Narasi Tragedi 1965 dibangun Orba untuk sah kan rezim
Merdeka.com - Penyelenggaraan kegiatan simposium nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan' mulai memasuki hari kedua. Sebagai pembicara pertama, Kepala Pusat Kajian Asia Tenggara Indonesia, Dr. Yosef Djakababa menjelaskan, terdapat sejumlah pola ingatan di masyarakat Indonesia terkait tragedi 1 Oktober 1965, sejak terjadinya tragedi tersebut hingga hari ini.
Namun dari beberapa pola ingatan tersebut, ujar Yosef, ada satu kecenderungan kompleksitas ingatan yang sama-sama tidak terepresentasi dengan baik, akibat sejumlah kepentingan yang melatar belakanginya.
"Di era rezim Orba, pembangunan narasi mengenai Tragedi '65 adalah cara untuk mengesahkan rezim yang baru muncul. Mereka memang butuh narasi yang mudah ditangkap masyarakat kala itu, untuk menjamin kelangsung hidup rezim Orba tersebut," ujar Yosef dalam pemaparan awalnya di simposium nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan', di Hotel Aryaduta, kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat, Selasa (19/4).
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata ini? Khususnya setelah melahirkan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan memberikan kata-kata untuk Ibu yang baru melahirkan dengan penuh pesan menyentuh.
-
Kenapa fakta penting di teks persuasi? Jadi, fungsi fakta dalam sebuah teks persuasi sangat penting perannya sebagai alasan yang kuat dalam mendukung isi dari tulisan.
-
Kenapa paradigma fakta sosial penting dipahami? Paradigma fakta sosial pertama kali diketahui disampaikan Durkheim dalam The Rules of Sociological Method (1895). Menyusul kemudian dia berbicara kembali mengenai paradigma fakta sosial dalam Suicide (1897).
-
Kenapa paragraf eksposisi penting? Tujuan utama dari paragraf eksposisi adalah memberikan pemahaman yang jelas dan komprehensif mengenai suatu topik kepada pembaca.
-
Siapa yang membutuhkan kata-kata perjuangan? Tak melulu dari orang terdekat, dukungan dan semangat bisa muncul darimana saja.
-
Paragraf eksposisi, apa fungsinya? Paragraf eksposisi adalah jenis paragraf yang memiliki tujuan untuk menjelaskan, memaparkan, dan menerangkan informasi.
Yosef menyebut, sebagai satu-satunya pemegang kendali atas narasi Tragedi 1965 selama puluhan tahun, rezim Orde Baru telah begitu massif mengambing hitamkan PKI sebagai pihak tunggal yang bersalah dalam pergolakan politik kala itu.
Bahkan, propaganda yang begitu massif juga dilakukan oleh rezim tersebut, dengan mengimplementasikan kepentingannya dalam sejumlah kebijakan, peringatan resmi, film, politik sensor, bahkan sampai tataran kurikulum sekolah.
"Negara saat itu menjadi satu-satunya penentu bagaimana Tragedi 1 Oktober dijadikan sebagai acuan mereka untuk memahami sejarah '65," ujarnya.
Untuk itu, Yosef berharap agar saat ini seluruh elemen masyarakat Indonesia bisa mempelajari secara menyeluruh mengenai apa yang terjadi dalam pergolakan politik 1965, dan berpikiran terbuka pada kenyataan-kenyataan kelam yang terjadi di sejarah Indonesia.
"Ada kesenyapan sejarah soal tragedi setelah 1 Oktober, dan itu sama sekali tidak pernah diakui oleh negara, apalagi dibahas. Dampaknya, banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui mengenai tragedi tersebut," ujar Yosef.
"Maka menurut saya, saat ini harus ada saling keterbukaan pandangan untuk memahami dan mempelajari secara menyeluruh mengenai kenyataan sejarah Tragedi 1965, dan tidak hanya sebagian saja," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pers diberedel pada masa Orde Baru karena mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaOrde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.
Baca SelengkapnyaIstilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaTritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaRomo Benny menyampaikan harapannya agar Indonesia tidak mudah dipecah belah oleh perbedaan kebudayaan atau keagamaan.
Baca Selengkapnya