Seorang Pasien Covid-19 di Tasikmalaya Meninggal Usai Terpeleset saat Isolasi
Merdeka.com - Seorang pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 yang tengah diisolasi di Rusunawa UNS (Universitas Negeri Siliwangi) Kota Tasikmalaya, Kamis (26/11) meninggal dunia akibat terpeleset saat menuruni tangga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat memastikan bahwa pasien tersebut meninggal dunia akibat terpeleset. "Di Rusunawa itu kan ada kegiatan olahraga pagi. Setelah olahraga, pasien itu terpeleset di tangga dan berakibat fatal," ujarnya.
Sebelum dinyatakan meninggal, kata Uus, pasien tersebut sempat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas, namun nyawanya tidak bisa terselamatkan. Pasien tersebut pun akhirnya dipulasaran sesuai dengan protokol kesehatan.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
“Hasil uji usap terakhir pasien masih belum diketahui. Sebelumnya, pasien sempat menjalani isolasi di RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya selama 10 hari. Lantaran gejala yang dialami telah bisa diatasi, pasien akhirnya dipindahkan ke Rusunawa Unsil,” katanya.
Pasien tersebut, diungkapkannya, setelah dinyatakan meninggal dunia tidak diotopsi karena pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah. Oleh karena itu ia pun tidak bisa memastikan penyebab meninggalnya pasien, karena di lokasi kejadian tidak ditemukan bercak darah.
"Tidak ada luka besar. Kebetulan pasien itu juga obesitas, jadi ada kemungkinan lain sebab meninggalnya. Karena kalau dilihat dari luka tak ada yang parah," tutup Uus.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengacara menduga ada kelalaian yang dilakukan petugas jaga saat itu.
Baca SelengkapnyaKejadian berawal saat korban duduk main handphone di tembok jembatan saluran air.
Baca SelengkapnyaJenazah korban ditemukan saat tetangga mencium aroma busuk dari rumah BT.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut sebelumnya mengalami kecelakaan sehingga terluka di bagian perut belakang, karena terkena golok milik korban.
Baca SelengkapnyaPenumpang itu sempat dilarikan ke RSCM, namun sudah terlambat.
Baca SelengkapnyaSaat pihak kepolisian hendak mengevakuasi, ternyata sang driver terbangun dari tidurnya di atas motornya.
Baca SelengkapnyaDriver Ojol Dikira Meninggal Padahal Tidur, Polisi Datang Bawa Kantong Mayat
Baca SelengkapnyaSeorang anggota KPPS di Tangerang Selatan, Pedrik (37) meninggal dunia setelah sempat dirawat di rumah sakit.
Baca Selengkapnya