OJK dan Bank Fama Gelar Literasi Keuangan Bantu UMKM Terhindar dari Pinjol
Merdeka.com - Literasi keuangan masyarakat Indonesia ditargetkan bisa terus meningkat, khususnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut bisa berpengaruh pada strategi pengelolaan hingga akses permodalan untuk pengembangan usaha bisa maksimal, sekaligus terhindar dari rentenir atau aplikasi pinjaman online (Pinjol) ilegal.
Hal ini menjadi salah satu pembahasan dalam edukasi keuangan yang digelar oleh Bank Fama International bersama Kantor Regional (KR) 2 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat, Jumat (16/12). Acara tersebut diikuti oleh ratusan anggota Komunitas Perempuan Pekerja Kepala Keluarga atau (PEKKA).
"Literasi keuangan secara umum di indonesia sudah meningkat, tapi lebih dari setengah masyarakat belum mengetahui mengenai literasi keuangan," ucap Dirut Bank Fama International, Tigor Siahaan.
-
Kenapa OJK mendorong literasi keuangan untuk UMKM? 'UMKM adalah ujung tombak perekonomian. Di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu, perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas 5 persen, tapi tentu harus terus menemukan sumber-sumber ekonomi baru. Salah satunya dengan UMKM dan juga di daerah. Literasi keuangan sebagai pondasi pemberdayaan UMKM,' kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) ke-2 di Pontianak, Selasa (29/8).
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Apa upaya OJK untuk mendukung kemajuan UMKM? Kebijakan itu antara lain, , antara lain mendorong UMKM memanfaatkan pendanaan Pasar Modal melalui Securities Crowdfunding (SCF), serta bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) menyediakan program kredit pembiayaan melawan rentenir yang dikhususkan untuk UMKM dan perempuan pelaku UMKM.
-
Bagaimana OJK dorong UMKM akses pendanaan? Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyampaikan upaya mendukung kemajuan UMKM, OJK menerbitkan ketentuan mengenai Securities Crowdfunding untuk memperoleh pendanaan melalui instrumen Pasar Modal.'Khusus di wilayah Kalimantan Barat, kami mencatat hingga saat ini SCF telah dimanfaatkan oleh 1 pelaku UMKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp1,05miliar dari 284 investor,' kata Inarno.
-
Bagaimana BRI mendorong pertumbuhan kredit UMKM? Hingga kuartal I/2023, BRI sendiri berhasil mencatat pertumbuhan kredit di sektor UMKM sebesar 9,6% year on year (yoy) dengan nominal mencapai Rp989,6 triliun. Jumlah tersebut mengambil porsi 83,86% dari total kredit BRI.
Beberapa kendala yang dihadapi masyarakat, khususnya pelaku UMKM adalah biasanya tidak memiliki laporan keuangan atau manajemen yang baik. Sebab itulah mereka susah mendapatkan pinjaman untuk pengembangan usaha dari bank.
"Problem di Indonesia adalah bagaimana UMKM bisa mendapatkan pinjaman tanpa mengandalkan rentenir dan pinjol ilegal," ucap dia.
Maka dari itu, edukasi atau seminar mengenai keuangan akan menjadi salah satu fokus Bank Fama. Menurut dia, anggota dari PEKKA merupakan contoh nyata bahwa banyak masyarakat yang potensial untuk maju dalam berwirausaha untuk mencapai kesejahteraan keluarga.
Bank Fama pun terus mengembangkan layanan digital secara terintegrasi dengan berbagai pihak, salah satunya Emtek. Layanan itu lebih difokuskan pada pelaku UMKM.
"Jadi dalam edukasi dan literasi keuangan itu kami ingin menyadarkan bahwa perbankan itu bukan hanya pinjaman, tapi kegunaannya tanggung jawab dan langkah apa yang dilakukan agar usaha lancar. Kami memiliki ekosistem dari Emtek," jelas dia.
Di tempat yang sama, Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono menjelaskan tingkat literasi di Jawa Barat diukur setiap tiga tahun. Pada tahun 2019 angkanya berada di 37 persen. Pada tahun 2020 berubah menjadi 56 persen. Angka itu melampaui tingkat literasi di Jawa Timur, Jawa Tengah hingga DKI Jakarta.
OJK menargetkan tingkat literasi keuangan bisa mencapai 90 persen pada tahun depan. Salah satunya melakukan sosialisasi dan edukasi bersama pelaku industri jasa keuangan seperti Bank Fama dengan sasaran yang beragam.
"Hari ini ibu-ibu dari PEKKA butuh perhatian kita semua. Nanti ditindaklanjuti dengan pemberian kredit dengan pola yang disesuaikan. kalau bisa ada tim percepatan akses keuangan daerah, kita biasanya melakukan kolaborasi dengan industri jasa keuangan dan UMKM termasuk Bank Fama," terang dia.
"ibu-ibu di PEKKA ini kan tulang punggung keluarga. Nah, berbicara tentang kaum ibu, masalah poinjol ilegal, 18 persen itu yang kena ada di wilayah di ibu ibu. Mudah-mudahan secara periodik dengan kegiatan edukasi, tidak ada lagi yang terjerat pinjol," ia melanjutkan.
Optimisme Kinerja Perbankan Tahun Depan yang Diprediksi Resesi
Disinggung mengenai prediksi kinerja industri jasa keuangan pada tahun depan yang disebut akan ada resesi global, Indarto mengaku tetap optimistis. Alasannya, sejak menghadapi pandemi Covid-19, kinerja industri jasa keuangan dalam kondisi stabil.
Indikatronya, pertumbuhan kredit sampai oktober YoY 2022 itu tumbuh 8,4 persen, dana pihak ketiga berada di 5,1 persen dan Non Performing Loan (NPL) atau pinjaman bermasalah semakin turun dari 3,9 menjadi 3,4 persen.
"Ini menunjukkan kinerja keuangan baik sekali. memang tahun depan penuh ketidakpastian, tapi saya punya keyakinan bahwa kita sudah memiliki pondasi yang kuat terkait perbankan, industri jasa keuangan stabil dan bisa berkontribusi terhadap negara," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK bersama kementerian/lembaga lain sudah menutup lebih dari 5.800 pinjol ilegal yang telah menimbulkan kerugian akibat investasi ilegal di atas Rp100 triliun.
Baca SelengkapnyaUMKM antara lain melalui perluasan literasi keuangan secara berkelanjutan kepada pelaku UMKM di berbagai daerah.
Baca SelengkapnyaSebagai lembaga keuangan non-bank yang fokus memberdayakan pelaku usaha ultra mikro, PNM turut mendukung inisiatif OJK tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan tersebut, HIPMI memberikan usulan kolaborasi dengan OJK dalam rangka upaya membuat para pengusaha UMKM Tanah Air bisa naik kelas.
Baca SelengkapnyaTanpa adanya regulasi yang jelas, konsumen tidak terlindungi dengan baik.
Baca SelengkapnyaKegiatan tersebut bagian dari upaya OJK dalam memberikanedukasi mengenai literasi keuangan.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan secara aktif terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPNM dan OJK berkomitmen untuk mendukung peran perempuan
Baca SelengkapnyaGerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) dicanangkan dalam rangka mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK terus mendorong literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan pelindungan konsumen.
Baca SelengkapnyaKehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) antara BRI sebagai induk bersama PT PNM dan PT Pegadaian memberikan dampak nyata.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan implementasinya bergantung pada kerjasama yang erat antara.
Baca Selengkapnya