Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Satgas Covid-19 Jember Gandeng Tokoh Agama Sosialisasi Protokol Kesehatan Covid-19

Satgas Covid-19 Jember Gandeng Tokoh Agama Sosialisasi Protokol Kesehatan Covid-19 Satgas Covid-19 Jember Akan Libatkan Tokoh Agama Untuk Sosialisasi. ©2020 Merdeka.com/Muhammad Permana

Merdeka.com - Kinerja Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jember dalam sosialisasi protokol kesehatan di masyarakat dinilai DPRD Jember masih rendah. Akibatnya, banyak masyarakat yang meremehkan bahaya Covid-19. Bahkan masih ada yang menganggap Covid-19 hanyalah rekayasa.

"Di masyarakat, khususnya yang bawah dan pinggiran, banyak yang menganggap corona itu tidak ada. Hanya rekayasa terkait anggaran. Akibatnya, protokol kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan dan penggunaan masker banyak yang diabaikan,” tutur ujar Nur Hasan, Sekretaris Komisi D DPRD Jember dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Satgas Covid-19 dengan DPRD Jember di gedung dewan pada Rabu (11/11).

Nur Hasan menilai, dari pantauannya selama ini, Satgas cenderung melupakan aspek sosialisasi. Hal ini berbanding terbalik dengan anggaran penanganan Covid-19 di Jember yang jumlahnya cukup fantastis. Pemkab Jember sebelumnya, di bawah kepemimpinan Bupati Faida menganggarkan refocusing untuk penanganan Covid-19 mencapai Rp 479,4 Miliar untuk tahun 2020. Angka ini menempatkan Jember sebagai kabupaten/kota dengan anggaran terbesar kedua di Indonesia untuk penanganan Covid-19.

Orang lain juga bertanya?

"Dengan anggaran yang sebesar itu, kami mempertanyakan kinerja Satgas untuk sosialisasi. Dengan anggaran yang cukup besar, mestinya masyarakat lebih teredukasi untuk bahaya Covid-19,” tutur politikus PKS ini.

Nur Hasan selama beberapa waktu terakhir memantau di berbagai pelosok desa, penggunaan masker masih minim. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, seiring penerapan Adaptasi Kenormalan Baru (New Normal) acara hajatan seperti perkawinan yang mengundang massa dalam jumlah besar, sudah tidak lagi dilarang oleh polisi.

"Kalau kita datang ke nikahan, yang pakai masker justru dianggap aneh. Dibilang takut katanya," ujar Nur Hasan.

Begitu juga di tempat ibadah seperti masjid yang semakin kendor terhadap protokol kesehatan. Aturan physical distancing amat jarang diterapkan saat salat berjemaah.

"Kami melihat di masjid-masjid, jamaah malah merapatkan barisan shaf salat seperti sebelum terjadi pandemi," kata dia.

Terkait minimnya kesadaran mematuhi protokol, Komisi D sudah menanyakan sebelumnya kepada Dinas Kesehatan. Nur Hasan mendapat informasi, sosialisasi masih minim dilakukan. Karena itu, DPRD Jember berharap Satgas Covid lebih sering turun ke bawah dengan lebih banyak melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

"Coba kalau melibatkan kiai-kiai, mungkin akan lebih didengar masyarakat di desa,” tutur Nur Hasan.

Menanggapi kritikan tersebut, Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ex-officio Sekretaris Satgas Covid-19 Jember, Mat Satuki mengakui pihaknya masih kurang melakukan sosialisasi, termasuk dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sebab, Satgas juga masih kewalahan mengerjakan tugas lain seperti pemakaman.

"Saya sampai mau sowan ke ibu saya saja tidak sempat. Protokolnya, begitu meninggal, maksimal empat jam sudah harus kami makamkan. Padahal, pemakaman sebelumnya itu bukan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) kami (sebelum pandemi),” tutur Satuki.

Terkait masukan dari anggota dewan tersebut, Satuki mengapresiasinya. Rencana untuk lebih melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat di berbagai pelosok desa, akan dikaji secara serius bersama dengan Plt Bupati Jember yang juga ex-officio Ketua Satgas Covid, KH Muqit Arief.

"Kami akui, memang selama ini kurang maksimal melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk sosialisasi. Itu saran yang bagus sekali, dan ke depan akan jadikan prioritas,” lanjut Satuki.

Di masyarakat kelas bawah dan pelosok desa, diakui Satuki, masih banyak masyarakat yang masih tidak percaya tentang adanya bahaya Covid-19. Bahkan menilai Covid adalah rekayasa. Hal itu dialami petugasnya ketika berinteraksi langsung dengan masyarakat. “Masih banyak memang petugas kami yang menghadapi tantangan dari masyarakat yang tidak percaya dengan Covid. Ini memang terkait kepercayaan ya, makanya kalau melibatkan kiai mungkin akan lebih percaya masyarakatnya,” tutur Satuki yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (sebelumnya Dinas Pertanian) ini.

Sikap masyarakat yang menganggap Covid-19 hanyalah rekayasa dan tidak berbahaya, menurut Satuki juga terjadi merata di seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Hal ini ia ketahui dari hasil komunikasinya selama ini di group Satgas Covid-19 se-Jawa Timur.

"Ya saya kan memantau juga di group. Kita saling berbagi cerita. Jadi kondisi seperti itu tidak hanya terjadi di Jember, tetapi di seluruh Kabupaten/ kota yang ada di Jatim, keluhannya sama, seperti itu,” pungkas Satuki.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terkini Polisi Dikeroyok Pesilat PSHT Jember, Tenaga Medis Terbaik Dikerahkan Tangani Korban
Kondisi Terkini Polisi Dikeroyok Pesilat PSHT Jember, Tenaga Medis Terbaik Dikerahkan Tangani Korban

22 Pesilat PSHT diduga menjadi pelaku pengeroyokan untuk dimintai keterangan di Mapolres Jember.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Kasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Ipda Febryanti Mulyadi, Polwan Termuda Akpol 2021 yang Kini Jadi Kanit Jatanras Polres Klaten
Mengenal Sosok Ipda Febryanti Mulyadi, Polwan Termuda Akpol 2021 yang Kini Jadi Kanit Jatanras Polres Klaten

Beberapa kegiatan keseharian Febriy yang diunggah di akun medsosnya sering menjadi viral hingga dibanjiri beragam pujian dari publik.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya