Perjalanan 73 Tahun Sido Muncul: Dituntun oleh Hati, Akal, dan Aturan
Perjalanan Sido Muncul dimulai dari proses yang sederhana namun penuh tantangan.
Sejarah perjalanan Sido Muncul sebagai produsen jamu dan obat herbal modern dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia hingga usia yang ke-73 bukan hanya kisah sukses bisnis semata, tetapi juga kisah tentang ketekunan, inovasi, dan penerapan akan saintifikasi yang kuat.
Di balik reputasi dan produk ikonik seperti Tolak Angin, terdapat upaya besar Sido Muncul untuk mentransformasikan warisan jamu tradisional menjadi industri modern yang diakui secara nasional, bahkan global.
Lantas, bagaimana ceritanya?
Awal Mula Sido Muncul
Perjalanan Sido Muncul dimulai dari proses yang sederhana namun penuh tantangan. Direktur Sido Muncul, Dr. (H.C.) Irwan Hidayat mengenang masa kecilnya ketika sang nenek dengan penuh dedikasi mengikat paket-paket jamu di halaman belakang rumah.
"Saya masih ingat, waktu itu umur empat tahun. Nenek saya mengintul [menyiapkan] jamu, dan saya menjadi saksi awal perjalanan ini," kenangnya.
Irwan juga mengungkapkan, meski tradisi dan pengalaman turun-temurun menjadi kekuatan, jalan yang ditempuh Sido Muncul tidak selalu mulus.
"Perjalanan selama 73 tahun ini bukan yang mudah, penuh dengan gelombang, kesulitan, tapi saya mensyukuri bisa merayakan hari jadi ke-73," ungkapnya.
Pabrik Farmasi dan Dunia Kedokteran Jadi Inspirasi
Kesuksesan Sido Muncul bukan sekadar hasil dari teori atau sains belaka, tetapi kombinasi unik antara hati, akal, dan aturan. Irwan menuturkan, pada tahun-tahun awal, Sido Muncul menghadapi dilema antara mempertahankan metode tradisional atau mengikuti langkah-langkah modern.
Dirinya pun menceritakan bagaimana terinspirasi oleh pabrik farmasi dan dunia kedokteran yang selalu menekankan pentingnya uji klinis yang rasional, aman, serta jujur. Hal ini mengubah pandangan Irwan tentang bagaimana seharusnya industri jamu dikelola.
"Pabrik farmasi itu menjadi idola saya dan saya ingin meniru mereka, tetapi tetap mempertahankan esensi jamu sebagai pengobatan tradisional," tuturnya.
Dengan semangat tersebut, Sido Muncul pun mulai menata ulang proses produksi agar sesuai dengan standar farmasi tanpa melupakan akar tradisionalnya.
Irwan mengatakan, dunia kedokteran juga menjadi sumber inspirasi bagaimana Sido Muncul dikelola. Sumpah Hippocrates pun menjadi landasan bagaimana Sido Muncul memberikan produk yang terbaik untuk masyarakat.
"Dunia kedokteran menjadi inspirasi saya dari sumpahnya, yakni untuk mengabdi kepada pasien dengan hari, akal, dan ilmu. Kalau Sido Muncul harus dikelola dengan hati, akal, dan aturan," katanya.
Lakukan Uji Klinis
Memasuki dekade 1990-an, Sido Muncul melakukan lompatan besar dengan mengadopsi uji klinis untuk produk andalannya.
"Itu langkah yang berisiko, tapi saya yakin ini jalan yang benar," ujar Irwan sembari menjelaskan bahwa proses ini membutuhkan upaya luar biasa, terutama karena uji klinis pada produk herbal masih dianggap langka.
Dirinya pun bangga bahwa langkah yang diambil Sido Muncul mendapatkan hasil yang sukses.
"Kini, kami memiliki pabrik dengan standar farmasi di Ungaran yang pertama kali diresmikan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2000," ujarnya saat mengenang momen penting ketika produk herbal diakui setara dengan obat kimia melalui pengujian ilmiah.
Sebagaimana diketahui, Sido Muncul memastikan kualitas dan keamanan produknya dari hulu hingga hilir. Terdapat beberapa pemeriksaan bahan awal yang meliputi organoleptis, zat aktif, cemaran mikroba, aflatoksin, cemaran logam berat, hingga cemaran bahan haram melalui pemeriksaan DNA Babi.
Di sisi lain, Irwan pun memiliki keinginan yang kuat agar bisa meyakinkan dokter dan tenaga kesehatan bahwa jamu, dengan segala tradisinya layak mendapatkan tempat di dunia kedokteran modern.
"Di sinilah saya terinspirasi dan saya ingin membuat seminar untuk menjelaskan secara ilmiah bagaimana produk kami diproduksi dan diuji secara klinis, agar dokter tidak lagi skeptis terhadap jamu," ujarnya.
"Sebuah perjalanan yang dimulai dengan keyakinan bahwa dunia kedokteran harus lebih terbuka terhadap potensi kekayaan alam yang kita miliki," jelas irwan.
Tagline "Orang Pintar Minum Tolak Angin"
Irwan menceritakan bagaimana dirinya memenangkan hati konsumen dengan public relations, selain mengandalkan kualitas produk.
"Inilah yang saya pelajari ketika memilih tagline ‘Orang Pintar Minum Tolak Angin’ pada tahun 1999, menurut saya, orang pintar itu memiliki jalan hidup masing-masing dan tagline tersebut terasa tepat di hati konsumen karena memberi mereka rasa kebanggaan dan kepercayaan diri, lebih bijaksana ketika memilih Tolak Angin, terlebih saat sakit, karena mereka merasa sudah membuat pilihan yang tepat," ujarnya.
"Keunikan Tolak Angin bukan hanya terletak pada khasiatnya, tetapi juga pada cara kami berkomunikasi dengan konsumen," jelas Irwan.
Inovasi dan Kesinambungan
Di balik pencapaian besar Sido Muncul hingga usia ke-73, Irwan pun terus mendorong pentingnya kreativitas dan adaptasi untuk seluruh karyawannya.
"Masa depan penuh dengan ketidakpastian, dan tantangan kita adalah bagaimana terus kreatif," ujarnya.
Irwan pun berharap, bisnis jamu tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang, sejalan dengan tren kesehatan global.
"Jamu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki produk lain. Kekuatan tradisi, digabung dengan bukti ilmiah, akan membuat jamu terus relevan," ucapnya.
"Semua yang dicapai hari ini itu masih belum apa-apa, segala sesuatu yang menyangkut dengan kesehatan punya masa depan cerah, apalagi jamu dengan segala kelebihannya," imbuh Irwan.