Sambut Hari Bhakti Imigrasi Ke-74, DPR Puji Autogate hingga Golden Visa
Banyak pencapaian yang berhasil dibuat Ditjen Imigrasi dalam beberapa tahun belakang.

Banyak pencapaian yang berhasil dibuat Ditjen Imigrasi dalam beberapa tahun belakang.

Sambut Hari Bhakti Imigrasi Ke-74, DPR Puji Autogate hingga Golden Visa
DPR memuji inovasi yang diluncurkan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM melalui kehadiran sejumlah layanan seperti 78 autogate di Jakarta dan Bali, kemudahan mengurus paspor haji dan umrah serta kebijakan Golden Visa.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni saat mengomentari Hari Bhakti Imigrasi ke-74, Jumat (26/1). Menurutnya, banyak pencapaian Ditjen Imigrasi setahun ke belakang.
“Selaku mitra kerja Kemenkumham sekaligus Ditjen Imigrasi, saya mengucapkan selamat Hari Bhakti Imigrasi ke-74. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengapresiasi berbagai pencapaian dari Ditjen Imigrasi yang sangat inovatif,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (26/1).
Terkait Golden Visa, kata Sahroni, memudahkan warga negara asing (WNA) untuk berinvestasi di Indonesia.

“Dari sekian banyak kinerja hebat imigrasi, yang paling top itu kebijakan Golden Visa. Hal ini karena adanya golden visa akan memudahkan dan memotong berbagai kerumitan birokrasi bagi WNA yang mau menanam modalnya di tanah air. Ini bagus sekali demi meningkatkan penerimaan investasi kita,” sambungnya.
“Tak hanya untuk WNA, Ditjen Imigrasi juga melakukan peningkatan kinerja buat layanan warga Indonesia sendiri, khususnya buat jemaah umroh. Kini mereka tak perlu lagi memegang rekomendasi untuk dapat memperoleh paspor. Selain itu, ada juga paspor gratis untuk Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang akan berangkat pertama kali. Ini kan luar biasa,” sambungnya.
Oleh karena itu, di tahun 2024 ini, Sahroni ingin seluruh jajaran Imigrasi bekerja lebih keras dan lebih cerdas lagi. Selain itu, penting juga bagi Imigrasi untuk mempertahankan semua program-program baik yang sudah ada.
“Yang sudah bagus dipertahankan, yang masih kurang diperbaiki, dan yang belum terselesaikan agar cepat diberikan solusi. Juga, keluhan-keluhan masyarakat lebih didengarkan lagi. Seperti dalam menyikapi turis-turis ‘bandel’, harus lebih tegas,” tutup Sahroni.