Meroket di survei, Hasanah dinilai bisa jadi 'Kuda Hitam' di Pilgub Jabar
Merdeka.com - Usai debat kedua Pilgub Jabar 2018, perolehan suara pasangan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) meningkat signifikan. Hal ini dikonfirmasi oleh survei ILMA Research and Consulting yang menyebut pasangan yang diusung PDIP ini bersaing ketat dengan kandidat lain, dengan perolehan suara 19,5 persen.
Melihat tren positif tersebut, Direktur Eksekutif Eksplorasi Dinamika dan Analisis Sosial (EDAS) Wawan Gunawan menilai bukan mustahil Hasanah bisa menjadi kuda hitam dan memenangi Pilgub Jabar.
"Kalau mesin partai dan para pentolan PDIP serta pengusungnya serius, bukan tidak mungkin (Hasanah) akan menjadi kuda hitam. Karena kan tidak bisa disandarkan kepada dua orang paslon. Harus dikeroyok," kata Wawan kepada wartawan, Minggu (27/5).
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Bagaimana Prabowo-Gibran unggul dalam Pilpres? Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, Prabowo-Gibran unggul dengan suara sah sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional, atau setara dengan 58,6%. Keduanya juga dilaporkan unggul di 36 Provinsi.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
Menurut Wawan, kerja keras dan gotong royong adalah kunci Hasanah untuk mempertahankan tren positif elektabilitas yang sudah ada.
"Ideologi gotong royong yang selama ini diusung oleh PDIP diuji. Kalau memang masih konsisten dengan gotong royong, bisa menang kalau dipakai itu prinsip ideologi gotong royong," ujarnya.
Menurut dosen di Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) ini, sisa 30 hari kampanye adalah waktu yang sangat cukup bagi Hasanah untuk terus meroket.
"Tinggal didorong bener-bener semua komponen yang menjagokan Hasanah, harus bekerja habis-habisan," tegasnya lagi.
Wawan mengingatkan, 31 juta pemilih di Jabar itu mayoritas rakyat kecil, segmen masyarakat yang paling diperjuangkan PDIP. Oleh karenanya, sifat kegotongroyongan juga diyakini masih melekat di sebagian besar rakyat Jabar.
"Jadi kalau itu (gotong royong) digunakan dengan baik, tidak menutup kemungkinan Hasanah bisa menyalip yang lainnya. Karena kan ada kelemahan di paslon lain yang sudah merasa unggul. Biasanya kalau yang sudah unggul, ah tenang aja da bakal menang ini. Jadi aja males," bebernya.
Dia menilai Hasanah punya keunggulan di banding pasangan lain, yakni program-program yang mudah dicerna oleh kebanyakan masyarakat Jabar di pedesaan. Hal ini juga yang membuat Hasanah, masih menurut survei ILMA, unggul dalam debat kedua Pilgub Jabar 2018.
"Dibandingkan dengan yang lain begitu, masyarakat lebih mudah mencerna. Masyarakat yang mana? Masyarakat yang kebanyakan di Jawa Barat, bukan masyarakat di pusat-pusat kota, urban," ujarnya.
"Mungkin kalau masyarakat urban lebih ke pasangan yang lain. Orientasinya programnya lebih teknopolis, inovatif. Tapi kan jumlah masyarakat Jawa Barat di daerah itu kan jauh lebih banyak ketimbang masyarakat yang di perkotaan," katanya.
Sebagaimana diketahui, survei ILMA yang dilakukan pada 15-20 Mei 2018 menunjukkan tiga paslon Pilgub Jabar 2018 bersaing ketat dengan selisih elektabilitas yang tipis. Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 28,63 persen, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2D) 27,88 persen, Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) 19,50 persen, dan posisi paling buncit Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) 5,13 persen. Sementara responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab 18,88 persen.
Survei ILMA juga mengonfirmasi Hasanah sebagai pasangan yang paling baik saat debat kedua, yakni dengan persentase 16,63 persen. Selanjutnya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (2D) dengan 15 persen, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) 14,13 persen dan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) 9,13 persen. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan calon (paslon) di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik mencatat elektabilitas pasangan calon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling tinggi di antara paslon lain dengan perolehan 71,5 persen.
Baca SelengkapnyaHanta meyatakan, selisih keduanya adalah 20 sampai 21 persen.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menungkapkan ada bebrapa faktor yang membuat elektabilitas Anies-Muhaimin naik.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan survei internal memperlihatkan pertumbuhan yang cukup signifikan dari beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menanggapi hasil survei Pilkada Jateng terbaru yang dirilis SMRC.
Baca SelengkapnyaHasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk "Peluang Calon-calon Gubernur dalam Pilkada Provinsi Jawa Tengah"
Baca SelengkapnyaSelama dua bulan terakhir elektabilitas Andika-Hendi naik 14 Persen, sedangkan pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin turun 10,9 persen.
Baca SelengkapnyaDari September 2024 ke Oktober 2024, dukungan kepada Andika M Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi) meningkat sebesar 11,5% dari 36,6% menjadi 48,1%.
Baca SelengkapnyaNamun, pemilih bimbang masih cukup tinggi mencapai 28,7 persen
Baca SelengkapnyaPasangan calon nomor urut 1, Eman Suherman-Dena Muhamad Ramdhan menempati posisi teratas dengan 54,8 persen.
Baca Selengkapnya