Pesan Ribuan APD, Pemkab Banyuwangi Berharap Tidak Sampai Terpakai
Merdeka.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sedang memesan ribuan Alat Pelindung Diri (APD) untuk didistribusikan ke Puskesmas maupun rumah sakit yang menangani virus Corona (Covid-19). APD tersebut berupa kelengkapan pakaian atas bawah sebanyak 2000 dengan standar pengawasan dokter. Ada yang hanya sekali pakai dan bisa digunakan lagi dengan harga lebih mahal.
Produksi APD dilakukan dengan menggandeng 20 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Banyuwangi. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap, persiapan fasilitas APD tersebut sia-sia, dalam artian tidak ada lagi tambahan kasus pasien Covid-19 di Banyuwangi.
"Kita pesan melibatkan 20 UMKM, masing masing UMKM 5 penjahit. Ini produk siap didistribusikan di Puskesmas dan rumah sakit yang menangani Covid-19. Saya harap semua persiapan ini sia sia kita buat, semoga tidak terpakai, tapi kita sudah menyiapkan ini semua," kata Anas saat meninjau produksi APD di Kecamatan Licin, Kamis (2/4).
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong UMKM? Ipuk menyampaikan, Pemkab Banyuwangi terus mengupayakan pelibatan pelaku usaha UMKM dalam pembangunan daerah, salah satunya adalah dengan cara memberikan kesempatan yang sama bagi UMKM untuk terlibat dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana Pemkot Bontang kembangkan UMKM? Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Bontang salah satu instansi pemerintah yang dapat memberikan konsep secara teori maupun praktis untuk pengembangan UMKM.
-
Dimana UMKM beroperasi? UMKM meliputi berbagai sektor ekonomi, termasuk kuliner, fashion, otomotif, dan jasa lainnya.
-
Bagaimana Pasuruan mengembangkan UMKM? Pemerintah Kota Pasuruan terus melakukan pembenahan dalam mengembangkan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).Salah satunya dengan meresmikan gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT KUMKM).
-
Bagaimana Kemenkop UKM bantu UMKM Wakatobi? Program re-design PLUT-KUMKM sendiri dilakukan dalam upaya mendorong penguatan peran dan fungsi serta peningkatan kualitas layanan PLUT-KUMKM dalam rangka peningkatan produktivitas, nilai tambah, kapasitas dan kualitas kerja, serta daya saing dan pemulihan usaha koperasi dan UMKM.
Pemesanan ribuan APD tersebut dilakukan setelah tenaga medis beberapa kota di Indonesia terpapar Covid-19 akibat minimnya APD. Belajar dari pengalaman tersebut, pihaknya memesan dengan jumlah sementara 2000 buah.
"Seminggu lalu saya hampir putus asa mencari APD, setelah banyak perawat dokter di berbagai kota terkena virus Covid-19 karena kekurangan APD. Saya pesan, uang ada, tapi barang gak ada. Dari pengalaman kejadian di berbagai kota ini, saya kumpulkan UMKM melalui Disperindag untuk membuat ini, semua atas supervisi dokter, dengan standar kedokteran, diproduksi 20 UMKM dan siap pakai. Harganya juga terjangkau," katanya.
Saat ini beberapa daerah seperti Kalimantan Barat juga tertarik memesan APD dari Banyuwangi.
"Tadi sudah ada teman dari Kalimantan Barat yang pesan. Dan beberapa daerah lain yang tahu juga mulai pesan, mudah mudahan bisa kita produksi dengan kualitas bagus. Sekarang kita pesan 1000 dan 1000 lagi dengan kualitas yang bisa dipakai berkali kali dengan harga lebih mahal," ujarnya.
Tidak hanya APD, pihaknya juga menyiapkan ruang isolasi tambahan di rumah sakit, pendopo hingga gedung wanita dengan total sebanyak 300 lebih bed isolasi, melalui anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 yang di-realokasi senilai Rp 21 miliar.
Anggaran tersebut untuk menambah bed isolasi, alat rapid test (tes cepat) untuk warga, penambahan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis, hingga penambahan ventilator dan respirator sebagai alat bantu pernapasan bagi pasien.
Sebagian dana juga digunakan untuk membeli masker, hand sanitizer, alkohol, disinfektan, dan berbagai penunjang medis lainnya.
"Semoga akhirnya tidak terpakai karena semua warga sehat," katanya.
Hingga saat ini, Jumat (3/4) di Banyuwangi terdapat 352 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 2 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan satu pasien positif Covid-19 yang masih dirawat. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyuwangi meraih penghargaan terkait pengadaan barang dan jasa pemerintahan.
Baca SelengkapnyaRatusan PPPK di Banyuwangi turut bergotong royong bedah rumah tidak layak huni milik warga miskin.
Baca SelengkapnyaProgram ini kerjasama pemkab dengan Pusat Pencegahan Polusi Plastik Kemenko Marves.
Baca SelengkapnyaKelangkaan gas elpiji 3 kilogram melanda sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi terus melanjutkan program bedah rumah tak layak huni melalui skema gotong royong banyak pihak.
Baca SelengkapnyaKepala LKPP menganalogikan lembaganya tak hanya sekadar memberi kail dan pancing, tapi juga siapkan kolam.
Baca SelengkapnyaHKI sangat berarti dalam melindungi hak cipta, paten, merek dagang, maupun desain industri.
Baca SelengkapnyaKepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaFesyen pada gelaran ini juga bekerjasama dengan desainer lokal ternama.
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca SelengkapnyaSelama tiga hari, para mitra binaan Pertamina menjual 4.285 produk makanan dan 3.474 produk non-makanan dengan nilai transaksi Rp147,7 juta.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani telah memerintahkan semua dinas untuk membuat langkah antisipatif terkait dampak El Nino
Baca Selengkapnya