Momen Paus Fransiskus & Nasaruddin Umar Bukti Agama Ajarkan Persaudaraan Bukan Permusuhan
Kedua tokoh besar tersebut menjadi contoh bagi umat beragama untuk menjalin hubungan di tengah perbedaan
Dalam kunjungannya Paus Fransiskus menyempatkan mampir ke Masjid Istiqlal yang berdekatan dengan Gereja Katedral Jakarta. Keakraban ditunjukkan Paus Fransiskus dengan Imam Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi simbol persahabatan umat beragama di Indonesia.
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo melihat kerukunan yang ditunjukkan kedua tokoh besar tersebut menjadi contoh bagi umat beragama untuk menjalin hubungan di tengah perbedaan.
Pria akrab disapa Romo Benny ini menyatakan bahwa Paus Fransiskus sangat takjub dengan persatuan Indonesia yang dibangun di atas kemajemukan yang ada.
"Meskipun ada perbedaan karena kita terdiri dari 714 suku etnis, kita bisa hidup berdampingan saling menghargai dan saling menerima perbedaan. Ini yang sebenarnya Paus Fransiskus katakan di dalam perjumpaan dengan Bapak Presiden Joko Widodo dan pertemuannya di Istiqlal, agar umat beragama saling membangun kerjasama, membangun persaudaraan, dan meningkatkan kesadaran untuk membangun kebahagiaan bersama," terang Romo Benny, Rabu (11/9).
Benny mengatakan bahwa persahabatan yang ditunjukkan Nasaruddin dan Paus Fransiskus merupakan momen berharga yang patut disyukuri. Perjumpaan kedua tokoh besar ini walaupun singkat dapat menunjukkan betapa indahnya kemajemukan jika dikelola dengan baik.
Benny yang juga berkiprah sebagai Sekretaris Dewan Nasional Setara Institute ini menyitir pesan Paus Fransiskus terhadap Indonesia, bahwa keberagaman yang terawat adalah harta yang tak ternilai harganya.
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika yang sejatinya telah dikenal sejak lama oleh bangsa Indonesia, dianggap sangat berharga oleh Paus ke-266 ini, bahkan jika dibandingkan oleh emas sekalipun.
"Persahabatan antara Imam Masjid Istiqlal dan Paus Fransiskus tidak melanggar peraturan. Persahabatan antarumat beragama kita lihat sebagai fenomena yang manusiawi saja, justru agama seharusnya mengajarkan persaudaraan, bukan permusuhan," imbuhnya.
Dirinya pun berharap agar masyarakat Indonesia semakin terbuka dalam menjalin persahabatan. Hubungan persahabatan harus didasarkan pada ketulusan, kejujuran, dan keterbukaan, sehingga para pihak yang saling bersahabat sama-sama mendapatkan kehormatan.
"Semua bisa saling mengangkat harkat dan martabatnya sebagai manusia, tanpa harus menunggalkan perbedaan yang ada secara paksa," tuturnya.
Benny memiliki harapan agar kerukunan dan persahabatan yang ditunjukkan Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar dapat menjadi panutan bagi tokoh agama lainnya. Hal ini akan berimbas pada umat beragama di akar rumput, sehingga mereka menjadi lebih rukun dan mampu menjiwai konsep perdamaian dalam keberagaman.
"Kita berharap keteladanan Paus Fransiskus dan Imam Besar Istiqlal Nasaruddin itu menjadi role model bagi para tokoh-tokoh agama dan umat beragama untuk saling memberi, saling menerima perbedaan dan keragaman, serta terus menerus menjaga kemajemukan bangsa Indonesia," tandas Romo Benny.