Penampakan Sapi Kurban Berbobot 500 kg Milik Gibran Rakabuming Raka di Masjid Agung Al Azhar
Sapi kurban Gibran ini nantinya akan dipotong bersama dengan 12 ekor sapi dan 17 ekor kambing lainnya yang telah ada diterima panitia.
Sapi itu memiliki bobot di atas 500 kilogram.
Penampakan Sapi Kurban Berbobot 500 kg Milik Gibran Rakabuming Raka di Masjid Agung Al Azhar
Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Gibran Rakabuming Raka menyalurkan hewan kurban berupa sapi jenis limosin ke Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan. Nantinya, sapi itu akan disalurkan pengelola Masjid Agung Al Azhar ke masyarakat.
“Tadi pagi Alhamdulillah dikirim dari mas Gibran Walikota Solo, atau beliau Wakil Presiden RI kita mendatang,” kata Kepala Kantor Masjid Agung Al-Azhar Tatang Komara saat dihubungi, Sabtu (15/6).
Sapi limosin atas nama Gibran Rakabuming Raka itu diperkirakan memiliki bobot di atas 500 kilogram.
“Sapi limosin. Bobotnya di atas 500 kg. 40 persen dari itu sekitar 200an kg lah ya dagingnya saja,” ucapnya.
Sementara dari penampakannya, sapi limosin berwarna coklat itu rampak besar. Dalam posisi berdiri, sapi itu bisa mencapai tinggi orang dewasa.
Sapi kurban Gibran ini nantinya akan dipotong bersama dengan 12 ekor sapi dan 17 ekor kambing lainnya yang telah ada diterima pihak pengelola Masjid Agung Al Azhar, pada Senin (17/6) lusa.
Salat Idul Adha Besok
Adapun untuk pelaksanaan Salat Idul Adha yang digelar Masjid Agung Al Azhar akan dilaksanakan pada Minggu (16/6) besok. Keputusan ini berdasarkan SK Pengurus Takmir Masjid Agung Al Azhar Nomor 086 tahun 2024.
“Pertimbangan kami simpel saja, kami merujuk kepada wukuf di Arafah. Jadi kami ini berdasarkan wukuf di Arafah menurut informasi yang sudah kita dengar bersama dan dilihat hari ini, bahwa Wukuf terjadi hari ini itu Sabtu 15 Juni,” jelas Tatang.
“Nah esok harinya kan Sholat Idul Adha tentunya. Nah kita merujuk kepada wukuf di Arafah dan besoknya kita melaksanakan Sholat Idul Adha,” sambungnya.
Meski begitu, Tatang mengimbau agar perbedaan waktu pelaksanaan sholat Idul Adha ini jangan dijadikan sebuah pemisah. Melainkan sebagai suatu keberagaman dalam kebersamaan ibadah di masyarakat.
“Kami yang jelas bahwa kepada masyarakat tentunya ini tidak dijadikan satu hal yang menjadi pembeda atau pemisah, tapi jadikan ini sebagai suatu kebersamaan,” tuturnya.