MUI Sentil Kelompok Miskin Ilmu Merasa Pahamnya Paling Benar

Merdeka.com - Pelaku penyerangan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mustopa NR alias M (60) rupanya mengaku pernah bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad. Keterangan ini didapat dari dokumen yang dikirim Mustopa ke MUI.

Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, Abdullah Jaidi mengatakan, pelaku tidak memiliki wawasan keagamaan yang kuat. Menurutnya, kasus seperti ini bukanlah hal baru banyak yang bermimpi mengaku dapat wangsit, padahal bukan ahli agama.

"Wangsitnya adalah harus ada persatuan dan kesatuan (seluruh) umat Islam di dunia," kata Jaidi dalam keterangannya, Kamis (11/5).

Jaidi menegaskan setiap orang atau kelompok pasti memiliki keterbatasan ilmu. Karena itu jangan mengatakan bahwa pahamnya yang paling benar. Dengan sikap tersebut, kemudian menafikan pemahaman lain sehingga ekstrem dalam pergaulan.

Menurutnya, kalau MUI, Kementerian Agama, ataupun BNPT menekankan wawasan serta moderasi beragama yang bertujuan menyelamatkan generasi muda, dai dan ulama kita.

"Harapannya mereka ini tidak tercemar dengan pemahaman ekstrem. Termasuk dari media sosial," tutur Ketua Dewan Syura Al-Irsyad Al-Islamiyyah ini.

Jaidi menambahkan, semua pihak perlu antisipasi jika terjadi tindakan ekstrem yang dilakukan oleh kelompok radikal. Apalagi menjelang tahun politik seperti sekarang ini, bisa saja dimunculkan masalah-masalah yang sangat sensitif.

"Diperlukan pemahaman yang moderat di kalangan para penceramah. Ucapan penceramah atau dai bisa mempengaruhi pemikiran umat," tegasnya.

Dia juga berpesan tidak peduli berapa banyak ilmu atau harta yang dimiliki, akhlak adalah yang utama. Menurutnya, wibawa datang dari akhlak, kesantunan dan kepribadian yang baik.

"Kewibawaan yang utuh adalah kesantunan dalam berinteraksi di kehidupan masyarakat," tandasnya. (mdk/did)