Pemerintah Bantu Petani Rp33 T, Mentan Optimistis Swasembada Pangan dalam 3 Tahun
Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah menganggarkan bantuan untuk petani Rp33 triliun. Ddia optimistis swasembada pangan tercapai dalam tiga tahun.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah menganggarkan bantuan untuk petani Rp33 triliun. Dengan bantuan itu, dia optimistis swasembada pangan akan tercapai dalam tempo tiga tahun.
Pemerintah Bantu Petani Rp33 T, Mentan Optimistis
Swasembada Pangan dalam 3 Tahun
Hal itu disampaikan Amran saat menyalurkan bantuan kepada petani di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (27/5). Awalnya, dia menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian telah menyalurkan bantuan kepada petani, khususnya daerah terdampak bencana alam sebesar Rp48 miliar. Tak hanya itu, mereka juga memberikan bantuan Rp400 miliar untuk akselerasi tanam.
"Kemudian tambahan pupuk 100 persen, nilainya Rp2,57 triliun, kalau total secara nasional itu Rp28 triliun. Bantuan pupuk ini atas perintah bapak Presiden Joko Widodo," ujarnya.
Tak sampai di situ, Amran juga mengungkapkan ada anggaran biaya tambahan sebesar Rp5,8 triliun. Dia menyebut anggaran bantuan kepada petani totalnya mencapai Rp33 triliun.
"Insyaallah kita akan mencapai swasembada paling lambat 3 tahun ke depan," sebutnya.
Tanda-tanda swasembada pangan mulai terlihat karena harga jagung dan padi mulai stabil. Bahkan, kata Amran, pekan ini akan ada ekspor jagung.
"Bayangkan dari impor jadi ekspor dalam waktu enam bulan.," kata Amran.
"Jadi mewakili para petani, saya berterima kasih kepada Presiden, hasilnya sekarang beras, jagung sudah stabil, bahkan di bawah HET (harga eceran tertinggi)," imnbuhnya.
Amran menegaskan Kementan sudah turun dan menyalurkan bantuan pertanian ke daerah terdampak bencana, seperti Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Amran menyebut sektor pertanian sangat rentan terdampak bencana alam.
"Semua yang kena bencana khususnya sektor pertanian kami cek dan langsung kirim bantuan. Jadi di mana pun ada bencana kami turun, karena sektor pertanian itu sangat rentan," tuturnya.
"Karena kalau ada bencana itu modalnya seketika habis, dan modalnya pas-pasan sehingga kami turun menangani langsung. Setiap bencana di Indonesia," pungkasnya.