Meski sakit, Bupati Bogor tetap jalani rekonstruksi kasus suap

Merdeka.com - Bupati Bogor Rahmat Yasin meskipun dalam kondisi sakit tetap menjalankan rekonstruksi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap rekomendasi tukar menukar kawasan hutan. "Kondisi bupati pada saat rekonstruksi sedang sakit, gula darahnya tinggi dan ada mag," kata Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik, Diskominfo Kabupaten Bogor, Erwin Suriana, seperti dikutip dari Antara, Kamis (11/6).

Erwin menjelaskan, kondisi kesehatan Bupati diketahui dari tim bantuan hukum yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yang diundang KPK untuk mendampingi Bupati pada saat proses rekonstruksi yang berlangsung di Pemkab Bogor, Cibinong, Rabu (11/6) kemarin.

Erwin yang juga hadir menyaksikan proses rekonstruksi melihat jelas kondisi pimpinannya tersebut yang cukup memprihatinkan.

"Saya hadir dan sempat dipersilakan untuk bersalaman, tetapi hanya sebentar saja kita boleh bersilaturahmi dengan beliau," kata Erwin.

Dia menjelaskan, proses rekonstruksi KPK dilakukan mulai pukul 17.30 WIB saat tim KPK beserta tiga tersangka tiba di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bogor, Cibinong.

Tim KPK melakukan rekonstruksi pertama kali di ruang kerja Bupati mulai dari pukul 17.30 WIB. Selama kurang lebih 30 menit, tim melanjutkan rekonstruksi di Kantor Dinas Pertanian dan Kehutanan.

Sekitar pukul 19.00 WIB, tim melakukan rekonstruksi di Pendopo atau rumah dinas Bupati Bogor, hingga pukul 04.00 WIB proses rekonstruksi masih berlangsung.

"Rekonstruksi cukup lama dilakukan di Pendopo Bupati, sampai pukul 04.00 WIB saya meninggalkan lokasi, kegiatan masih berlangsung," ujar Erwin.

Menurut Erwin, rekonstruksi berlangsung lama karena kondisi Bupati Bogor yang sedang sakit. Saat pemeriksaan kesehatan oleh tim pendamping dari Pemkab Bogor tidak menyarankan Bupati untuk melakukan rekonstruksi tersebut.

Namun, lanjut Erwin, karena proses rekonstruksi memerlukan kerja sama bupati untuk menyelesaikan setiap tahapannya, sehingga setelah diberikan pengobatan, Bupati Bogor menyelesaikan setiap tahapan jalannya rekonstruksi.

"Karena menurut informasi tim pendamping dan kuasa hukum Bupati, tim KPK bergerak dari Jakarta siang hari, lalu melakukan rekonstruksi dulu di kawasan Sentul, baru sore harinya di Pemkab. Saat itu tim pendamping mengecek kondisi kesehatan Bupati, seharusnya tidak layak ikut rekonstruksi. Tetapi setelah KPK meminta dan diberi obat, rekonstruksi dijalankan," ujar Erwin.

Menurut Erwin, Bupati memiliki semangat untuk tetap menyelesaikan penyelidikan terkait kasus yang sedang dihadapinya.

Erwin menambahkan, proses rekonstruksi tersebut juga menjadi ajang silaturahmi antara Bupati dan pejabat Pemkab Bogor lainnya. Meski hanya diberi waktu sebentar, dan yang tidak berkepentingan dilarang mendekati area rekonstruksi.

"Hanya keluarga yang diperbolehkan berada di lokasi Pendopo. Karena hanya saat itu Bupati bisa bertemu anak-anaknya," ujar Erwin.

Bupati Bogor Rachmat Yasin ditangkap KPK dalam operasi tangkap tangan Rabu (7/5) lalu di kediamannya di Perumahan Yasmin sektor II, Kota Bogor. Penangkapan bupati terkait suap izin rekomendasi lahan seluas 2.754 hektar.

Kamis (8/5), KPK menetapkan politisi PPP tersebut sebagai tersangka. Dalam kasus tersebut KPK menyita barang bukti uang sebesar Rp 1,5 miliar. Bupati juga diketahui telah menerima Rp 3,5 miliar untuk izin tersebut. (mdk/hhw)