Sekolah di Jabar Harus Selektif Memilih Guru
Merdeka.com - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyebut guru yang mengajar di sekolah harus memiliki jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan cinta tanah air Indonesia. Oleh karena itu ia meminta agar semua sekolah selektif dalam penerimaan guru agar tidak sampai memberikan paham berbahaya kepada siswa saat mendidik.
Menurut Uu, para siswa sangat rentang saat menerima informasi, terlebih dari guru yang mendidik di sekolah. Padahal saat ini belum tentu semua informasi yang disampaikan tersebut seutuhnya benar sehingga harus bisa disaring.
"Saat ini kita menerima informasi bahwa sudah ada indikasi siswa tingkat SMA/sederajat yang mendekati radikalisme. Namun hal tersebut bukan ancaman, tetapi lebih kepada kekhawatiran bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya saat ditemui di Garut, Jumat (13/12).
-
Apa pesan yang disampaikan untuk guru? Semoga bapak dan ibu guru bisa tetap kreatif dalam merancang serta menyampaikan materi kepada para siswanya. Semoga sehat selalu, sukses terus, dan tetap menjadi guru yang peduli dengan siswanya.
-
Siapa yang berpendapat bahwa guru harus mendidik dengan baik? Guru yang paling pantas mengajar adalah orang yang mendidik keluarganya dengan baik. Kesuksesan seorang guru itu bukan dilihat pada dirinya pribadi, tetapi apabila muridnya jauh lebih sukses dari gurunya.
-
Bagaimana cara memastikan seluruh guru terlindungi? Dirinya menambahkan bahwa program jaminan sosial ketenagakerjaan yang sangat bermanfaat ini perlu dioptimalkan bersama untuk memastikan seluruh guru, dosen dan tenaga kependidikan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
-
Apa pesan Gubernur Kalimantan Selatan untuk para siswa? “Jadilah anak Banua yang berkualitas dan berdaya saing agar dapat menjadi pemenang kedepannya. Teruslah tanamkan semangat Pangeran Antasari Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing dalam menuntut ilmu di sekolah,“ tegas Sahbirin, Martapura, Selasa (8/8).
-
Bagaimana guru ini menyampaikan pesannya? Tri Adinata dengan penuh empati menyampaikan pesannya, bahwa anak-anak Palestina juga berhak mendapatkan pendidikan dan kebahagiaan seperti anak-anak di tempat lain.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
Uu mengaku bahwa pihaknya menerima arahan dari pemerintah pusat agar memberi arahan kepada sekolah dan siswa tentang bela negara. Hal kongkret yang akan dilakukan sendiri adalah pihaknya melalui KCD (kantor cabang dinas) Pendidikan datang ke sekolah-sekolah dan berbicara dengan guru dan siswa untuk memberikan penjelasan soal radikalisme.
Ia sendiri mengimbau para guru dan siswa agar tidak gampang terbawa ajakan dan masuk kelompok yang tidak sesuai. Menurutnya juga para guru dan kepala sekolah harus melakukan pengawasan ketat dalam kegiatan ekstra kurikuler.
"Kalau dulu ada Rohis (Rohani Islam), sekarang ganti jadi Eksis atau Ekskul Islam," katanya.
Sekolah Setuju
Sementara itu Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar Arifin mengaku sangat menyetujui pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat dalam penerimaan guru secara selektif. Proses seleksi guru, diakunya sudah dilakukan oleh pihaknya.
Diungkapkan Dadang, lima tahun lalu di sekolahnya sempat muncul indikasi siswa yang terpapar radikalisme. Hal tersebut dibuktikan dengan sang siswa tidak mau mengikuti upacara bendera dan enggan menghormati bendera merah putih.
"Ini muncul sebelum isu radikalisme kencang terdengar. Saat itu kami sampai memanggil orang tuanya karena anak itu setiap ke sekolah berkopiah dan menggunakan sendal dan enggan menggunakan sepatu," ungkapnya.
Setelah pihaknya melakukan penelusuran, sang siswa menurutnya kemungkinan besar sudah terpapar radikalisme sehingga langsung memberikan pemahaman kepadanya agar memahami falsafah negara Indonesia.
"Kalau sekarang Alhamdulillah kita tidak menemukan lagi ke arah radikalisme. Semua guru dan siswa memiliki pemahaman yang sama soal NKRI," katanya.
Ia menyebut bahwa saat menemukan adanya siswa yang terpapar radikalisme, maka wajib dilakukan pembinaan. Hal tersebut menurutnya harus dilakukan karena seluruh warga memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan sesuai dengan undang-undang.
"Kalau radikal ini kan versinya BNPT, mereka lebih paham. Kalau dalam hal pendidikan, siapapun juga memiliki hal yang sama, apapun alirannya, agamanya," tutupnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun sekolah berasrama dan pondok pesantren tidak terlepas dari potensi terjadinya perilaku menyimpang oleh pelajar.
Baca SelengkapnyaMuhadjir juga mengingatkan agar guru dan pimpinan sekolah senantiasa mengedukasi siswa dan siswi tentang buruknya praktik perundungan.
Baca SelengkapnyaKapolres Siak AKBP Asep Sujarwadi mengingatkan kepada pemilih pemula untuk tidak terpengaruh informasi hoaks
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaHeru Budi mengatakan, kepala sekolah bertanggung jawab terkait keamanan peserta didik di sekolah.
Baca SelengkapnyaJika orang tua berlaku curang, sama saja telah mendidik anaknya untuk menjadi koruptor
Baca SelengkapnyaHeru mengimbau siswa fokus belajar serta menaati peraturan sekolah.
Baca SelengkapnyaPungutan atau infak pembangunan musala itu dilakukan pada tahun 2022. Dari total 534 siswa, 460 di antaranya sudah membayar.
Baca SelengkapnyaGubernur Sumut Edy Rahmayadi baru saja melantik 10 Kepala Sekolah SMA/SMK. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pesan tegas.
Baca SelengkapnyaAyo Rukun merupakan akronim dari Aksi Gotong Royong Berantas untuk Kekerasan dan Perundungan.
Baca SelengkapnyaDisdik DKI Jakarta telah melaksanakan rapat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait cleansing guru honorer.
Baca SelengkapnyaJokowi khawatir dengan kasus bullying yang terjadi akhir-akhir ini
Baca Selengkapnya