Perempuan Pekerja Sebut Ada Ratusan Kebijakan Diskriminatif terhadap Kaum Hawa
Merdeka.com - Perempuan Pekerja yang berasal dari berbagai organisasi perempuan akan memperingati 90 tahun Kongres Perempuan dan Hari Ibu. Kongres Perempuan yang diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928 sebagai asal sejarah ditetapkannya tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953.
Perempuan Pekerja menyoroti ada ratusan kebijakan yang mendiskriminasi perempuan. Hal ini berdasarkan data Komnas Perempuan.
"Dari catatan terakhir Komnas Perempuan terdapat setidaknya 421 kebijakan diskriminatif yang mana 333 di antaranya langsung menyasar pada perempuan. Beberapa bentuk diskriminasi tersebut adalah aturan jam malam, aturan berbusana, aturan prostitusi dan pembatasan waria untuk bekerja," jelas Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Mutiara Ika Pratiwi, dalam jumpa pers di Kantor LBH Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/12).
-
Kapan Kongres Perempuan Indonesia pertama? Hari Ibu di Indonesia memiliki akar sejarah yang mendalam, dimulai dari Kongres Perempuan Indonesia pertama yang berlangsung pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.
-
Kapan Hari Perempuan Internasional dirayakan? Hari Perempuan Internasional adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada 8 Maret.
-
Kapan Hari Perempuan Internasional diperingati? Diketahui, setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai tonggak sejarah perjuangan perempuan seluruh dunia.
-
Mengapa Hari Perempuan Internasional dirayakan? Hari Perempuan Internasional adalah momen yang didedikasikan untuk memperingati pencapaian perempuan di berbagai bidang dan sekaligus menggarisbawahi tantangan yang masih dihadapi oleh mereka di seluruh dunia.
-
Siapa yang merayakan Hari Perempuan Internasional? Setiap tanggal 8 Maret, masyarakat dunia memperingati Hari Perempuan Internasional.
-
Siapa yang memimpin Kongres Perempuan Indonesia pertama? Panitia Kongres Perempuan Indonesia 1, yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti R. A. Soekanto, Nyi Hadjar Dewantara, dan Soejatin, melibatkan 30 organisasi dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.
Ratusan kebijakan ini, kata Mutiara, berpotensi mengkriminalisasi perempuan yang bekerja pada malam hari atau yang terpaksa pulang malam karena jam kerja yang panjang. Selain itu, berbagai kebijakan tersebut juga mempersempit ruang perempuan untuk berorganisasi.
"Dan semakin menempatkan perempuan pada posisi rentan kekerasan karena ragam ekspresi yang dimilikinya," jelasnya.
Para perempuan ini juga menyoroti lambatnya pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) oleh DPR RI. Mereka pun mendorong agar semua pihak ikut berkontribusi menghentikan kekerasan seksual dan mendesak DPR segera mengesahkan RUU tersebut menjadi UU PKS.
Mutiara juga menyoroti ketimpangan relasi kuasa dalam dunia kerja. Di dunia kerja, perempuan kerap dihadapkan dengan sistem kontrak kerja dan berjangka pendek sehingga memperlemah posisi tawarnya sebagai buruh. Ketimpangan relasi kuasa ini juga membuat tindakan pelecehan seksual yang dialami perempuan di tempat kerja sulit dilaporkan.
"Berkaca dari semangat 90 tahun Kongres Perempuan Indonesia, kami bersikap bahwa kebebasan berorganisasi adalah kunci bagi perempuan untuk mempertahankan demokrasi. Sejarah memperlihatkan bagaimana kebebasan berorganisasi menjadi ruang bagi perempuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kekerasan dan menghimpun pengalaman perempuan menandingi kekuatan untuk perubahan sosial," jelasnya.
"Sayangnya saat ini negara tidak hadir dalam menjamin kebebasan berorganisasi. Dari kacamata perempuan pekerja kami melihat sektor-sektor pekerjaan yang mayoritasnya mempekerjakan perempuan seperti garmen, alas kaki, sektor informal, pekerja rumah tangga, buruh rumahan, justru menjadi sektor yang paling rentan pemberangusan serikat buruh, intimidasi dan diskriminasi bagi pekerja yang aktif berorganisasi serta minim perlindungan hukum dari negara," lanjutnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Ibu di Indonesia, diperingati setiap 22 Desember setiap tahunnya menjadi momen penting secara nasional. Apa bedanya dengan mother days di seluruh dunia?
Baca SelengkapnyaPerayaan Hari Ibu di Indonesia diperingati setiap 22 Desember.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Anak Nasional 2023 yang dirayakan setiap tanggal 23 Juli
Baca SelengkapnyaHari Perempuan Internasional adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada 8 Maret.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, para aktivis mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakan yang memiliki keberpihakan pada perempuan.
Baca SelengkapnyaTanggal 1 September menjadi perayaan Hari Polisi Wanita (Polwan) Nasional. Pada 2024 ini, menjadi HUT Polwan ke-76 tahun.
Baca SelengkapnyaDharma Wanita organisasi yang mendukung pemberdayaan perempuan.
Baca SelengkapnyaPada 2013, terjadi peristiwa sejarah hari buruh yang penting di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia meyakini, Rieke sangat memahami makna penting dan strategis dokumen tersebut dalam menunjukkan runutan proses perencanaan pembangunan nasional bangsa.
Baca SelengkapnyaSaat Kongres KOWANI X tahun 1950 yang dihadiri oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, semua peserta yang hadir menggunakan kain kebaya.
Baca SelengkapnyaPuan menilai, perlindungan terhadap buruh sangat penting di tengah banyaknya tantangan global saat ini.
Baca SelengkapnyaWarna merah pada kebaya ini melambangkan semangat yang menggelora dalam harmoni Nusantara.
Baca Selengkapnya