Curah Hujan Rendah, Petani Rote Gunakan Teknik Begini untuk Jaga Ketahanan Pangan
Pertanian di Pulau Rote sebagian besar mengandalkan teknik sawah tadah hujan, di mana para petani berhasil panen dengan baik meskipun tanpa irigasi.
Berbagai potensi budi daya tanaman pangan kering dikembangkan di sini, seperti jagung, sorgum, dan umbi-umbian, yang tahan terhadap kondisi kekeringan.
Curah Hujan Rendah, Petani Rote Gunakan Teknik Begini untuk Jaga Ketahanan Pangan
Curah Hujan Rendah, Petani Rote Gunakan Teknik Begini untuk Jaga Ketahanan Pangan
Rote merupakan pulau terluar di bagian selatan Indonesia. Namun, siapa sangka pulau ini ternyata menyimpan potensi besar dalam sektor pertanian. Padahal, wilayah tersebut memiliki curah hujan yang cukup rendah.
Berbagai potensi budi daya tanaman pangan kering dikembangkan di sini, seperti jagung, sorgum, dan umbi-umbian, yang tahan terhadap kondisi kekeringan.
Berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur, hingga 2023 jumlah usaha pertanian dengan jenis tanaman pangan di wilayah Rote telah mencapai 16.951 unit dengan populasi penduduk sebanyak 150.521 jiwa.
Dari data tersebut sekitar 11,26 persen masyarakat Rote berfokus pada mata pencaharian sebagai petani. Karena itu, bagi masyarakat Rote sektor pertanian merupakan salah satu tonggak penting dalam keberlangsungan perekonomian wilayahnya.
Melihat potensi di Rote yang cukup besar dan terus berkembang, PT Pupuk Indonesia (Persero) menyadari pentingnya memberikan dukungan secara langsung terhadap keberlangsungan sektor pertanian tersebut.
"Tim Pupuk Indonesia dalam rangka Jelajah Pangan Nusantara mengunjungi Pulau Rote yang merupakan pulau terluar di Indonesia paling selatan. Jelajah Pangan Nusantara ini adalah upaya kita untuk mencari potensi-potensi pangan di Indonesia," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi saat kunjungannya ke Rote dikutip di Jakarta, Kamis (16/5).
Kehadiran Pupuk Indonesia di Rote menunjukkan komitmen perusahaan untuk mendukung pengembangan pertanian di daerah-daerah terluar Indonesia yang memiliki potensi besar untuk berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Pupuk Indonesia mendukung peningkatan infrastruktur serta kapabilitas sektor pertanian masyarakat di Pulau Rote. Salah satunya adalah menyediakan satu gudang penyangga dan lima kios resmi untuk mempermudah akses para petani terhadap pupuk, baik pupuk subsidi maupun pupuk nonsubsidi. Inisiatif ini dibangun guna meningkatkan produktivitas para petani sehingga semakin siap dan mandiri dalam menghasilkan pertanian yang berkualitas.
Pertanian di Pulau Rote sebagian besar mengandalkan teknik sawah tadah hujan, di mana para petani berhasil panen dengan baik meskipun tanpa irigasi teknis maupun semi-teknis.
Para petani di Rote menggunakan pompa air secara mandiri untuk mengairi sawah mereka dan mampu menghasilkan panen yang baik dan maksimal.
Pupuk Indonesia sendiri berperan penting dalam menyediakan akses yang memadai untuk pupuk yang berkualitas sehingga para petani dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka.
"Di Rote tengah ini ada sekelompok petani yang luar biasa mandiri. Mereka menggunakan pompa di sawah tadah hujan dan mereka panen dengan baik dan luar biasa. Terima kasih petani Rote sudah berpartisipasi demi ketahanan pangan nasional. Pupuk Indonesia siap mendukung dan berkolaborasi dengan siapa pun, dimana pun di Indonesia yang ingin mendukung ketahanan pangan nasional" tambah Rahmad.
Ke depan, program Jelajah Pangan Nusantara dari Pupuk Indonesia akan terus berlanjut dengan mengunjungi berbagai wilayah lain di Indonesia.
Setelah NTT, ekspedisi ini akan menjelajahi wilayah-wilayah lain yang memiliki potensi pertanian, di antaranya wilayah Kep. Riau, Lampung, Karawang, Berastagi, Malang, Sulawesi Utara, Merauke, Manokwari, Fakfak, dan kota atau kabupaten lainnya.