Muncul Baliho Jokowi Bersama Prabowo-Gibran di Jakarta Pusat
Lalu, di sisi tengah ada gambar wajah Presiden Jokowi antara Prabowo dan Gibran.
Baliho itu berada tidak jauh dari rumah pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Muncul Baliho Jokowi Bersama Prabowo-Gibran di Jakarta Pusat
Baliho ukuran besar bergambar wajah Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama pasangan calon (paslon) nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terpampang di sejumlah titik di jalan raya Menteng, Jakarta Pusat.
Pantauan di lokasi pada Kamis (25/1) siang, baliho berukuran besar itu berdiri di Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat dan perempatan pertemuan antara Jalan Diponegoro dengan Jalan Teuku Cik Ditiro.
Baliho itu berada tidak jauh dari rumah pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Dua baliho tersebut mempunyai desain yang sama.
Baliho didesain dengan warna dominan biru muda khas paslon nomor urut dua dengan bertuliskan '2024' di bagian atas. Prabowo-Gibran memakai kemeja warna biru muda.
Lalu, di sisi tengah ada gambar wajah Presiden Jokowi antara Prabowo dan Gibran. Kemudian, di sebelah kanan atas Jokowi tampak ditambahkan objek jari angka dua.
Selanjutnya, di sisi bawah kanan baliho ada foto politikus PDI Perjuangan (PDIP) yang baru saja hengkang Maruarar Sirait. Di sampingnya terdapat tulisan 'Lanjutkan!!', dan tulisan 'Sahabat Maruarar Sirait'.
Adapun Maruarar Sirait atau akrab disapa Ara itu hengkang dari PDIP pada Senin, 15 Januari 2024 dengan alasan ingin mengikuti arah politik Jokowi. Tak lama berselang, Manuara secara terbuka menyatakan resmi mendukung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024.
Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, tidak ada aturan yang melarang pejabat negara untuk memihak dan berkampanye mendukung salah satu pasangan calon presiden tertentu di Pemilu 2024.
Hal itu dia sampaikan saat menanggapi pernyataan Menko Polhukam Mahfud Md soal banyaknya menteri di kabinet Jokowi yang secara terang mendukung kandidat tertentu meski bukan bagian dari tim sukses.
"Itu hak demokrasi setiap orang, setiap menteri sama saja, presiden itu boleh loh kampanye, presiden boleh loh memihak," kata Jokowi di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Jokowi menambahkan, jika ada menteri atau dirinya sebagai presiden akan berkampanye maka dilarang menggunakan fasilitas negara.
“Tapi yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara,” wanti dia.
Jokowi menjelaskan, menteri dan presiden bukanlah sekedar pejabat publik, namun juga pejabat politik. Maka dari itu, memihak dan mendukung kandidat tertentu dibolehkan.