Potret kedekatan Jaksa Dodi, korban Lion Air jatuh dengan 3 putra putrinya
Merdeka.com - Dodi Junaedi menjadi salah satu korban kecelakaan maut pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Pria yang berprofesi sebagai jaksa itu meninggalkan seorang istri dan tiga anak-anaknya yang masih kecil.
Dodi menjadi salah satu korban yang jasadnya berhasil diidentifikasi di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Dia telah beristirahat tenang di pemakaman umum wakaf Jalan Seroja, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (5/11) pagi.
Namun bayang-bayang Dodi tak bisa begitu saja dilupakan keluarga, terutama ketiga putra-putrinya yang masih kecil. Mereka masih tak percaya, ayahnya pergi begitu cepat dengan cara tragis.
-
Siapa yang nangis? Sesuai dugaan Mulan, momen pamitan ini diwarnai dengan tangis haru. Meskipun kepindahan sekolah sudah disetujui Muhammad Ali, dia tetap merasa sedih harus meninggalkan sekolah yang telah menjadi tempat belajarnya sejak tahun lalu.
-
Siapa yang sedang berduka? Keluarga sendiri Insha Allah tabah, ikhlas tadi juga tahlilan dihadiri sama keluarga dan tetangga,' katanya.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Kenapa karyawan menangis? Menangis Salah satu karyawannya juga tampak menangis sambil menutup wajahnya. Atasannya juga tampak menenangkan di sampingnya.
-
Apa yang membuat almarhumah tertekan? 'Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu,' sambungnya.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
"Ya antara percaya nggak percaya, tapi (anak-anak) sudah saya yakinkan, sudah bisa menerima semua," ujar ayah almarhum Dodi, Muhamad Sidik usai pemakaman anaknya.
Saat pemakaman dilakukan, ketiga anaknya terlihat sangat sedih. Mereka berusaha tegar dan tak mengeluarkan air mata. Namun upaya membendung air mata gagal kala peti berisi jenazah ayahnya diturunkan masuk ke liang lahat. Suara tangisnya terdengar lirih.
"Luar biasa kedekatannya. Kalau saya bilang sih semuanya dekat dengan ayahnya. Kalau pulang setiap minggu dia pasti ngajak anaknya kalau nggak berenang ya jalan atau apa. Dan Dodi ini kalau dia di rumah itu dari mulai mandikan anaknya sampai nyuapin makan itu masih dilakukan sampai anaknya besar," ucap Sidik mengenang.
Meski telah berkeluarga, Dodi masih tinggal bersama orangtuanya. Maka tak heran, kenangan-kenangan selama almarhum hidup tak mudah dilupakan.
"Terlalu banyak kenangan dengan beliau, jadi susah menyebutnya satu-satu. Dan terlalu perhatian dia dengan orangtuanya. Apapun dia selalu ingin menyenangkan orangtuanya," tutur Sidik memungkasi.
Jaksa Dodi Junaedi merupakan salah satu korban pesawat Lion Air JT610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin 29 Oktober 2018 pagi. Jenazah Dodi berhasil diidentifikasi tim DVI di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur bersama beberapa korban lainnya, Minggu 4 November 2018.
Tiga anak Dodi masih duduk di bangku kelas 1 SMP, 6 SD, dan 2 SD. Kini jasad Dodi telah dimakamkan di Pemakaman Wakaf Jalan Seroja, Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan.
Sebagai penghormatan dan penghargaan atas pengabdiannya, Kejaksaan Agung memberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari Jaksa Muda menjadi Jaksa Madya Anumerta.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaReaksi prajurit TNI yang berusaha tegar melihat sang ayah meninggal dunia di rumah duka.
Baca SelengkapnyaBencana longsor tersebut dipicu tingginya intensitas hujan yang menggujur kota Padang tanpa henti sejak Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) pagi.
Baca SelengkapnyaAbdul Rahman kehilangan kedua orang tua dan 4 adiknya yang tewas akibat kecelakaan.
Baca SelengkapnyaSaat pemakaman, hanya Adit dan adik laki-lakinya yang masuk ke liang lahat.
Baca SelengkapnyaKisah pilu pria ditinggal anak dan istri meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaIa tiba-tiba menangis sesenggukan sampai ditenangkan dua kakaknya yang hadir.
Baca SelengkapnyaDonita tak kuasa menitikan air mata saat akan berangkat ke Tanah Suci
Baca SelengkapnyaSambil memeluk sang kakak, bocah ini menangis di hari pernikahan kakak perempuannya.
Baca SelengkapnyaMomen haru anggota TNI yang lama bertugas jauh dari keluarga yang akhirnya pulang. Sang anak tampak tak mengenali bahkan menangis saat bertemu ayahnya.
Baca SelengkapnyaMeski harus kehilangan dua orang tercintanya sekaligus, pria ini tampak mencoba tegar.
Baca Selengkapnya