Spanduk Presiden Megawati di Korsel tuai hujatan
Merdeka.com - Spanduk "Selamat datang Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri di Busan Indonesia Centre!" yang terpasang di depan pintu pusat informasi wisata dan bisnis Indonesia di Kota Busan, Korea Selatan pada Selasa (13/10) menjadi perbincangan hangat masyarakat Tanah Air. Penyebutan Mega sebagai Presiden menjadi polemik karena sedianya Indonesia kini dipimpin Joko Widodo.
Heboh soal spanduk ini bermula saat netizen mengingatkan KBRI Seoul, lewat akun Twitternya @siturtm. Dia menyindir KBRI yang memasang spanduk untuk acara lawatan Megawati pada (18/10) mendatang, "Sungguh terlalu," tulisnya.
Penyataan serupa juga muncul dari akun facebook Arkian Damaris. Dia berpendapat Megawati tidak perlu ditulis dengan embel-embel Presiden. "Karena sekarang Presiden Republik Indonesia adalah Joko Widodo," kritiknya.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Kenapa Megawati terkenal? Performa gemilang dan kecantikan di Korea, jadi perbincangan! Bikin Bangga Indonesia Pasalnya pevoli putri asal Jember yang saat ini bergabung dengan tim Red Sparks, Korea Selatan ini, menunjukan performanya dalam mencetak poin di lapangan menuai banyak pujian Pada dua permainan sebelumnya, Megawati mendapatkan MPV usai mencetak 31 poin dan membawa kemenangan untuk timnya.
-
Kapan Megawati lahir? Megawati Hangestri lahir pada 20 September 1999 di Jember, Jawa Timur.
-
Dimana Megawati lahir? Lahir di Jember Megawati, seorang atlet berbakat, lahir di Jember, Jawa Timur.
-
Siapa Megawati Hangestri? Megawati tampaknya mengubah gaya kesehariannya dengan mengenakan blazer, meskipun biasanya ia lebih suka memadukan celana bahan dengan kaos.
-
Apa gaya Megawati sehari-hari? Gaya Megawati sehari-hari yang kerap terlihat begitu. Mengenakan kaus dengan lengan panjang yang dilipat. Simpel dan santai.
Ada pula akun yang justru menjadikan gambar ini ejekan untuk Presiden Jokowi. Megawati, selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, setahun terakhir dituding politikus oposisi lebih dominan dalam pengambilan kebijakan politik dibanding RI-1. "Korea Selatan sudah tahu kenyataan yang sebenarnya :)" tulis akun @SalamehHamzah.
Pro kontra di sosial media sosial spanduk itu ditanggapi beragam pula oleh politikus di Senayan. Seperti Politikus Gerindra, Asril Hamzah Tanjung.
Dia menilai seharusnya Presiden Joko Widodo tersinggung dengan spanduk itu. Sebab, kata dia, seharusnya spanduk tersebut bertuliskan 'Selamat datang mantan Presiden Indonesia Megawati Soekarnoputri'.
"Kalau itu mantan Presiden betul. Karena dia bukan Presiden. Salah itu yang betul itu selamat datang mantan Presiden. Seharusnya Jokowi tersinggung," ujar Asril di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/10) kemarin.
Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri menegur KBRI Seoul yang salah menulis spanduk tersebut. "Deplu harus cek gimana itu. Masa ada acara tidak dicek dulu. Itu harus cek. Mungkin Deplu yang harus proses ya," tambah Wakil Ketua Komisi I DPR ini.
Senada dengan Asril, Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa juga menilai pemasangan spanduk tersebut merupakan sebuah bentuk sikap dari warga Korea Selatan yang menganggap Megawati sebagai Presiden RI.
Sebab, kata Desmond, mantan Presiden ke 5 itu pernah mengutarakan bahwa dirinya lebih tinggi dari seorang Presiden saat pidato di Kongres PDIP beberapa waktu lalu.
"Itu simbolisasi bahwa masyarakat Korea menganggap Megawati lebih berkuasa ketimbang Jokowi atau ini memang mereka paham bahwa psikologis Megawati dia sebagai Presiden. Seperti pidato dia di PDIP dulu. Bahwa dia merasa seperti Presiden," ungkap Desmond di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/10) lalu.
Pihak Istana sendiri belum mengomentari soal itu. Kabar terakhir menyebut, spanduk itu sudah diganti. Sebab, KBRI Seoul sudah meminta untuk direvisi.
"KBRI Seoul telah meminta pemilik gedung untuk memperbaiki spanduk tersebut dengan penyebutan Presiden RI ke-5," seperti dikutip dari keterangan tertulis itu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang membuat berita tidak sesuai.
Baca SelengkapnyaSampai Tanya Puan, Megawati Heran Revisi UU MK Dikebut saat DPR Reses
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menantang wartawan yang menyebutnya bodoh, saat peresmian Kebun Raya Mangrove di Surabaya, Rabu (26/7)
Baca SelengkapnyaKetua DPD PDIP Bali, Wayan Koster, mengaku tidak mengetahui soal adanya spanduk sindiran terhadap Gibran
Baca SelengkapnyaPenuh emosional, Megawati menegaskan saat ini dirinya menjadi provokator.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati Soekarnoputri berulang kali menyebut Presiden Jokowi sebagai petugas partai.
Baca SelengkapnyaKetum PDIP Megawati bebrapi-api saat pidato menyinggung soal penguasa saat ini.
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaMegawati menyoroti konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca Selengkapnya