Reformasi birokrasi dinilai jadi kunci pembangunan di daerah
Merdeka.com - Pengamat kebijakan publik dari Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,Dodi Faedlulloh mengatakan, masyarakat sering kali disuguhi pemandangan tentang masih buruknya birokrasi dan pelayanan publik di Indonesia. Padahal, birokrasi adalah kunci penting pembangunan.
"Karena pembangunan suatu daerah tidak bisa berangkat karena faktor satu aktor yang jadi superhero, tapi melibatkan teamwork yang baik," ujarnya saat dihubungi Selasa (31/10).
Dodi mengambil contoh Banyuwangi yang relatif berhasil melakukannya. Terakhir, tambah dia, Banyuwangi memperoleh predikat A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
-
Siapa yang memberikan apresiasi atas kinerja Banyuwangi? Atas kinerja positif tersebut, Banyuwangi mendapat apresiasi dari pemerintah pusat berupa Dana Insentif Fiskal Kinerja (DIFK) Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2023 senilai Rp 6,71 miliar.
-
Kenapa Banyuwangi dinilai sebagai kabupaten terbaik? Kabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menyusun perencanaan pembangunan yang terintegritas dari tahun ke tahun yang berdampak langsung di tengah masyarakat.
-
Prestasi apa yang diraih oleh Banyuwangi? Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha. Penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo satu kali seumur hidup itu diberikan atas hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, yang juga mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja Tertinggi.
-
Kapan Banyuwangi meraih prestasi dalam penanganan kemiskinan? Angka kemiskinan ekstrem di Banyuwangi terus turun dalam tiga tahun terakhir. Dari 3,73 persen (2020), menjadi 0,99 persen (2022), dan kini tersisa 0,43 persen (2023).
-
Kenapa Banyuwangi meraih predikat TPID terbaik? 'Alhamdulillah, hari ini di Istana Negara, kami menerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Ini tentu mendorong semua elemen di Banyuwangi untuk terus kompak melakukan pengendalian inflasi secara lebih baik lagi, agar daya beli masyarakat selalu terjaga,' ujar Ipuk.
-
Bagaimana Banyuwangi menekan angka kemiskinan? 'Apa yang kami rencanakan tersebut disesuaikan dengan arah pembangunan ke depan yang telah dicanangkan secara nasional, maupun oleh pemerintah provinsi, dengan menyesuaikan dengan dinamika lokal di Banyuwangi,' papar Ipuk. Ipuk mencontohkan dalam upayanya menekan angka kemiskinan. Seluruh komponen masyarakat dari tingkat kabupaten hingga unit terkecil di tingkat Rukun Tetangga dilibatkan. Tak terkecuali komponen sosial kemasyarakatan lainnya.
"Juga mendapat Indeks Kepuasan Masyarakat yang tinggi (sampai 82,05%). Hal ini menunjukan kinerja birokrasi di Banyuwangi telah banyak melakukan perubahan dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Tanpa terlalu sering disorot media, namun birokasi di sana berhasil memberikan sesuatu yang konkret bagi warganya," urainya.
Dodi yang juga Kepala Program Studi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta itu mengungkapkan, angka kemiskinan turun, Indeks Pembangunan manusia juga naik, dan pertumbuhan ekonomi juga cukup tinggi, dan pelayanan berbasis e-government terus dikembangkan di Banyuwangi.
"Inilah beberapa indikator yang bisa kita lihat," imbuhnya.
Reformasi birokrasi
Menurut Dodi, reformasi birokrasi itu ibarat lomba, tidak harus saling mengalahkan, namun tujuannya bisa mencapai garis finish yang sama. Oleh karena itu, daerah-daerah di Indonesia perlu berlomba melakukan inovasi dalamtubuh birokrasinya.
"Banyuwangi bisa menjadi benchmark bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Biasanya kan ada orang yang 'believe after seeing', jadi mau mengubah diri kalau sudah ada buktinya. Nah, Banyuwangi adalah bukti nyata, perubahan itu bisa dilakukan," tuturnya.
Dodi berharap, kepala daerah di Indonesia bisa belajar dari capaian Banyuwangi. Belajar tentang bagaimana strategi atau pendekatan yang dikembangkan Banyuwangi.
"Karena saya yakin, selama ada komitmen pemimpin beserta jajarannya, perubahan dalam birokrasi pasti bisa dikerjakan," jelasnya.
Dodi menambahkan, yang paling sulit dalam melaksanakan reformasi dalam tubuh birokrasi adalah merubah mindset. Ia kira, Banyuwangi dengan capaian saat ini, pemimpin daerahnya telah berhasil mengubah hal yang paling mendasar, yaitu paradigma para birokratnya dengan langkah menjadikan inovasi sebagai budaya organisasi.
"Bila inovasi telah membudaya dan lahir secara bottom up, maka perubahan tinggal menunggu waktu," demikian Dodi. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SAKIP merupakan sistem terintegrasi dari perencanaan, penganggaran, hingga pelaporan pemerintahan.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin kepada Bupati Banyuwangi
Baca SelengkapnyaPenghargaan tersebut diberikan di sela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Nasional 2024.
Baca SelengkapnyaKabupaten Banyuwangi dinilai berhasil menyusun perencanaan pembangunan yang terintegritas.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha.
Baca SelengkapnyaPegawai Kementerian BUMN mendapatkan kenaikan tunjangan kinerja menjadi 100 persen.
Baca SelengkapnyaPenghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas.
Baca SelengkapnyaBanyuwangi mendapatkan nilai 92,25 masuk dalam zona hijau (predikat kepatuhan tertinggi).
Baca SelengkapnyaSistem informasi produk hukum yang diterapkan Kabupaten Banyuwangi kembali menjadi yang terbaik se-Indonesia.
Baca SelengkapnyaDari sisi birokrasinya juga cukup bersih, sehingga perilaku-perilaku koruptif pejabat di Kabupaten Kendal relatif minim
Baca SelengkapnyaHasil SPI KPK 2023, Jawa Tengah Raih Predikat Integritas Tertinggi
Terobosan dalam pelayanan publik dan pencegahan korupsi juga perlu terus dilakukan, agar masyarakat bisa terlayani dengan baik.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota (Pemkot) Bontang kembali meraih prestasi setelah mendapatkan sertifikat penghargaan sebagai Pejabat Fungsional Penilai terbaik di Indonesia.
Baca Selengkapnya