PKS Kritik Rencana Program Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Bikin Gelisah Guru
Dia juga menilai tak seharusnya dibahas di pemerintahan saat ini.
Wacana tersebut telah membuat resah para masyarakat terutama para guru.
PKS Kritik Rencana Program Makan Siang Gratis Pakai Dana BOS, Bikin Gelisah Guru
Anggota DPR dari Fraksi PKS Fahmi Alaydrus, mengkritik keras soal program makan siang gratis yang dikabarkan akan menggunakan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Hal tersebut, dia sampaikan saat mengajukan interupsi di rapat paripurna sidang ke-13 masa persidangan IV tahun 2023-2024. Dia mengatakan, wacana tersebut telah membuat resah para masyarakat terutama para guru.
"Kami sampaikan protes atas atau kritik jangan sampai janji-janji kampanye yang terkait dengan makan siang gratis itu menggerus dan mengganggu atau mengatakan program BOS yang terkait dengan upaya kita meningkat kan mutu pendidikan," kata Fahmi.
"Ini kami sampaikan karena wacana tersebut sudah mulai menggelisahkan banyak pihak terutama pihak-pihak yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan juga bagi teman-teman tenaga pendidik teman-teman guru mereka gelisah mereka khawatir kemudian dana tersebut tergerus dan akhirnya yang sebagian dari dana BOS itu dipergunakan untuk menunjang honor mereka," sambungnya.
Tak hanya itu, dia menilai pembahasan soal program makan siang gratis, yamg mana menjadi janji pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tak seharusnya dibahas di pemerintahan saat ini.
"Bahwa sesungguhnya perbincangan makan siang gratis yang merupakan program janji dari capres cawapres di periode kampanye kemarin sesungguhnya belum layak untuk diperbincangkan apalagi kemudian terdengar wacana bahwa program tersebut akan menggunakan program BOS," tegas dia.
Oleh sebab itu, dia berharap agar DPR RI menaruh perhatian khusus kenapa persoalan ini yang telah membuat khawatir masyarakat.
"Jadi saya mohon mudah-mudahan ini menjadi perhatian kita DPR RI untuk terus mengawasi jangan sampai anggaran pendidikan yang sangat-sangat diperlukan itu kemudian terganggu dengan wacana wacana yang sangat tidak relevan dengan peningkatan mutu pendidikan," imbuh dia.