII DPR dalam rapat kerja pada Rabu (11/9).
Dalam perpisahannya, Yaqut berterimakasih kepada anggota Komisi VIII DPR yang telah menjadi mitra kerjanya selama empat tahun terakhir.
"Tentu yang pertama kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh anggota Komisi VIII karena kerja sama tiga sampai 4 tahun terakhir ini sangat baik terjalin dan semua hubungan baik ini juga terjaga," ujar Yaqut.
Selain itu, dia juga meminta maaf apabila selama menjabat sebagai Menteri Agama dirinya sempat melakukan hal-hal yang tidak berkenan.
"Kami kira ini adalah hal yang manusiawi. Tentu mudah-mudahan ruang-ruang perbaikan akan terus terbuka," ucapnya.
Mensos Risma Pamit ke Komisi VIII
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini salam perpisahan dengan Komisi VIII sambil menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf selama menjabat sebagai Mensos.
"Terima kasih Bapak-Ibu sekalian, kalau saya mohon izin dan mohon pamit dan mohon maaf kalau ada kesalahan saya selama saya menjadi Menteri Sosial, dan mohon doa restu meskipun bingung ha-ha," kata Risma.
Dirinya juga meminta doa restu kepada anggota Komisi VIII DPR terkait pencalonannya sebagai Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Jawa Timur (Jatim).
"Mohon doa restu mudah-mudahan yang terbaik, insyaallah yang terbaik bagi Allah dan terbaik bagi saya, sekali lagi mohon maaf kalau ada kurang berkenan baik sengaja atau tidak, karena kadang saya suka ngeyel, Pak," ujar Risma.
Menlu Retno Pamit ke Komisi I
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi berpamitan dengan anggota Komisi I DPR RI yang membahas Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kemlu tahun 2025 pada Kamis (12/9).
Retno menyebut dirinya merasa sangat terhormat dipercayakan untuk memimpin diplomasi Indonesia selama 10 tahun terakhir.
"Anggota Komisi I yang sangat saya hormati, hari ini merupakan hari terakhir pertemuan antara Kementerian Luar Negeri dengan Komisi I DPR untuk masa bakti saat ini. Saya sangat terhormat mendapatkan amanah dan tanggung jawab menjadi kapten diplomasi Indonesia selama 10 tahun. Amanah tersebut sebentar lagi akan berakhir," ujarnya.
Selain itu, Retno juga menitipkan pesannya kepada Komisi I yang akan datang agar tetap membantu dan mengawal bangsa Palestina.
"Ibu bapak, salah satu isu yang ingin saya titipkan terutama untuk Komisi I yang akan datang, adalah mengenai Palestina. Jangan tinggalkan bangsa Palestina berjuang sendirian ditengah hak-hak mereka yang dirampas" ucapnya.
Dia kemudian melanjutkan ucapan perpisahannya dengan meminta maaf jika selama menjalankan bertugas terdapat hal-hal yang kurang berkenan.
Reporter Magang : Maria Hermina Kristin