Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pagi Menakjubkan Tatkala Dieng Berselimut Embun Es

Pagi Menakjubkan Tatkala Dieng Berselimut Embun Es Embun es di Dieng. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Embun es kembali muncul di dataran tinggi Dieng, Kamis kemarin. Dan kemunculan embun es Dieng itu adalah ketiga kalinya dalam jangka sepekan.

Embun es terpantau di jalan raya sekitar Dieng Kulon. Embun beku ini juga nampak menempel di rumput, meski belum begitu tebal di lapangan rumput sekitar kompleks Candi Arjuna Dieng.

Kemunculan embun es Dieng ini segera saja viral di dunia maya. Embun es memang selalu menjadi magnet yang tak kehilangan daya tarik, meski sudah menjadi fenomena tahunan.

Bagaimana tidak, Dieng berubah menjadi daratan berkilau bak bertabur intan permata. Buliran embun es itu memantulkan panorama nan memesona.

Singkat kata, tak perlu berlibur ke Korea atau Amerika untuk hanya untuk mendapati salju. Saat Dieng berselimut embun es, sensasinya tak beda di negara empat musim pada musim dingin.

Kemunculan embun es Dieng, di luar dampak negatifnya untuk pertanian, adalah berkah bagi dunia wisata. Munculnya embun beku ini berarti jaminan tingginya kunjungan ke Dieng.

Banyak keluarga dari luar daerah yang mencoba peruntungan dengan berburu embun es pada pagi hari. Jika beruntung mereka bakal disuguhi pagi menakjubkan di tengah hamparan embun es Dieng.

Dan rupanya, kemunculan embun es pekan ini juga kembali mendongkrak tingkat hunian homestay atau penginapan di Dieng.

Ketua Paguyuban Homestay atau penginapan Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Fortuna Dyah Setyowati mengatakan banyak wisatawan luar daerah yang penasaran ingin menyaksikan langsung fenomena embun es yang langka ini.

"Ya kalau seperti ini sih, Alhamdulillah ya. Kan otomatis banyak yang bikin status, kemudian diviralkan di Facebook. Itu biasanya banyak wisatawan yang datang," ucapnya.

Dyah mengemukakan, sebelumnya, angka hunian penginapan di Dieng sempat turun drastis pada akhir libur Lebaran. Dieng yang sebelumnya begitu ramai mendadak sepi.

Namun, sejak kemunculan embun es yang kemudian viral di dunia maya itu, hunian terus merangkak naik. Kini, tingkat hunian di Dieng Kulon saat ini rata-rata berkisar 40 persen.

Dia yakin hunian penginapan akan bertambah tinggi seiring kemunculan embun es. Terlebih, mulai pekan depan anak sekolah memasuki libur panjang 2019.

"Minggu ini muncul tiga kali. Kamis, Rabu terus hari sebelumnya (Senin)," dia mengungkapkan.

Kemunculan embun es yang cukup intensif pekan ini erat kaitannya dengan musim kemarau. Hanya saja, lazimnya embun es kerap terjadi pada Juli dan Agustus. Kemudian, intensitasnya menurun meski masih berpotensi terjadi pada September.

Ketua Kelompok Teknisi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan pada kemarau ini, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Tekanan Udara di Australia cukup tinggi, terbentuk antisiklon di daerah tersebut dan massa udara di Australia ini bersifat dingin dan kering.

Sebaliknya, Benua Asia mengalami musim panas, terdapat daerah tekanan rendah dan terbentuk siklon di daerah tersebut. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia dan rendah di Asia ini, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia.

"Dengan membawa massa udara dingin dan kering tersebut ke ke Asia melewati Indonesia yang kemudian dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia," Teguh menjelaskan.

Massa udara dingin ini semakin signifikan sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara pada malam dan dini hari khususnya di wilayah Jawa. Penurunan suhu akan lebih signifikan di daerah pegunungan.

Tutupan awan di wilayah Jawa juga relatif rendah, sehingga pantulan panas dari bumi dari matahari, tidak tertahan oleh awan, tetapi langsung terbuang dan hilang ke angkasa. Hal ini juga menyebabkan suhu udara musim kemarau menjadi lebih dingin daripada suhu udara musim hujan.

Di Cilacap, Kamis, 20 Juni 2019, suhu minimum tercatat 17,9 derajat Celsius dan mendekati rekor suhu terendah selama 44 tahun terakhir, sejak 1975. Sebelumnya, suhu terendah Cilacap tercatat pada 1994, 17,4 derajat celsius.

Selain itu pada musim kemarau, kandungan air di dalam tanah juga semakin menipis, kandungan uap air di udara juga rendah, indikatornya bisa dilihat dari rendahnya kelembaban udara. Hal ini juga berpengaruh terhadap bertambah dinginnya udara.

"Tidak tertutup kemungkinan, ada embun es yang merupakan dampak penurunan suhu ke titik beku," dia mengungkapkan.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Suhu Mencapai Minus Satu Derajat Celsius, Begini Kondisi Dieng yang Kembali Membeku
Suhu Mencapai Minus Satu Derajat Celsius, Begini Kondisi Dieng yang Kembali Membeku

Embun es ke-5 yang tercatat di tahun ini. Begini kondisi Dieng yang kembali membeku.

Baca Selengkapnya
Sudah 3 Hari Kompleks Candi Arjuna Dieng Diselimuti Es, Begini Potretnya
Sudah 3 Hari Kompleks Candi Arjuna Dieng Diselimuti Es, Begini Potretnya

Suhu udara di sekitar kompleks Candi Arjuna Minggu (14/7), pukul 05.30 WIB, tercatat mencapai minus 1 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya
Cuaca Dingin Ekstrem Landa Dieng, Wisatawan Bikin Es Krim Secara Alami
Cuaca Dingin Ekstrem Landa Dieng, Wisatawan Bikin Es Krim Secara Alami

Cuaca ekstrem ini biasa terjadi setiap Agustus-September.

Baca Selengkapnya
Sudah Muncul Embun Es, Begini Kondisi Terkini Dieng di Awal Musim Kemarau
Sudah Muncul Embun Es, Begini Kondisi Terkini Dieng di Awal Musim Kemarau

Dieng Culture Festival rencananya akan digelar akhir Agustus tahun ini.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Dieng yang Membeku Lagi, Suhu di Bawah Nol Derajat Celsius
Begini Kondisi Dieng yang Membeku Lagi, Suhu di Bawah Nol Derajat Celsius

Belakangan ini, suhu di beberapa daerah di Indonesia memang sedang dingin. Begitu juga di dataran tinggi Dieng yang lagi-lagi membeku karena suhu di bawah nol.

Baca Selengkapnya
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 800 Meter

Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur kembali erupsi pada Kamis (6/6) pagi.

Baca Selengkapnya
Heboh Fenomena Alam Hujan Es di Pagaralam, BMKG Bilang Begini
Heboh Fenomena Alam Hujan Es di Pagaralam, BMKG Bilang Begini

Dalam video juga menunjukkan situasi pasar ketika hujan berlangsung. Angin kencang menghantam tenda-tenda pedagang dan barang dagangan.

Baca Selengkapnya
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 1 Km
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Setinggi 1 Km

Gunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.

Baca Selengkapnya
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Lontarkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter

Gunung Semeru di perbatasan Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi, Kamis (25/1) pagi. Gunung itu melontarkan debu vullkanik setinggi 900 meter.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Lengkap BMKG soal Hujan Es yang Guyur Tabanan Bali
Penjelasan Lengkap BMKG soal Hujan Es yang Guyur Tabanan Bali

Berdasarkan data radar BMKG hujan es di Kediri Tabanan memiliki durasi yang cukup singkat antara pukul 13.00 hingga 13.10 WITA.

Baca Selengkapnya
Gunung Semeru Erupsi Lima Kali Sejak Jumat Pagi
Gunung Semeru Erupsi Lima Kali Sejak Jumat Pagi

Gunung Semeru Erupsi sebanyak Lima Kali Sejak Jumat Pagi

Baca Selengkapnya
Mengenal Embun Upas, Fenomena yang Kembali Muncul di Wisata Gunung Bromo
Mengenal Embun Upas, Fenomena yang Kembali Muncul di Wisata Gunung Bromo

Kepala Bagian Tata Usaha TN BTS, Septi Eka Wardhani menjelaskan soal fenomena embun upas.

Baca Selengkapnya