Sopir Bus SMK Lingga Kencana Kecelakaan di Subang Minta Maaf: Ini Musibah, Bukan Kehendak Saya
Saat ini, sopir bus SMK Lingga Kencana masih mendapat perawatan intensif di RSUD Subang.
Sopir bus berinisial SAD (50) yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok meminta maaf atas kecelakaan yang terjadi di Subang.
Sopir Bus SMK Lingga Kencana Kecelakaan di Subang Minta Maaf: Ini Musibah, Bukan Kehendak Saya
Sopir bus berinisial SAD (50) yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok meminta maaf atas kecelakaan yang terjadi di Subang. Saat ini, dia masih mendapat perawatan intensif di RSUD Subang.
SAD membawa Bus Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Ciater, Subang, Sabtu (11/5). Dia mengatakan bahwa musibah ini tidak pernah dia inginkan karena tugasnya adalah membawa kembali penumpang pulang.
"Untuk para korban yang saya bawa, keluarganya saya mohon maaf sebesar-besarnya karena kejadian ini semua tidak ada yang mau, ini musibah," ucap dia, Minggu (12/5).
Dia meminta maaf sebab telah membuat penumpang dari rombongan pelajar asal Depok meninggal dunia atau mengalami luka ringan dan berat. SAD berulang kali menyampaikan permohonan maafnya.
"Saya mohon maafkan saya yang telah tidak ada keluarganya saat saya bawa, ada yang luka berat atau ringan atau meninggal. Saya mohon maaf yang sebesar-sebarnya semua ini tidak kehendak saya sendiri," kata dia.
Terpisah, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan mengatakan, peristiwa ini masih dalam penyelidikan.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada penetapan tersangka.
“Apabila hasil penyelidikan mengarah ke tersangka, seperti contoh pengusaha (bus), itu kita juga akan terapkan pasal terkait pengusaha yang mungkin ada kelalaian dan sebagainya, bisa dijadikan tersangka, ini sangat memungkinkan,”
terang dia.
merdeka.com
Selain itu, dia mengatakan bahwa jalur yang dilalui masuk kategori rawan karena kecelakaan tidak hanya sekali terjadi.
Oleh karena itu, pihaknya akan menggelar Forum Group Discussion (FGD) untuk pembenahan dan menekan potensi kecelakaan berulang.
“(Jalur) ini adalah blank spot, sering terjadi kecelakaan di sini, kemudian kita nanti ada FGD setelah ini, setelah olah TKP, setelah penyelidikan. Nanti kita akan memberikan rekomendasi,”
“Salah satunya masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu, atau mungkin seperti (jalan) diperlebar dan sebagainya, itu semua akan kita tuangkan di fokus grup diskusi, sehingga kita berikan rekomendasi kepada pemerintah untuk masalah jalan ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, SAD mengungkapkan detik-detik kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 11 orang itu. Dia mengatakan, kecelakaan itu terjadi akibat rem blong.
Sebelum kecelakaan, SAD singgah di warung makan di kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat.
Saat makan, dirinya sempat diingatkan bahwa kondisi bus mengalami rem blong. Namun, SAD tak menyebut siapa yang mengingatkan dirinya.
"Saat itu sudah saya perbaiki, sudah semua saya sampai panggil montir, kemudian dicek, aman, saya lanjutkan," kata dia, Minggu (12/5).
Merasa sudah aman, SAD kembali melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah perjalanan, rem bus kembali bermasalah hingga akhirnya tidak berfungsi. Kerusakan itu rupanya merambat ke bagian perseneling.
"Jadi saya mau masuk gigi susah, kalau sudah ada angin abis itu masuk gigi jadi susah,"
pungkas dia.
merdeka.com
SAD mengaku tak tinggal diam saat bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana itu lagi-lagi rusak. Dia mencari jalur darurat. Namun, tak ditemukan.
Setelah tak menemukan jalur darurat, SAD berupaya memperlambat laju bus. Upaya ini tak berhasil lagi. Dia kemudian membanting stir bus ke arah kanan untuk menghentikan laju bus.
"Saat buang kanan, mobil terbalik. Saya enggak tahu buang ke kanan ada motor. Karena ada motor sekitar sampai 5. Saya terusin terus ada korban 1," imbuhnya.
Singkat cerita, bus yang tidak terkendali tersebut baru dapat berhenti ketika menabrak salah satu tiang listrik. Nahasnya, bukan cuman pengendara motor yang menjadi korban. Tapi penumpang bus yang dikemudikannya.